Trust Me (FF Request) – Part 1

Trust Me (FF Request) – Part 1

Author : Choineke

Title : Trust Me

Cast : Cho Kyuhyun, Park Min Hyo (OC)

Sub cast : Choi Jihee (OC), Park Sanghyun (Thunder)-Mblaq, Park Chanyeol-EXO K, Cho Ahra

Genre : Romance

Length : Chapter

Rating : PG-15

Note : oke ini ff request dari salah satu reader disini, namanya Poppy Lodaya. Semoga suka ya 😀 happy reading all^^

Author POV

-London, Inggris-

Minhyo merapatkan selimut yang dipakainya saat merasakan udara dingin menyapanya di pagi hari. Mata itu masih menutup dengan erat karena rasa kantuk yang kian kentara. Langit di luar sana tampak mendung dan terdengar rintikan hujan yang tidak terlalu deras.

“NOONAAAAAAA!!!” Pintu kamar Minhyo terbuka lebar dan menampilkan seorang namja manis yang berwajah mirip dengannya.

“Noona, ireona!!” Ujar namja itu dengan mengguncang tubuh Minhyo. Minhyo menggeliat kecil dan kembali tidur.

“YAK!! PARK MINHYO BANGUN!!” Jerit namja itu membuat Minhyo merasa tidurnya terganggu.

“Aish jinjja!! Apa yang kau lakukan di kamarku, Park Chanyeol?!” Geram Minhyo dengan suara seraknya.

“Ada yang ingin kusampaikan padamu, noona.” Ujar Chanyeol dengan antusias.

“Nanti saja. Aku masih ingin tidur.” Tolak Minhyo dan kembali menutup matanya.

“Ya noona! Sampai kapan kau akan bermalas-malasan seperti ini?”

“Tidak ada urusannya denganmu. Lagipula aku sekarang sudah lulus kuliah dan aku ingin bersantai.” Sahut Minhyo masih dengan mata terpejam.

“Aigoo,, percuma saja gelar S2 melekat pada namamu. Tetapi kelakuanmu tidak lebih dari seperti anak SD.” Ejek Chanyeol dengan senyum penuh kemenangan. Manakala ia melihat Minhyo membuka matanya dengan lebar dan menatapnya tajam.

“Sebenarnya apa maumu?!” Pekik Minhyo kesal. Chanyeol tersenyum senang.

“Noona harus menemaniku pulang ke Korea!” Ujar Chanyeol masih dengan tersenyum. Minhyo terlonjak duduk dan mengerjapkan matanya berkali-kali.

“Mwoya? Apa maksudmu pulang ke Korea? Kenapa bisa tiba-tiba seperti ini?” Tanya Minhyo bingung.

“Aku akan menjadi trainee SM Entertainment, noona!!”

“MWO?!”

“SM Entertainment!! Apa kau tidak tau itu? Di sana tempat bernaungnya Super Junior!!” Jerit Chanyeol penuh antusias. Minhyo menutup kedua telinganya mendengar suara Chanyeol yang memekakkan telinga. Setelah Chanyeol lebih tenang, Minhyo menjentikkan jarinya di kening Chanyeol. Membuat namdongsaengnya itu meringis kecil seraya mengelus keningnya.

“Apa kau kira aku hidup di jaman batu, huh?! Aku tau apa itu SM Entertainment!! Walaupun kita sudah bertahun-tahun tinggal disini, jangan kau kira aku tidak mengetahui perkembangan di Korea.” Sungut Minhyo kesal.

“Yang menjadi pertanyaanku adalah mengapa kau bisa menjadi trainee di sana?!” Tanya Minhyo bingung.

“Aku mengajukan surat lamaran untuk menjadi trainee di sana, noona. Dan aku diterima! Aku mendapatkan panggilan untuk ke sana.” Jawab Chanyeol.

“Mwo?! Apa mereka tidak salah?”

“Noona!!” Minhyo tertawa senang saat berhasil menggoda adiknya itu.

“Mianhae, aku hanya bercanda. Tetapi kenapa harus aku yang menemanimu pulang? Kenapa tidak Sanghyun oppa? Kalian kan sama-sama laki-laki.”

“Appa dan Sanghyun hyung tidak bisa meninggalkan perusahaan, noona. Kau tau kan perusahaan kita beberapa bulan ini mengalami perkembangan yang pesat. Dan appa tidak mau mengambil resiko dengan meninggalkannya.”

“Kalau begitu kau pulang sendiri saja. Kau itu laki-laki, jadi jangan manja!” Ujar Minhyo membuat Chanyeol mengerucutkan bibirnya.

“Appa yang menyuruhmu untuk menemaniku pulang. Kalau tidak percaya tanyakan saja padanya. Lagipula, bukankah kau bilang ingin bekerja di Korea?”

“Aku memang ingin bekerja di Korea, tetapi bukan untuk sekarang. Aku sedang ingin menikmati masa liburku di London ini! Karena kau sendiri tau sejak kita pindah ke sini, aku selalu sibuk dengan kuliahku.”

“Dan Chanyeol-ah, bagaimana kuliahmu jika kau pulang ke Korea?”

“Appa bilang aku bisa melanjutkan kuliahku di Korea. Appa sudah sangat mendukungku, noona! Ayolah, kau tidak akan tega membiarkanku pulang sendiri, kan?” Bujuk Chanyeol.

“Memangnya kapan kau berencana pulang ke Korea?” Tanya Minhyo.

“Lusa.”

“Mwo?! Kenapa cepat sekali?!”

“Aku hanya di berikan waktu satu minggu untuk datang ke SM, noona. Jika dalam satu minggu aku tidak datang, itu tandanya aku mengundurkan diri.”

“Kau benar-benar menyusahkanku.” Keluh Minhyo.

“Bukankah itu gunanya seorang kakak?” Balas Chanyeol.

“Aish!! Keluar dari kamarku!”

“Apa itu artinya kau akan menemaniku?”

“Apa aku punya pilihan?”

“Yeahhh!! Noona memang yang terbaik.” Puji Chanyeol sembari memberikan ciuman singkat di pipi kiri Minhyo. Setelah itu namja manis itu segera beranjak untuk keluar dari kamar Minhyo.

“Noona mau ku beritahu satu hal?” Tanya Chanyeol saat berdiri di depan pintu kamar Minhyo.

“Apa?”

“Saat bangun tidur, tubuhmu benar-benar bau!”

BRAKKKK!!

“YAKKKK!!!” Minhyo melemparkan bantal ke arah pintu saat mendengar tawa Chanyeol yang menggelegar. Padahal pintu itu sudah tertutup akibat bantingan Chanyeol, tetapi Minhyo tetap melakukannya.

“Dasar adik brengsek!” Maki Minhyo.

 

 

 

“Hyung, lihat mata noona! Dia seperti ingin memakanku.” Ujar Chanyeol pada laki-laki yang duduk di sampingnya di meja makan.

“Kau benar-benar akan mati di tanganku, Park Chanyeol.” Desis Minhyo sembari mengambil tempat duduk di hadapan laki-laki di samping Chanyeol.

“Kalian selalu kekanak-kanakkan.” Ujar laki-laki itu sembari mengoleskan selai coklat pada rotinya. Chanyeol menjulurkan lidahnya seraya mengejek Minhyo.

“Oppa lihat itu! Dia mengejekku!” Adu Minhyo pada kakak laki-lakinya itu.

“Berhenti bersikap kekanak-kanakkan, Minhyo. Dan kau Chanyeol, berhenti bersikap kurang ajar pada kakakmu.” Suara Tuan Park menginterupsi perselisihan kecil antara Minhyo dan Chanyeol.

“Kenapa kau tersenyum, Sanghyun hyung? Senang sekali jika melihatku dan noona di marahi appa.” Gerutu Chanyeol.

“Eish, kapan aku melakukannya?” Elak Sanghyun sembari menggigiti roti buatannya.

“Minhyo-ya, kau temani adikmu pulang ke Korea, eo? Appa sudah membelikan kalian tiketnya untuk berangkat lusa. Appa juga sudah mengurusi masalah tempat tinggal kalian di sana. Kalian akan tinggal di apartement, karena rumah kita di Korea sudah appa jual saat kita memutuskan untuk tinggal di sini.” Ujar Tuan Park panjang lebar.

“Appa tidak apa-apa jika hanya berdua dengan Sanghyun oppa?” Tanya Minhyo sedikit khawatir.

“Kau meragukanku, Hyo-ya?” Sanghyun sedikit tidak terima dengan pertanyaan Minhyo.

“Bukan seperti itu oppa. Kalian sama-sama laki-laki, dan aku tidak bisa membayangkannya jika kalian hanya tinggal berdua. Kau harus mengurusi dirimu sendiri juga keperluan appa.” Jelas Minhyo.

“Appa bisa mengurusi diri appa sendiri. Apa kau pikir appa sudah sangat tua hingga harus kalian yang mengurusnya?”

“Tapi-”

“Appa akan lebih khawatir jika Chanyeol pulang sendiri ke Korea. Bisa-bisa saat kembali ke London ia membawa gadis yang sedang hamil besar.” Ujar Tuan Park.

“Appa!!!”

“Hahahaha……” Tawa Minhyo dan Sanghyun terdengar bersautan pagi itu.

“Hyung! Noona! Diamlah!!” Chanyeol menekuk wajahnya melihat kedua kakaknya tampak sangat senang menertawainya.

“Appa keterlaluan. Apa aku sebrengsek itu? Aishh,, benar-benar.” Tuan Park hanya tersenyum tipis mendengar keluhan anak bungsunya itu.

 

~~~

 

“Jangan membuat ulah selama di Korea. Jika memang ingin menjadi penyanyi, fokuslah dalam trainingmu dan jangan menyusahkan noonamu. Dan jaga dia.” Pesan Sanghyun pada Chanyeol saat mereka berada di airport.

“Aku tau hyung.”

“Baik-baiklah selama di Korea. Jaga Chanyeol baik-baik. Jika ada apa-apa segera hubungi aku. Aku pasti akan langsung ke Korea. Arraseo?” Kali ini Sanghyun memberikan pesannya pada Minhyo.

“Arra oppa. Kau juga jaga dirimu baik-baik. Jangan terlalu banyak bekerja. Dan jaga appa. Perhatikan makannya dan semua keperluannya.” Balas Minhyo. Sanghyun mengangguk, ia mengelus kepala Minhyo dan mencium keningnya.

“Appa jaga diri baik-baik, eo?”

“Ne. Kalian juga baik-baiklah di Korea.” Tuan Park memeluk Minhyo sebentar dan mencium keningnya. Ia juga melakukan hal yang sama pada Chanyeol.

“Kami berangkat.” Ujar Chanyeol dan segera melangkah meninggalkan Sanghyun dan Tuan Park.

Tuan Park memesankan tiket VIP untuk kedua anaknya itu. Minhyo dan Chanyeol sampai di pesawat dan mencari tempat duduk mereka.

“Aku duduk disini!” Ujar Chanyeol dan segera mengambil tempat di dekat jendela.

“Chanyeol itu tempatku!!”

“Siapa cepat dia dapat noona!” Chanyeol memberikan senyum liciknya pada Minhyo.

“Harus berapa banyak sabar aku menghadapimu.” Gumam Minhyo dan segera duduk di samping Chanyeol.

 

 

 

“Wajahmu benar-benar pucat, Kyuhyun-ah. Apa kita tunda saja kepulangan kita agar kau bisa istirahat sehari?”

“Tidak usah hyung. Aku baik-baik saja. Di dalam pesawat nanti aku bisa tidur. Perjalanan dari sini ke Korea memakan waktu cukup lama. Kurasa itu cukup.”

“Kau yakin?”

“Ne, hyung. Kajja.”

“Makanya kau harus memikirkan kesehatanmu saat liburan sekalipun. Ini pasti karena kau kurang istirahat. Selama satu minggu London, kau selalu pergi keluar.” Kyuhyun tersenyum tipis mendengar ocehan orang yang di panggilnya hyung itu.

“Susah payah kita mendapat liburan, Siwon hyung. Bagaimana mungkin aku menyia-nyiakannya dengan berdiam diri di rumah?” Balas Kyuhyun.

“Kau memang keras kepala.” Desis Siwon. Kyuhyun dan Siwon memang habis berlibur bersama ke London. Jadwal Super Junior memang sangat padat beberapa bulan ini. Dan di saat manajer mereka mengatakan bahwa mereka memiliki waktu libur selama seminggu, para member segera memutuskan untuk pergi liburan. Siwon dan Kyuhyun memutuskan untuk ke London bersama dan tanpa member yang lain. Karena member yang lain sudah memiliki rencana sendiri.

“Di sana tempat duduk kita.” Kata Siwon sembari menunjuk tempat tepat di belakang seorang gadis dan seorang namja. Tiba-tiba tubuh Kyuhyun limbung dan hampir jatuh.

“Kyunhyun-ah, gwenchana?” Tanya Siwon khawatir.

“Kepalaku pusing sekali, hyung. Perutku juga mual.” Jawab Kyuhyun.

“Lebih baik segera duduk.” Siwon membantu Kyuhyun berjalan untuk sampai di tempat duduk mereka. Tinggal sedikit lagi mereka sampai ditujuan, saat tiba-tiba tubuh Kyuhyun benar-benar tidak kuat berjalan dan jatuh berlutut di samping seorang gadis. Dan yang lebih parahnya lagi, Kyuhyun memuntahkan seluruh isi perutnya di paha gadis itu. Gadis yang tidak lain dan tidak bukan adalah Park Minhyo.

“YAAA!!” Jerit Minhyo murka.

“Aish jinjja!! Apa yang kau lakukan??” Tanya Minhyo emosi.

“Maafkan teman saya aggashi. Dia sedang sakit.” Ujar Siwon merasa bersalah.

“Temanmu yang sakit kenapa aku yang kena imbasnya? Lihat celanaku kotor!!”

“Bukankah bisa dibersihkan di toilet?” Ujar Kyuhyun dengan susah payah.

“Astaga.. Enak sekali kau bicara. Bukannya minta maaf!” Sungut Minhyo bertambah marah.

“Bukankah kalian Siwon dan Kyuhyun Super Junior?” Ujar Chanyeol tiba-tiba. Minhyo menatap Chanyeol.

“Benar! Kalian member Super Junior!” Chanyeol tampak tersenyum senang. Untung saja saat itu para penumpang VIP belum memasukki pesawat. Hanya ada mereka berempat di sana.

“Kenalkan, hyung. Aku Park Chanyeol, calon trainee di SM Entertainment.”

“Eh? Benarkah?” Siwon tampak terkejut. Chanyeol mengangguk pasti.

“Berarti kita bisa sering bertemu.” Ujar Siwon dengan tersenyum.

“Apa ini saat yang tepat untuk berkenalan??!” Desis Minhyo menahan emosinya. Kyuhyun menyeka mulutnya yang sehabis muntah dan berdiri tegak dengan bantuan Siwon.

“Kenapa kau sangat mempermasalahkan ketidaksengajaan ini? Tidak bisakah kau ke toilet saja dan membersihkannya?” Tanya Kyuhyun yang mulai kesal.

“Mwoya? Kau yang salah dan kau yang marah?” Minhyo tersenyum sinis.

“Noona sudahlah. Kyuhyun hyung tidak sengaja.” Bisik Chanyeol.

“Dia noonamu?” Tanya Kyuhyun tampak tidak percaya.

“Ne hyung. Dia noonaku. Namanya Park Minhyo.”

“Cih! Benar-benar berbeda denganmu. Bagaimana mungkin kau memiliki noona seperti ini?” Cibir Kyuhyun.

“Ya!! Apa maksudmu noona seperti ini?!” Tanya Minhyo tidak terima. Kyuhyun hanya tersenyum mengejek dan segera duduk di belakang Minhyo.

“Maafkan temanku sekali lagi, Minhyo-ssi.” Ujar Siwon dan kemudian duduk di samping Kyuhyun atau tepatnya di belakang Chanyeol. Minhyo mengepalkan tangannya dan meniup poninya beberapa kali seraya menahan emosi.

“Noona tenanglah. Lebih baik kau segera ke toilet dan bersihkan celanamu.” Ujar Chanyeol. Minhyo menoleh ke belakang dan menatap Kyuhyun tajam. Setelah itu ia segera berjalan menuju toilet. Kyuhyun tersenyum tipis dan memperhatikan Minhyo yang akhirnya hilang di balik toilet.

“Menarik.” Gumamnya.

 

~~~

 

-Incheon, Korea Selatan-

Minhyo, Chanyeol, Kyuhyun dan Siwon berjalan bersama keluar dari pesawat. Tepatnya Kyuhyun dan Siwon berjalan di belakang Minhyo dan Chanyeol. Kedua kakak beradik itu tampak menghirup udara segar negara Korea.

“Ahh segarnya..” Ucap Chanyeol sembari merentangkan kedua tangannya. Perjalanan dari London menuju Korea yang memakan waktu belasan jam cukup membuat tubuh mereka sedikit pegal.

“Kalian akan kemana setelah ini?” Tanya Siwon.

“Kami akan ke apartement, hyung. Appa sudah menyiapkan apartement untuk kami.” Jawab Chanyeol.

“Kapan kau akan ke SM Entertainment?” Giliran Kyuhyun yang bertanya.

“Besok hyung. Aku tidak bisa mengundur-undur waktu. Aku takut mereka mengira aku mengundurkan diri.”

“Mau pergi bersama?” Tawar Siwon.

“Eo? Tidak usah, hyung. Nanti merepotkan. Aku bisa pergi sendiri. Lagipula aku tau di mana gedung SM.” Tolak Chanyeol.

“Baiklah kalau seperti itu.”

“Ayo kita segera ke apartement.” Ujar Minhyo kepada Chanyeol.

“Ne, noona. Hyung, kami duluan ya.” Pamit Chanyeol. Kyuhyun dan Siwon mengangguk. Minhyo dan Chanyeol hampir beranjak saat tiba-tiba Kyuhyun bersuara.

“Dasar tidak sopan! Paling tidak katakan sampai jumpa.” Ujarnya sembari melirik sinis pada Minhyo. Minhyo yang mendengar itu segera berkacak pinggang.

“Siapa yang lebih tidak sopan? Kau atau aku? Lupakah dengan apa yang kau lakukan padaku di pesawat?” Balas Minhyo.

“Ya! Kenapa kau membahas itu terus? Tidak bisakah kau lupakan saja?”

“Karena kau belum meminta maaf padaku, aku tidak akan pernah melupakannya!”

“Kau-”

“Sudahlah, Kyuhyun-ah. Kalian menjadi tontonan orang.” Bisik Siwon sembari memperhatikan sekitar. Minhyo dan Kyuhyun ikut memperhatikan keadaan sekitar dan seketika terdiam.

“Sudahlah, ayo kita pulang Chanyeol.” Ujar Minhyo sembari menggandeng tangan Chanyeol menjauhi Kyuhyun dan Siwon. Kyuhyun terus memperhatikan punggung Minhyo sembari tersenyum kecil. Siwon yang berdiri di sebelahnya dibuat bingung.

“Kyuhyun-ah..”

“Ne?”

“Kau menyukai Minhyo?”

“Mwo?!”

“Terlihat sekali dari matamu.”

“Benarkah?” Kyuhyun tampak tidak percaya.

“Jadi benar?” Siwon membulatkan matanya. Kyuhyun tersenyum tipis.

“Bukankah dia sangat menarik, hyung?” Ujar Kyuhyun.

“Terserah kau saja. Ayo kita pulang ke dorm.” Ajak Siwon.

“Kau duluan saja, hyung. Aku akan menemui Jihee terlebih dahulu.” Tolak Kyuhyun.

“Pantas saja Jihee tergila-gila padamu.”

“Mwo?!”

“Kau saja tidak peduli dengan tubuhmu yang kurang sehat. Kau utamakan bertemu dengannya.”

“Kau tau dia sangat berharga untukku, hyung.”

“Arraseo, pergilah. Setelah itu segera ke dorm.” Pesan Siwon. Kyuhyun mengangguk singkat dan segera pergi dari hadapan Siwon untuk mencari taksi.

 

 

 

Kyuhyun segera turun dari taksi saat sampai di sebuah rumah yang cukup mewah. Dipandanginya sebentar rumah itu sebelum akhirnya melangkah mendekati pintu rumah dan menekan bel. Pintu rumah terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya yang sangat Kyuhyun kenal.

“Annyeong ahjumma..” Sapa Kyuhyun sopan.

“Kyuhyun-ah.. Kau sudah pulang dari London?” Tanya wanita itu.

“Ne, ahjumma. Aku baru sampai dari London dua jam yang lalu. Dan aku langsung ke sini. Apa Jihee ada?”

“Ada, dia ada di kamarnya. Langsung ke sana saja.” Ujar wanita yang merupakan ibu jihee.

“Baiklah. Aku permisi ke atas dulu, ahjumma.”

“Ne.” Kyuhyun segera memasuki rumah mewah itu dan meluncur ke lantai dua. Sesampainya di sebuah kamar dengan pintu bercatkan merah muda dan bertuliskan ‘Jihee’s room’, Kyuhyun segera membuka pintu itu.

“Eomma jangan menganggu tidurku.” Ujar Jihee dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Kyuhyun yang mendengar itu kontan tersenyum geli. Dihampirinya ranjang di mana Jihee berada, dan duduk di tepinya.

“Ya, pemalas!!” Kyuhyun mengguncang kuat tubuh Jihee. Jihee terlonjak kaget dan segera duduk di atas kasur.

“Oppa?!” Pekik Jihee.

“Aish jangan berteriak.” Keluh Kyuhyun.

“Ini benar-benar kau oppa? Aku tidak bermimpi, kan?” Tanya Jihee dengan wajah bodoh. Kyuhyun kembali di buat tersenyum geli dengan tingkah Jihee.

“Kau pikir aku siapa?” Tanya Kyuhyun balik. Jihee tersenyum senang dan langsung memeluk Kyuhyun.

“Aku sangat merindukanmu, oppa…” Ujarnya manja.

“Aku juga merindukanmu..” Balas Kyuhyun sembari mengelus puncak kepala Jihee.

“Oppa kapan pulang?” Tanya Jihee setelah melepaskan pelukannya.

“Aku baru sampai dua jam yang lalu. Dan langsung kesini.” Jawab Kyuhyun.

“Benarkah? Sepertinya kau sangat merindukanku.” Goda Jihee. Kyuhyun menyentil pelan dahi Jihee.

“Dasar anak kecil.” Cibir Kyuhyun.

“Bawa oleh-oleh untukku tidak?”

“Ada. Tapi aku titipkan pada Siwon hyung. Nanti kita ke dorm saja.”

“Arraseo..” Ujar Jihee sembari menatap Kyuhyun intens.

“Kenapa melihatku seperti itu?” Tanya Kyuhyun risih.

“Aku benar-benar merindukanmu, oppa. Tidak bisakah hari ini menghabiskan waktu berdua denganku?” Pinta Jihee dengan wajah memelas. Kyuhyun tersenyum kecil.

“Aku benar-benar lelah, Hee. Besok saja bagaimana?” Kyuhyun menawarkan. Jihee mengerucutkan bibirnya, namun sesaat kemudian ia mengangguk.

“Anak pintar. Sekarang kita ke dorm saja.” Ajak Kyuhyun.

“Arra. Tunggu aku di bawah, oppa. Aku mau mandi dulu.”

“Cih, dasar jorok.”

 

 

 

Minhyo dan Chanyeol tidak dapat menutupi rasa kagumnya saat melihat apartement yang sudah disiapkan oleh Tuan Park untuk mereka. Apartement yang jauh dari kata sederhana tampak menarik perhatian mereka.

“Woah, jinjja! Appa benar-benar tau apa yang kita inginkan..” Ujar Chanyeol kagum.

“Apartement sebesar ini, siapa yang akan membersihkannya?” Gumam Minhyo.

“Tentu saja kau, noona! Kau itukan perempuan.” Sahut Chanyeol.

“Mwo?! Keterlaluan! Memangnya kalau kau laki-laki tidak bisa membersihkannya?” Protes Minhyo.

“Noona kan tau kalau aku harus training. Aku tidak punya waktu untuk membersihkan apartement.” Kilah Chanyeol.

“Aish, lebih baik kau diam saja bocah! Kau membuatku sakit kepala.” Geram Minhyo.

“Noona, aku lapar. Buatkan aku makanan.” Pinta Chanyeol seperti anak kecil.

“Jinjja, Park Chanyeol! Kita baru saja sampai di apartement. Dan kau tau apa yang aku rasakan karena kau juga merasakannya. Aku lelah sekali. Pesan saja makanan untuk diantar kesini.”

“Iya. Iya. Tidak usah marah-marah, noona. Cerewet sekali.” Keluh Chanyeol.

“Cih!”

“Oh ya, ternyata member Super Junior baik-baik ya, noona. Aku kira mereka sombong.”

“Kita belum terlalu mengenal mereka, Chanyeol-ah. Siapa tau mereka hanya berpura-pura ramah. Lagipula, aku tidak suka dengan yang namanya Cho Kyuhyun itu. Sangat tidak sopan.”

“Sepertinya Kyuhyun hyung tertarik padamu.” Cetus Chanyeol asal.

“Sekolahkan mulutmu itu, Chanyeol. Jangan asal bicara.” Desis Minhyo.

“Sudahlah, aku lelah berdebat denganmu noona. Aku mau istirahat saja.” Ujar Chanyeol dan segera berlalu dari hadapan Minhyo. Minhyo menghela nafas dan mau tidak mau memikirkan kata-kata Chanyeol. Kyuhyun tertarik padanya? Minhyo menggelengkan kepalanya. Ia bertekat tidak mau berurusan kembali dengan orang yang menurutnya sangat tidak sopan itu.

 

~~~

 

“Noona mau kemana?” Tanya Chanyeol saat melihat Minhyo sudah berpakaian rapi.

“Aku mau mencari kerja. Daripada aku berdiam diri di apartement besar ini. Aku takut jadi gila.” Jawab Minhyo.

“Kita berangkat bersama saja, noona.” Ajak Chanyeol.

“Baiklah. Tapi sekarang kau sarapan saja dulu. Aku sudah membuatkan makanan untuk kita.” Ujar Minhyo. Chanyeol mengangguk.

“Eum, masakanmu semakin lama semakin mirip dengan masakan eomma.” Puji Chanyeol.

“Benarkah? Ahh, aku senang sekali mendengarnya.” Ujar Minhyo.

“Ne, noona. Benar-benar mirip. Kalau begini aku jadi sangat merindukan eomma.” Wajah Chanyeol berubah sedih.

“Sudahlah, Chanyeol-ah. Eomma sudah tenang di atas sana. Aku tau kau merindukannya, karena akupun merasakannya. Tetapi kita tidak boleh larut dalam kesedihan seperti ini. Eomma akan sedih nanti.”

“Aku tau, noona.”

“Aku akan selalu memasakan makanan untukmu, agar rasa rindumu pada eomma dapat terobati.”

“Jeongmal?” Chanyeol tampak sangat senang.

“Ne. Aku janji.” Ujar Minhyo sembari tersenyum.

Minhyo dan Chanyeol berangkat bersama keluar dari apartement. Mereka menaiki taksi karena tidak memiliki kendaraan pribadi di Korea. Minhyo mengantarkan Chanyeol terlebih dahulu ke gedung SM. Setelah itu, baru ia berkeliling mencari pekerjaan. Minhyo menghentikan taksinya ketika sampai di sebuah hotel mewah. Ia memasukki lobby hotel dan menemui receptionistnya.

“Selamat siang, agasshi. Ada yang bisa kami bantu?” Tanya receptionist itu ramah.

“Ah begini, saya ingin melamar kerja disini. Dengan siapa saya harus bertemu?” Balas Minhyo dengan ramah.

“Kebetulan yang bertanggung jawab itu itu adalah Manager Cho. Saya bisa mengantarkan Anda ke ruangannya.”

“Baiklah.” Minhyo bersama receptionist itu berjalan beriringan menuju ruangan seseorang yang disebut Manager Cho itu. Receptionist itu mengetuk pintu sebuah ruangan, dan tak berapa lama terdengar sahutan dari dalam.

“Ada yang ingin melamar kerja, Ahra-ssi.” Ujar receptionist itu setelah membuka pintu ruangan itu.

“Baiklah, kau bisa meninggalkan kami berdua.” Balas seseorang yang dipanggil Ahra itu. Minhyo masuk ke dalam ruangan itu dan duduk di hadapan Ahra, setelah sang pemilik ruangan mengizinkannya.

“Kenalkan, saya Cho Ahra.” Ujar Ahra memperkenalkan diri.

“Park Minhyo imnida.”

“Benarkah Anda ingin melamar kerja disini?”

“Ya, benar sekali.”

“Bisa saya lihat data diri Anda, Minhyo-ssi?” Pinta Ahra ramah.

“Ya, tentu saja.” Balas Minhyo tak kalah ramah. Minhyo menyerahkan sebuah map yang sudah dibawanya kepada Ahra. Ahra tampak serius membaca apa yang terdapat di dalam map itu. Selagi menunggu, Minhyo memperhatikan keadaan di sekitar ruangan Ahra. Terdapat beberapa foto Ahra yang menurut Minhyo sangat cantik.

“Jadi, Anda ingin mendaftarkan diri di bagian administrasi?” Tanya Ahra memastikan. Minhyo mengangguk pasti.

“Anda tidak tertarik untuk menjadi manager?” Tanya Ahra lagi.

“Ne? Manager?”

“Iya. Setelah saya melihat data yang Anda bawa, rasanya sangat disayangkan jika menempatkan Anda pada bagian itu. Sedangkan ada posisi lain yang lebih cocok untuk Anda.”

“Benarkah? Apa Anda tidak berlebihan?” Minhyo tampak merendah.

“Tentu saja benar. Anda lulusan S2 di London. Jika mau, kemungkinan Anda bisa mendapatkan posisi sebagai CEO langsung.”

“Mwo?? CEO?” Minhyo tampak terkejut. Ahra tersenyum kecil sembari mengangguk.

“Tapi untuk di hotel ini, saya tidak mungkin menempatkan Anda sebagai CEO. Karena kami sudah mempunyai CEO.” Ujar Ahra dengan tertawa renyah. Minhyo ikut tertawa.

“Jadi, Anda tertarik untuk menjadi manager? Saya bisa menerima Anda langsung.”

“Apa saya tidak perlu melakukan test?” Tanya Minhyo ragu.

“Dilihat dari riwayat pendidikan Anda, saya sudah sangat yakin akan kemampuanmu.” Jawab Ahra pasti.

“Ah baiklah kalau begitu. Saya bersedia menjadi manager hotel ini.”

“Anda bisa langsung bekerja besok.” Ujar Ahra.

“Terima kasih, Ahra-ssi. Saya tidak akan melupakan kebaikan Anda.”

“Jangan berlebihan, Minhyo-ssi. Dan tidak perlu seformal itu. Saya rasa umur kita tidak jauh berbeda.”

“Anda juga bersikap formal pada saya.” Balas Minhyo sembari tertawa.

“Baiklah, umurmu berapa?” Tanya Ahra.

“Aku kelahiran 88, bagaimana denganmu?”

“Ah kita berbeda 2 tahun. Aku kelahiran 86.”

“Kalau begitu aku akan memanggilmu eonnie. Ahra eonnie, otte?”

“Baiklah. Teman?” Ahra mengulurkan tangannya.

“Teman.” Sahut Minhyo sembari menyambut uluran tangan Ahra.

“Jam berapa besok aku mulai bekerja?” Tanya Minhyo.

“Datanglah ke hotel pukul 8 pagi dan temui aku. Aku akan menjelaskan semua pekerjaanmu.” Jawab Ahra.

“Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu, eonnie.”

“Ya, silahkan.”

 

 

 

Minhyo menghela nafas lega di dalam taksi. Ia sudah mendapatkan pekerjaan, dan sudah dipastikan tidak akan mati kebosanan selama di Korea. Belum lagi ia juga mendapatkan teman baru yang bisa menemaninya selama di Korea. Minhyo mengeluarkan ponselnya dari dalam tas saat merasakan getaran. Dilihatnya nama Chanyeol yang disana.

“Yoboseo.”

Noona, kau dimana?

“Aku sedang di jalan. Ada apa?”

Noona bisakah kau membereskan pakaianku di apartement?

“Mwo? Untuk apa?”

Selama training aku harus menginap di sebuah dorm. Dan itu di mulai hari ini. Kurasa aku tidak sempat untuk pulang ke apartement. Bisakah antarkan pakaianku ke gedung SM?

“Ya!! Kau meninggalkanku sendirian di apartement?”

Maafkan aku, noona. Tapi ini diluar kuasaku.

“Ah kau benar-benar keterlaluan, Chanyeol-ah.” Keluh Minhyo.

Noona jangan seperti itu. Aku pasti akan usahakan pulang seminggu sekali.” Bujuk Chanyeol.

“Arraseo. Aku akan mengantarkan baju-bajumu.”

Gomawo, noona.TREK. Kali ini Minhyo menghela nafas kecewa. Ia bukan takut tinggal sendiri di apartement, hanya saja apartement itu terlalu besar untuk ditinggali sendiri.

Setelah sampai di apartement, Minhyo segera memasuki kamar Chanyeol dan mengemas pakaian adik laki-lakinya itu. Tidak hanya pakaian, Minhyo pun memasukkan barang-barang yang mungkin diperlukan oleh Chanyeol. Seperti PSP putih kesayangan Chanyeol. Setiap sebelum tidur, Chanyeol biasanya akan memainkan PSP itu hingga akhirnya mengantuk dan tertidur.

“Apa lagi, ya?” Gumam Minhyo sembari melihat sekeliling. Setelah dirasanya semua cukup, Minhyo segera menarik koper yang membawa pakaian-pakaian Chanyeol keluar dari apartement dan segera menuju gedung SM.

 

 

 

Seluruh member Super Junior tampak sedang serius latihan sore itu. Seluruh tubuh dibasahi oleh keringat yang bercucuran dengan deras. Eunhyuk, Donghae, Shindong, dan Kyuhyun yang mempunyai posisi sebagai lead dance terlihat bersungguh-sungguh meliukkan badan mereka mengikuti irama lagu.

“Istirahat dulu sebentar.” Ujar Shindong yang terlihat kelelahan. Member yang lain mengangguk setuju dan segera mendudukan diri mereka seraya menetralkan nafas.

“Apa kalian sudah tau kalau akan ada boyband baru keluaran SM Entertainment?” Tanya Yesung memulai pembicaraan.

“Aku pernah mendengarnya.” Timpal Leeteuk.

“Apa mungkin salah satu membernya adalah adik Minhyo?” Tanya Siwon sembari menyenggol lengan Kyuhyun. Kyuhyun hanya menaikkan bahunya seolah tidak peduli.

“Wae? Kau tampak tidak tertarik mendengar nama Minhyo. Bukakah kemarin kau bilang dia menarik?” Tanya Siwon bingung.

“Aku hanya sedang lelah, hyung. Jadi tidak bersemangat membicarakan Minhyo atau siapapun.” Jawab Kyuhyun.

“Minhyo? Siapa Minhyo?” Tanya Eunhyuk yang mendengar pembicaraan Siwon dan Kyuhyun.

“Tanyakan saja pada Kyuhyun.” Ujar Siwon acuh.

“Siapa dia, Kyuhyun-ah. Apa kekasihmu? Lalu bagaimana dengan Jihee?” Kali ini suara Donghae yang terdengar penasaran.

“Jangan berpura-pura bodoh, hyung. Berapa kali kukatakan bahwa Jihee sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Aku menyayanginya sebagai adik, tidak lebih. Lagipula Minhyo itu bukan kekasihku.” Ucap Kyuhyun.

“Lalu siapa?” Desak Donghae

“Hanya gadis yang tidak sopan.” Sahut Kyuhyun.

“Tetapi Kyuhyun-ah, bukankah Jihee sangat menyukaimu? Tidak bisakah kau membuka hatimu untuknya?” Kyuhyun menatap Yesung dengan tajam saat pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

“Jangan sekali-kali mengatakan itu dihadapan Jihee, hyung. Aku tidak mau menyakitinya. Sampai kapanpun hatiku akan tetap sama.” Kata Kyuhyun sembari beranjak dari duduknya.

“Kau mau kemana?” Tanya Sungmin saat melihat Kyuhyun hendak keluar dari ruang latihan.

“Mencari udara segar. Jika kalian mau mulai latihan, silahkan saja. Aku akan menyusul.” Kyuhyun segera keluar dari ruang latihan setelah mengatakan itu.

 

 

 

“Semua pakaianmu sudah aku bawakan. Yang ada di apartement hanya tinggal sedikit. PSPmu juga kubawakan.” Ujar Minhyo sembari memberikan koper yang dibawanya kepada Chanyeol.

“Gomawo, noona. Kau tau sekali aku sangat membutuhkan PSP itu.”

“Cih!”

“Oh ya, aku akan debut sebagai member boyband, noona. Dan mereka bilang, itu dalam waktu 3 bulan lagi.”

“Jinjja? 3 bulan lagi? Woah, itu sebentar lagi, Chanyeol-ah. Kau akan menjadi artis!! Apa nama boybandmu?” Tanya Minhyo antusias.

“Akan kuberitahukan nanti.” Jawab Chanyeol yang mampu membuat Minhyo penasaran.

“Aish.. Ah, Aku juga sudah mendapatkan pekerjaan tadi.” Ujar Minhyo.

“Benarkah? Dimana?”

“Aku bekerja sebagai manager di Pearl Hotel.”

“Manager? Noona kau tidak bercanda? Bagaimana mungkin kau bisa langsung menjadi manager?” Chanyeol tampak tidak percaya.

“Akupun sempat tidak percaya, Chanyeol-ah. Tetapi perempuan bernama Cho Ahra yang bekerja disana mempercayaiku bekerja sebagai manager.”

“Woah, kau benar-benar hebat. Selamat, noona! Aku benar-benar bangga padamu.” Puji Chanyeol. Minhyo tersenyum malu.

“Lebih baik aku pulang sekarang, ya. Kau baik-baiklah selama training. Jangan membuat masalah. Kabari aku jika terjadi sesuatu. Arraseo?”

“Arraseo, noona. Maaf sekali lagi karena aku tidak bisa menemani noona selama di Korea. Jaga diri noona baik-baik. Noona juga harus mengabariku jika terjadi sesuatu.”

“Aku tau. Kembalilah latihan. Aku akan segera pulang.”

“Ne, noona. Annyeong.”

“Annyeong.” Minhyo tersenyum sembari memperhatikan punggung Chanyeol yang akhirnya menghilang di belokan. Minhyo menghela nafas sebentar sebelum akhirnya berbalik untuk pulang.

“KYAAAAAAAA!!!” Minhyo tidak dapat menutupi keterkejutannya saat tiba-tiba melihat seseorang berdiri di belakangnya dengan wajah dinginnya. Tubuh Minhyo hampir terjungkal kebelakang kalau saja seseorang yang sedang menatapnya itu tidak segera menarik lengannya. Namun sepertinya tarikan itu terlalu kencang hingga akhirnya keduanya terjatuh dilantai dengan posisi Minhyo menindih orang itu.

CHU~~

Mata keduanya membulat sempurna saat dengan tidak sengaja kedua benda lunak milik mereka saling bersentuhan dengan sangat intim.

~~~

–To Be Continued–

66 thoughts on “Trust Me (FF Request) – Part 1

Leave a reply to caca Cancel reply