Forbidden Love – Part 7

PhotoGrid_1458277802299

Author

Choineke

Title

Forbidden Love

Cast

 Choi Siwon, Choi Yongri (OC)

Other cast

Lee Jonghyun-CN BLUE, Jeon Jungkook-BTS, Choi Minho-Shinee (Yongri’s Brother), Choi Jinhyuk (Yongri’s Father)

Genre

Sad Romance

Length

Chapter

Rating

PG-15

 

Kau adalah dosa terindah di dalam hidupku. –Choi Siwon

—–

Author POV

–Flashback–

Siwon berjalan mendekati Minjae dan menatap gadis itu dengan pandangan yang bercampur aduk. Siwon tidak tau bagaimana perasaannya sekarang. Terlebih saat wanita itu menyebutkan kata ‘anak’. Siwon seperti tidak tau harus berbuat apa. Dia ingin meminta penjelasan lebih pada Minjae. Hanya saja, Siwon sangat takut sekarang. Mungkin dulu, saat dia masih bersama Minjae, Siwon ingin sekali anak itu hadir dalam kehidupan mereka. Namun sekarang, setelah dia memulai semuanya dengan Yongri, Siwon tidak lagi menginginkan kehadiran anak itu. Tetapi jika anak itu memang benar-benar ada, Siwon tidak tau apa yang harus dilakukannya.

“Aku sangat rindu padamu, oppa.” Kata Minjae manja. Gadis itu memeluk Siwon dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Siwon. Melingkarkan tangannya di sekeliling punggung Siwon. Siwon mengangkat tangannya seperti hendak membalas pelukan wanita itu. Namun terjadi keraguan dalam hati Siwon. Hingga akhirnya yang dilakukan laki-laki itu adalah melepaskan pelukan Minjae.

“Kenapa? Kau tidak rindu padaku?” Ujar Minjae sedih.

“Dimana anakku?” Tanya Siwon. Minjae tersenyum tipis dan duduk di atas sofa. Meletakkan salah satu kakinya di atas kaki yang lain. Walaupun Minjae memakai long dress, tetapi terdapat belahan tinggi pada long dress tersebut pada bagian bawahnya. Sehingga memperlihatkan pahanya yang putih mulus dan terlihat halus. Wajar saja, Minjae adalah seorang model yang dituntut untuk merawat dirinya.

“Minjae-ssi..” Panggil Siwon mencoba menuntut jawaban darinya.

“Kenapa? Kau terlihat tegang sekali, oppa.” Kata Minjae.

“Kau berbohong padaku. Kau bilang bahwa kau akan menggugurkan anak itu demi karier modelmu!” Ucap Siwon menahan kesal. Minjae mengangguk-anggukkan kepalanya dengan pelan.

“Tadinya aku memang ingin menggugurkan bayi di dalam kandunganku. Tetapi tiba-tiba saja aku berubah pikiran.” Balas Minjae dengan santai. Berbeda sekali dengan Siwon yang saat ini sedang berusaha mengontrol emosinya.

“Dimana dia?” Tanya Siwon lagi.

“Dia berada jauh dari Korea.” Jawab Minjae.

“Dimana tepatnya?” Siwon sangat ingin tau.

“Aku tidak akan dengan mudah memberitahumu, oppa. Setelah kau dengan teganya membiarkanku membesarkan anak itu sendirian.” Balas Minjae dengan wajah sedih.

“Kau yang ingin mengkahiri semuanya saat itu! Aku hanya menuruti keinginanmu!” Kata Siwon membela diri.

“Well, memang seperti itu. Tetapi seharusnya kau tidak pergi begitu saja. Kalau kau memang mencintaiku dan menginginkan anak itu, kau seharusnya bertahan, oppa!” Ujar Minjae.

“Aku tau kau memang tidak menginginkannya dari awal. Terbukti saat aku ingin menggugurkannya, kau menerimanya begitu saja.” Lanjut Minjae.

“Brengsek! Kau tau bahwa aku sangat menginginkan anak itu melebihi apapun! Aku ingin hidup bersama kalian di rumah yang telah dengan susah payah aku bangun!!” Bentak Siwon meluapkan emosinya. Minjae tersenyum sinis dan berdiri dari duduknya. Menghampiri Siwon dan mengusap dada laki-laki itu.

“Tidak perlu emosi seperti itu, oppa. Aku tau akan hal itu.” Bisik Minjae. Siwon tidak memperdulikan ucapan Minjae. Laki-laki itu sibuk mengendalikan emosinya. Mengingat ia sangat ingin tau dimana keberadaan anaknya saat ini. Jika ia memancing emosi Minjae, kemungkinan dia untuk bertemu anaknya akan semakin kecil.

“Kita bisa mewujudkannya sekarang.” Kata Minjae sembari mendongak menatap Siwon. Mencoba menggapai bibir Siwon. Baru sebentar bibir keduanya menempel, Siwon langsung menjauhkan dirinya.

“Laki-laki atau perempuan?” Tanya Siwon.

“Maksudmu?” Minjae terlihat tidak mengerti.

“Anakku.” Jelas Siwon.

“Eo? Ohh,, di–dia laki-laki.” Jawab Minjae sembari membasahi tenggorokkannya yang tiba-tiba terasa kering.

“Katakan dimana dia. Aku akan segera menemuinya.” Ucap Siwon.

“Jika kau menikahiku, aku akan mempertemukanmu dengannya.” Kata Minjae menawarkan.

“Apa?!” Siwon terlihat tidak percaya.

“Aku ingin memulai semuanya lagi, oppa. Aku masih sangat mencintaimu. Aku ingin hidup bersama denganmu. Selamanya.” Minjae menggenggam tangan Siwon. Siwon melepaskan genggaman tangan Minjae dan menjauh dari wanita itu. Membelakanginya dengan kedua tangan di pinggang.

“Semuanya tidak lagi sama.” Ujar Siwon pelan.

“Apanya yang tidak sama? Kita memang sudah sama-sama lebih dewasa sekarang. Tetapi bukankah perasaan kita tetap sama?” Ujar Minjae.

“Semuanya tidak lagi sama, Minjae-ya.” Ulang Siwon. Minjae menghampiri Siwon dengan tergesa dan mencengkram jas laki-laki itu.

“Apa maksudmu, oppa? Katakan padaku apa maksudmu?!”

“Aku tidak bisa menikah denganmu.” Kata Siwon.

“Tetapi kenapa? Kau tidak ingin bertemu dengan anakmu?” Tanya Minjae.

“Aku sangat ingin bertemu dengannya. Katakan saja dimana dia.” Jawab Siwon.

“Tidak! Aku tidak akan mempertemukanmu dengannya jika kau tidak menikahiku!” Sahut Minjae dengan memundurkan tubuhnya.

“Aku mempunyai hak atas anak itu, Kim Minjae. Aku ayahnya!” Balas Siwon.

“Tidak ada bukti apapun bahwa kau ayahnya. Kita tidak pernah menikah dan hak asuh anak itu atas namaku.”

“Kim Minjae!!”

“Nikahi aku dan kau akan bertemu dengannya. Tetapi jika kau tidak mau menikahiku, jangan harap kau akan bertemu dengannya.” Ancam Minjae. Ia menyambar tasnya dan berniat untuk pergi dari ruangan Siwon. Saat dirinya sudah mencapai pintu, Minjae membalikkan badannya.

“Apa yang kau pikirkan saat kau memutuskan untuk mengencani anak dari sahabatmu sendiri, oppa?” Tanya Minjae sinis. Siwon menatap Minjae dengan matanya yang melebar. Tidak menyangka jika Minjae tau dia dan Yongri adalah sepasang kekasih.

“Apa kau pikir Jinhyuk oppa akan membiarkanmu begitu saja?”

“Itu urusanku.”

“Baiklah, terserah kau saja. Tetapi perlu kau ingat satu hal. Kau tidak akan pernah bertemu dengan anak yang sangat kau inginkan itu jika kau tetap mengencani gadis itu dan menelantarkanku begitu saja.” Kata Minjae dan segera benar-benar keluar dari ruangan Siwon.

“BRENGSEK!!!” Teriak Siwon sembari meninju udara.

–Flashback End–

 

Siwon menghela nafas setelah selesai menceritakan kejadiannya saat bertemu dengan Minjae di kantor tadi. Tepatnya saat Yongri meninggalkan mereka berdua saja di ruangan laki-laki itu. Yongri memejamkan matanya dan airmata mengalir begitu saja dari sudut matanya. Posisinya yang saat ini berada di dalam pelukan Siwon, tidak berarti membuat Siwon tidak mengetahui bahwa gadis itu menangis. Siwon mengetahuinya saat merasakan kemejanya terasa dingin seperti terkena tetesan air.

“Cita-cita Minjae dari dulu adalah ingin menjadi seorang Model. Aku merupakan salah satu orang yang membantu untuk mewujudkan cita-citanya saat itu.”

“Saat aku mengatakan ada seorang teman yang mengetahui tentang rumahku saat itu, Minjae adalah orangnya. Rumah itu sengaja aku bangun untuk hidup bersama dengannya.”

“Beberapa kali kami tidur bersama dan saat itu aku sangat siap jika suatu saat Minjae hamil. Karena aku sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam hidupku.”

“Kenapa kau tidak menikahinya terlebih dahulu saat itu?” Tanya Yongri memotong cerita Siwon.

“Aku sangat ingin menikahinya saat itu. Tetapi Minjae belum ingin menikah karena kariernya sebagai seorang model baru saja dimulai. Hingga akhirnya dia hamil dan memutuskan untuk menggugurkan kandungannya agar tidak mengganggu kariernya. Aku sangat marah saat itu. Karena aku tidak mau dia membunuh calon anakku. Berkali-kali aku meyakinkan dirinya bahwa aku akan bertanggung jawab dan membantu untuk membangun kariernya kembali. Namun dia menolaknya dengan mentah dan lebih memilih untuk mengakhiri segalanya. Termasuk hubungannya denganku.”

“Aku sangat mencintainya saat itu, Yongri-ya. Sekalipun tidak pernah terpikir untuk berpisah dengannya. Saat ia memutuskan untuk meninggalkanku, aku sangat terpukul hingga rasanya ingin mati saja. Tetapi Jinhyuk membantuku untuk kembali bangkit dan mencoba untuk melupakan Minjae. Namun itu tidak semudah yang aku bayangkan. Makanya aku belum membuang semua barang-barang yang berhubungan dengannya. Hal itu juga yang menyebabkanku tidak menikah sampai sekarang. Karena aku sangat takut ditinggalkan kembali.”

Siwon mengeratkan pelukannya pada Yongri dan mencium puncak kepala gadis itu. Mengusap lengan dan punggung Yongri dengan perlahan. Siwon ingin Yongri tau bahwa laki-laki itu sangat takut Yongri meninggalkannya. Siwon tau dia sangat menyakiti Yongri dengan kehadiran Minjae dan anaknya tentu saja. Walaupun Siwon tidak dengan sengaja melakukannya. Namun tetap saja Siwon bertanggung jawab atas kesakitan yang dirasakan gadis itu sekarang.

“Jangan menangis.” Bisik Siwon.

“Bagaimana mungkin aku tidak menangis saat mengetahui bahwa kekasihku mempunyai anak dari wanita lain?!” Sahut Yongri kesal.

“Tetapi aku tidak akan menikahi Minjae. Aku janji.” Kata Siwon tegas. Yongri melepaskan pelukan Siwon dan mengubah posisinya menjadi duduk. Mengusap airmatanya dan menatap Siwon dengan matanya yang bengkak.

“Jika begitu, kau tidak akan pernah bertemu dengan anakmu.” Ujar Yongri. Siwon ikut mengubah posisinya menjadi duduk dan memegang kedua bahu Yongri.

“Aku akan mencari cara untuk bertemu dengan anakku.” Kata Siwon yakin. Yongri menundukkan kepalanya dan airmatanya kembali mengalir. Siwon yang melihatnya semakin merasa bersalah terhadap gadis itu.

“Bagaimana ini, ahjussi?” Bisik Yongri.

“Ada apa?” Tanya Siwon pelan.

“Appa akan semakin tidak merestui hubungan kita.” Jawab Yongri.

“Jangan terlalu memikirkannya. Aku berjanji akan membuat semuanya baik-baik saja. Cukup percaya padaku, Yongri-ya.” Kata Siwon. Yongri menatap Siwon dengan airmatanya yang tidak mau berhenti.

“Aku–takut. Aku takut tidak bisa melewati ini semua, ahjussi.” Ujar Yongri dengan sesegukan. Siwon menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Mendekapnya dengan erat untuk membuat Yongri merasa nyaman.

“Dengarkan aku baik-baik. Apapun yang terjadi, aku akan memperjuangkanmu dan tidak akan pernah meninggalkanmu.” Janji Siwon dan dibalas anggukan kepala oleh Yongri.

——

Siwon memarkirkan mobilnya tepat di depan pagar rumah Jinhyuk yang telah tertutup. Mengingat hari sudah semakin larut. Laki-laki itu menoleh dan menemukan Yongri yang tertidur di dalam mobil. Terlihat sangat lelah sekali dengan wajah yang pucat dan mata yang membengkak. Siwon mengusap pipi Yongri dengan perlahan. Ia ingin sekali menggendong gadis itu dan membawanya masuk ke dalam rumah. Tapi Siwon tau dia tidak bisa melakukannya. Dengan sangat terpaksa Siwon mengguncang pelan tubuh Yongri untuk membangunkannya.

Yongri melenguh pelan sebelum akhirnya membuka mata. Mengusap matanya yang terasa berat. Sebelum akhirnya menatap sekeliling saat merasakan mobil tidak lagi berjalan. Yongri menemukan wajah Siwon yang terlihat dekat dengannya dan sedang menatapnya dengan ekspresi datar.

“Masuklah.” Kata Siwon pelan.

“Apa kau akan menemui ahjumma itu setelah ini, ahjussi?” Tanya Yongri dengan suaranya yang serak. Siwon tersenyum kecil dan mengusap kepala Yongri.

“Tidak. Aku akan kembali ke apartement dan pergi tidur. Ini sudah sangat malam sekali.” Jawab Siwon.

“Baiklah kalau begitu.” Ujar Yongri dan hendak membuka pintu, namun tiba-tiba gadis itu mengurungkan niatnya. Yongri kembali menatap Siwon yang sedang menatapnya dengan bingung sekarang. Yongri tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada Siwon dan menyatukan bibir mereka. Melumat bibir Siwon dengan tergesa dan seperti tidak ada hari esok. Membuat Siwon mematung karena terkejut dengan apa yang dilakukan gadis itu sekarang. Selama ini Siwon–lah yang selalu menciumnya terlebih dahulu.

Keterkejutan Siwon tidak bertahan lama, karena setelahnya Siwon menahan kepala belakang Yongri dan memiringkan kepalanya. Membalas setiap lumatan yang diberikan Yongri padanya. Ciuman mereka sangat jauh dari kata lembut.  Keduanya sama-sama memejamkan mata mereka. Terlihat sangat menikmati apa yang sedang mereka lakukan sekarang.

Beberapa saat kemudian Siwon melepaskan bibirnya dari bibir Yongri. Menyatukan kening Yongri dengan keningnya sendiri. Nafas keduanya terengah-engah dan saling bersahut-sahutan. Mata keduanya masih sama-sama terpejam. Yongri merasa kecewa saat Siwon menghentikan kegiatan mereka barusan. Pasalnya gadis itu masih ingin meluapkan perasaannya pada Siwon melalui ciuman itu.

“Jangan–membuatku hilang kendali.” Kata Siwon masih terengah.

“Aku bersedia memberikan seorang anak untukmu, ahjussi.” Kata Yongri membuat Siwon membuka matanya dan menatap gadis itu dengan tatapan tidak percaya. Apa yang baru saja diucapkan oleh Yongri?

“Aku bersedia mengandung anakmu.” Ucapnya lagi.

“Aku tidak akan melakukannya sebelum kita mendapatkan restu dari Jinhyuk.” Kata Siwon tegas.

“Jika aku hamil, mau tidak mau appa akan merestui kita, ahjussi. Dia tidak akan tega membiarkan cucunya lahir tanpa seorang ayah.” Ujar Yongri yakin.

“Aku bilang tidak, Yongri-ya.”

“Tapi–”

“Masuklah. Pembicaraanmu semakin melantur.” Siwon mengalihkan pandangannya dari Yongri. Laki-laki itu tidak mau pembicaraan ini terus berlanjut.

Yongri menatap Siwon dengan pandangan kecewa. Bukan karena ia berpikiran mesum atau apapun saat mengucapkan kata-kata tadi. Ia hanya ingin membuat Siwon bahagia karena Siwon sepertinya sangat menginginkan seorang anak. Wajar saja karena Siwon adalah laki-laki dewasa yang pasti mempunyai mimpi menjadi seorang ayah. Yongri sangat bersedia mewujudkan itu. Apalagi mengingat mungkin saja Jinhyuk akan merestui mereka jika Yongri hamil. Sayangnya Siwon menolak itu dan membuat Yongri sangat kecewa sekarang. Gadis itu menghela nafas panjang sebelum akhirnya membuka pintu mobil untuk pulang ke rumah.

“Aku masuk dulu.” Ucapnya lesu. Siwon tidak menanggapi dan hanya menatap Yongri yang berjalan dengan pelan memasuki rumahnya.

——

Rumah dalam keadaan gelap saat Yongri menapakkan kakinya di sana. Tentu saja ia sudah bisa menebak bahwa penghuni rumah telah terbang ke alam mimpi. Hanya dirinya saja yang masih betah berkeliaran dan pulang ketika malam semakin larut. Yongri berjalan perlahan untuk menaiki tangga dan menuju kamarnya. Namun langkah gadis itu terhenti saat tiba-tiba saja lampu di rumah itu menyala dengan terang. Yongri segera mendongak dan memastikan bahwa semua lampu memang telah menyala. Yongri menatap sekitar dan menemukan Jinhyuk sedang menatapnya tajam.

Yongri menelan salivanya yang tiba-tiba terasa sekeras batu. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Jantungnya berdegup dengan sangat-sangat kencang. Yongri memang sering pulang malam. Tetapi tidak pernah semalam ini. Ia sangat yakin bahwa Jinhyuk akan marah padanya saat ini. Terlihat sekali dari tatapan matanya yang seperti ingin memakan Yongri.

“A–appa..” Gumamnya. Jinhyuk berjalan mendekati Yongri. Masih dengan tatapannya yang tajam. Ia memang ingin sekali memarahi anak bungsunya itu. Apalagi saat mendengar cerita dari Taehwan. Jinhyuk yakin Yongri telah membohonginya selama ini.

“Darimana?” Tanya Jinhyuk saat telah berada tepat di depan Yongri. Yongri ingin sekali memundurkan sedikit tubuhnya. Namun ia merasa kakinya seperti dipaku, sehingga tidak bisa bergerak.

“I–tu–”

“Pergi bersama Jungkook?” Tanya Jinhyuk. Dengan kaku Yongri menganggukan kepalanya. Membuat Jinhyuk semakin geram menatap gadis itu.

“Siapa yang mengajarimu berbohong, Choi Yongri?!” Jinhyuk menahan suaranya untuk tidak berteriak. Ia tidak mau membangunkan Minho, Keiko dan pelayan di rumah itu.

“A–appa…”

“Hari ini aku bertemu dengan Taehwan. Dia mengatakan padaku bahwa Jungkook akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktu di rumah daripada denganmu. Sedangkan kau mengatakan padaku bahwa kau selalu pergi dengan Jungkook. Sudah pintar berbohong, huh?!”

“Aku bisa jelaskan, appa..”

“Apa kau menimbulkan masalah lagi?!”

“Tidak, appa! Sungguh.”

“Lalu kenapa kau berbohong?” Tuntut Jinhyuk. Yongri benar-benar memutar otaknya untuk mengarang jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh Jinhyuk. Gadis itu tidak menyangka jika ayah Jungkook akan menemui ayahnya. Ya, mereka memang berteman, Yongri tau itu.  Tetapi tidak terpikir olehnya bahwa kedua laki-laki paruh baya ini akan membicarakan dirinya dan Jungkook. Yongri benar-benar ingin menghilang saja saat ini, sehingga ia tidak perlu menjelaskan apapun pada Jinhyuk.

“Selama ini appa tidak mengizinkanku bergaul dengan laki-laki lain, selain Jungkook. Aku hanya ingin mendapatkan banyak teman, appa. Aku berbohong hanya karena takut appa marah jika tau aku tidak pergi bersama Jungkook.” Yongri memulai cerita bohongnya.

“Siapa laki-laki yang pergi bersamamu? Kekasihmu?” Tanya Jinhyuk menelisik.

“Bu–bukan. Hanya teman biasa. Teman di kampusku.” Jawab Yongri dan menundukkan kepalanya. Tidak berani menatap mata Jinhyuk.

“Kau tidak membohongiku lagi, kan?” Selidik Jinhyuk.

“Tidak, appa.” Kata Yongri pelan.

“Baiklah kalau begitu. Besok malam kita akan makan malam bersama dengan keluarga Jungkook. Pastikan kau tidak pulang terlambat, apalagi tidak datang.” Pesan Jinhyuk. Yongri menatap Jinhyuk dengan pandangan bingung.

“Makan malam bersama? Memangnya besok ada acara apa, appa? Tidak biasanya kita makan malam bersama mereka.” Ucap Yongri.

“Ada yang harus appa dan Taehwan katakan padamu dan Jungkook. Makanya kau harus datang. Mengerti?” Yongri mengangguk untuk menanggapi ucapan Jinhyuk walaupun dipikirannya saat ini masih dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.

“Sekarang tidurlah. Ini sudah sangat malam. Aku tidak akan mengizinkan kau pulang selarut ini lagi.” Kata Jinhyuk tegas. Yongri hanya menghela nafas panjang dan mulai menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

——

Ingat, nanti malam kita akan makan malam bersama keluarga Jungkook. Jangan pulang terlambat.

Pesan Jinhyuk tadi pagi terus terngiang di kepala Yongri. Yongri tidak tau apa yang sebenarnya ingin disampaikan ayahnya nanti malam. Dan Yongri pun tidak tau harus bersikap seperti apa nanti malam saat bertemu dengan keluarga Jungkook. Pasalnya sekarang gadis itu sedang berada di situasi yang tidak enak bersama Jungkook. Ia yakin rasanya akan canggung sekali.

Yongri menghela nafas dan mengedarkan pandangannya ke jalanan Seoul. Pagi ini ia terpaksa menaiki bus untuk ke Inha University. Siwon tidak bisa menjemputnya karena ada rapat penting pagi ini. Sedangkan Yongri tidak mungkin meminta Minho mengantarnya ataupun meminta Jungkook menjemputnya. Gadis itu pun akhirnya terpaksa berangkat lebih pagi agar tidak terlambat sampai di kampus.

Yongri turun dari bus saat sudah sampai di halte terdekat Inha University. Ia masih harus berjalan kaki lagi untuk sampai di kampusnya tersebut. Benar-benar melelahkan untuknya. Namun biarpun begitu, Yongri terus melanjutkan langkahnya. Saat sudah sampai di Inha University, Yongri dapat melihat mobil Jungkook yang melaju di sampingnya. Mobil itu tidak berhenti sama sekali dan pengemudi di dalamnya tampak tidak peduli dengan dirinya. Yongri hanya dapat menghela nafas panjang. Ia yakin Jungkook pasti masih marah padanya karena memutuskan untuk berpacaran dengan Siwon. Sama seperti Minho yang juga seperti tidak memperdulikannya.

Ketika menginjaknya kakinya di kelas, Yongri dapat melihat Jungkook yang sudah menempati bangku yang biasa didudukinya. Dengan memainkan ponsel di tangan kanannya. Yongri yang biasa duduk di samping Jungkook–pun mendekati laki-laki itu sebelum akhirnya meletakkan tasnya di atas meja dan menduduki kursinya. Yongri menoleh dan menemukan Jungkook yang lagi-lagi tidak terpengaruh dengan kehadirannya.

“Jungkook-ah..” Panggil Yongri.

“Hmm?” Sahut Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

“Hari ini keluargamu akan makan malam di rumahku, kan?” Tanya Yongri memastikan. Jungkook hanya menganggukan kepalanya.

“Ayahku bilang ada sesuatu yang ingin dia sampaikan pada kita. Apa kau tau apa itu?” Tanya Yongri lagi.

“Aku tidak tau.” Jawab Jungkook singkat. Yongri hanya menganggukkan kepalanya dan memilih untuk diam. Dia tau Jungkook sepertinya sedang tidak ingin di ajak bicara. Akhirnya gadis itu hanya menundukkan kepalanya sembari menghela nafas beberapa kali. Berharap agar kelasnya pagi itu cepat selesai agar dia dapat bertemu Siwon. Hanya Siwon yang dapat menghilangkan kesedihannya karena diacuhkan oleh orang-orang yang disayanginya. Yongri tidak tau bahwa saat ini Jungkook sedang menatapnya dengan wajah sendu. Laki-laki itu merasa bersalah karena harus bersikap cuek padanya. Padahal selama ini Jungkook tidak pernah bisa mendiamkan Yongri seperti ini. Tetapi laki-laki itu terpaksa melakukannya, agar Yongri sadar dengan kesalahannya.

——

Siwon mengusap wajahnya dan mencoba fokus pada kertas-kertas di hadapannya. Beberapa kali laki-laki itu menguap lebar hingga sudut matanya berair. Ia benar-benar merasa ngantuk sekarang. Gara-gara kedatangan Minjae dan memikirkan keberadaan anaknya, Siwon tidak bisa tidur semalaman. Belum lagi memikirkan nasib hubungannya dengan Yongri. Pukul 5 pagi Siwon baru bisa memejamkan matanya. Dan dua jam kemudian ia sudah harus kembali terjaga mengingat ada rapat penting yang harus dihadirinya tadi pagi.

Sekarang sudah jam makan siang, dan seharusnya laki-laki itu sudah beranjak dari kursinya untuk mengisi perut yang belum terisi dari semalam. Namun Siwon  merasa tidak semangat sama sekali untuk berdiri apalagi berjalan ke kantin di kantornya. Walaupun perutnya merasa lapar, tapi Siwon tidak memiliki niat untuk makan. Sehingga yang dilakukannya sekarang hanyalah mencoba untuk fokus memeriksa berkas-berkas penting agar tidak merugikan perusahaan apabila ia tidak teliti.

“Masuk.” Siwon bersuara saat mendengar ketukan pintu pada ruangannya. Ia mendongak saat mendengar pintu ruangannya terbuka dan muncul sosok Yongri dari balik pintu. Siwon tersenyum kecil saat melihat kehadiran gadis itu. Membuatnya lebih semangat ketika melihat gadis yang dicintainya itu.

Yongri membalas senyum Siwon dengan cengiran khasnya. Gadis itu langsung duduk di sofa dan membuat Siwon menyusul dan ikut duduk di sampingnya. Siwon mencoba membuat dirinya duduk dengan nyaman. Menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa dan menatap Yongri dengan penuh kelembutan.

“Bagaimana kuliahmu?” Tanya Siwon memulai pembicaraan.

“Seperti biasa. Membosankan.” Jawab Yongri membuat Siwon tersenyum geli.

“Kau sudah makan?” Tanya Siwon lagi.

“Sudah. Bagaimana denganmu, ahjussi?” Tanya Yongri balik.

“Belum. Tetapi aku tidak lapar.” Kata Siwon. Yongri menatap Siwon dengan serius.

“Kau sudah menemukan cara untuk bertemu dengan anakmu?” Tanya Yongri.

“Itu masalahku. Kau tidak perlu memikirkannya.” Ucap Siwon sembari menautkan jari-jarinya dengan jari-jari Yongri.

“Aku ingin membantumu, ahjussi.” Kata Yongri penuh pengertian. Siwon menggeleng pelan.

“Mengetahui bahwa aku memiliki seorang anak sudah pasti membuatmu terluka. Dan aku tidak mau menambah luka itu dengan membiarkanmu membantuku untuk bertemu dengannya.”

“Aku tidak apa-apa, ahjussi.”

“Aku tau bahwa aku adalah pria brengsek. Tetapi aku akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak brengsek saat bersamamu, Yongri-ya. Jadi, biarkan aku menyelesaikan masalahku ini sendiri. Kau bisa membantuku dengan terus berada di sisiku.” Kata Siwon. Mengeratkan genggamannya pada jari-jari Yongri. Yongri kembali tersenyum dan mengangguk pelan. Siwon benar-benar laki-laki luar biasa menurutnya. Walaupun mungkin Siwon memang menyakitinya karena memiliki anak dari hubungan lamanya, setidaknya Siwon selalu memikirkan perasaannya. Siwon tidak ingin perasaan Yongri terus-terusan terluka. Jika seperti itu, apa mungkin ada alasan lain untuk Yongri meninggalkan Siwon? Tentu saja jawabannya tidak ada.

“Apa kau baik-baik saja, ahjussi? Wajahmu terlihat pucat.” Kata Yongri sembari menangkup wajah Siwon dengan tangannya. Siwon tersenyum dan memegang tangan Yongri yang berada di pipinya.

“Aku hanya kurang tidur.” Ucap Siwon menenangkan. Yongri menggeser tubuhnya hingga berada di sudut sofa. Gadis itu merapatkan kedua kakinya yang menjuntai di lantai dan menepuk pahanya pelan sembari menatap Siwon. Membuat Siwon mengerutkan dahinya karena bingung dengan maksud gadis itu.

“Tidur disini.” Ujar Yongri menjelaskan.

“Tetapi aku harus menghadiri rapat.” Kata Siwon.

“Jam berapa?” Tanya Yongri. Siwon menatap jam yang berapa di pergelangan tangannya.

“Satu setengah jam lagi dari sekarang.” Jawab Siwon. Yongri ikut menatap jam yang berada di pergelangan tangannya dan mengangguk mengerti.

“Tidurlah selama satu jam, dan aku akan membangunkanmu nanti.” Yongri memberikan usul.

“Tapi–”

“Hanya satu jam, ahjussi. Ku pastikan kau akan menghadiri rapat itu.” Kata Yongri meyakinkan. Siwon tampak memikirkan usul Yongri. Ia memang sangat tergoda untuk tidur dari tadi. Karena matanya memang terasa sangat berat dan butuh istirahat.

“Baiklah.” Putus Siwon akhirnya. Mulai membaringkan dirinya di atas sofa dengan paha Yongri sebagai bantalnya. Yongri tersenyum dan menunduk untuk menatap Siwon.

“Bangunkan aku satu jam lagi.” Ujar Siwon mengingatkan.

“Aku tau.” Balas Yongri.

“Ceritakan sesuatu.” Kata Siwon sembari memejamkan matanya. Paha Yongri terasa nyaman untuknya. Dan mata Siwon terasa semakin berat.

“Untuk apa?” Tanya Yongri.

“Agar aku cepat tidur.” Jawab Siwon pelan.

“Cerita apa, ya? Hmm.. Ah, ini saja. Dulu sebelum eomma meninggal, eomma sering mengajariku memasak. Tetapi aku sering sekali menolak saat eomma mengajariku memasak. Apa ahjussi tau kenapa?”

“Kenapa?” Suara Siwon semakin terdengar pelan.

“Karena dulu aku selalu berpikir bahwa memasak hanyalah tugas dari seorang pelayan. Saat eomma berkata bahwa aku harus memasak untuk suamiku, aku dengan lantang menjawab bahwa aku akan memperkerjakan banyak pelayan dirumahku dan memasak untukku dan suamiku. Tetapi eomma selalu memaksa dan berkata bahwa suamiku akan berselingkuh jika memiliki istri yang tidak bisa memasak. Aku menjadi takut dan akhirnya memutuskan untuk belajar memasak. Dulu saat aku sudah bisa mempelajari beberapa masakan, aku merasa biasa saja. Tetapi sekarang aku sangat senang karena bisa memasak. Kau tau kenapa?” Yongri kembali bertanya. Namun tidak ada tanggapan apapun dari Siwon. Malah terdengar dengkuran halus dari laki-laki itu. Membuat Yongri tersenyum. Gadis itu menepuk-nepuk pelan dada Siwon agar tidur laki-laki itu semakin lelap.

“Karena aku bisa memasak untukmu.” Bisik Yongri dan memberikan kecupan pelan di kening Siwon.

“Selamat tidur, ahjussi.” Dibelainya dengan pelan kepala Siwon. Siwon memiliki rambut yang halus dan membuat Yongri betah membelainya.

Tak berapa lama Siwon tertidur, Jonghyun masuk ke dalam ruangan Siwon dengan membawa sebuah kantong yang entah berisi apa. Laki-laki itu terlihat sedikit terkejut dengan kehadiran Yongri. Dan yang lebih membuatnya terkejut adalah Siwon yang sedang tertidur di pangkuan gadis itu.

Yongri menaruh telunjuknya di depan bibir sebagai pertanda agar Jonghyun tidak berisik. Jonghyun mengangguk mengerti dan berjalan dengan perlahan. Menaruh kantong yang dibawanya ke atas meja yang berada di hadapan Yongri. Membuat Yongri menatap kantong itu dengan penuh rasa ingin tau.

“Apa itu, oppa?” Tanya Yongri tanpa menghentikan tepukan di dada Siwon.

“Makanan untuk Siwon hyung. Dia belum makan dari semalam.” Jawab Jonghyun. Yongri terlihat terkejut. Wajar saja wajah laki-laki itu terlihat pucat. Selain kurang tidur, dia juga tidak mendapat asupan makanan yang cukup.

“Kau tidak memberinya makan?” Tanya Yongri menuduh Jonghyun. Membuat Jonghyun mendengus.

“Dia sendiri yang tidak mau makan. Jika aku tidak memberinya makan, aku tidak akan membawakan makanan ini.” Kata Jonghyun membela diri.

“Kalian baik-baik saja, kan?” Tanya Jonghyun kemudian. Yongri mengangguk pasti.

“Oh ya, oppa. Rapat yang harus dihadiri Siwon ahjussi nanti, apa tidak bisa di tunda menjadi besok?” Tanya Yongri. Jonghyun membuka buku yang berisi seluruh jadwal Siwon. Membaca isinya dan terlihat berpikir sebentar. Sebelum akhirnya menutup kembali buku tersebut.

“Bisa. Ini hanya rapat dengan dewan direksi saja.” Kata Jonghyun.

“Bisakah kau menundanya hingga besok, oppa? Aku rasa Siwon ahjussi membutuhkan waktu lebih banyak untuk beristirahat.” Pinta Yongri.

“Serahkan semuanya padaku, aku akan mengaturnya. Kau hanya perlu memastikan bahwa hyung memakan habis makanan ini. Aku tidak mau dia pingsan karena kelaparan.” Ucap Jonghyun.

“Tenang saja, oppa.” Sahut Yongri.

“Aku pergi dulu. Jika butuh apa-apa, hubungi aku.” Ujar Jonghyun dan di balas anggukkan kepala dari Yongri. Yongri kembali menatap Siwon dan menghela nafas panjang. Yongri tau kenapa Siwon tidak makan dan kurang tidur. Ini semua pasti karena Siwon memikirkan keberadaan anaknya. Siwon mencoba terlihat tegar di hadapan Yongri. Tetapi laki-laki itu tidak sadar bahwa keadaannya saat ini membuktikan bagaimana dirinya yang sebenarnya. Tetapi Yongri pun tidak akan memaksakan Siwon untuk terlihat lemah dihadapannya. Yongri akan membiarkan Siwon memutuskan untuk seperti apa dia saat dihadapannya.

——

Siwon mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya mata itu terbuka sempurna. Siwon menatap sekeliling dan tersadar bahwa ia tidur di kantornya. Laki-laki itu mendongak dan menemukan Yongri yang juga tertidur dengan kepala terkulai di sandaran kursi. Posisi yang sangat tidak nyaman menurut Siwon. Siwon beranjak dari posisinya menjadi duduk dan merenggangkan otot-otot badannya yang terasa sedikit kaku.

Siwon mendekatkan dirinya pada Yongri. Menarik kepala Yongri dengan perlahan untuk bersandar dibahunya. Siwon menunduk dan tersenyum melihat gadis itu tertidur. Siwon menatap pergelangan tangannya dan matanya membulat sempurna saat tau sekarang sudah pukul berapa. Cepat-cepat laki-laki itu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan hendak menghubungi Jonghyun. Tetapi niatnya tertunda saat melihat ada sebuah pesan pada ponselnya.

From: Jonghyunnie

Hyung, rapat dengan dewan direksi hari ini aku tunda sampai besok. Ini atas permintaan Yongri dan aku setuju karena ku lihat kau sangat membutuhkan istirahat. Habiskan makanan yang sudah aku beli jika kau tidak ingin sakit. Mungkin Yongri sudah memberitahukan semua yang aku sampaikan ini. Jangan marah karena rapat ditunda, ini untuk kebaikanmu.

Siwon mendengus membaca pesan dari Jonghyun. Mereka dengan seenaknya saja menunda rapat. Padahal Siwon hanya membutuhkan tidur sebentar. Tetapi nyatanya laki-laki itu menghabiskan waktu hampir 4 jam hanya untuk tidur. Siwon memasukkan kembali ponsel ke dalam sakunya. Mau marah pun percuma karena semua sudah terjadi. Lagipula Siwon tidak akan bisa marah pada Jonghyun dan Yongri. Keduanya sama-sama berarti untuk hidup Siwon. Dan Siwon tidak akan menghabiskan waktu untuk marah hanya karena masalah kecil.

Siwon menatap kantong yang sepertinya berisi makanan seperti pada pesan Jonghyun. Laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk mengambil kantong tersebut. Namun tetap memastikan Yongri tidak terganggu dengan gerak gerik yang dilakukannya. Setelah ia mampu menjangkau kantong tersebut, Siwon membawanya ke pangkuannya dan mengeluarkan isinya. Perutnya otomatis berbunyi saat melihat makanan yang dibawakan Jonghyun terlihat menggiurkan. Tanpa membuang waktu lagi, Siwon segera memakannya dan menghabiskannya tanpa sisa.

——

Yongri membuka matanya dan langsung merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal. Gadis itu memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk melemaskan otot-otot lehernya yang terasa tegang. Yongri menguap lebar dan tidak berusaha untuk menutup mulutnya. Ia tampak tidak peduli dengan keadaan sekitar atau mungkin ia belum menyadari dimana ia sekarang.

Yongri menolehkan kepalanya ke samping dan terpaku saat melihat sepasang mata tajam yang sedang menatapnya dengan pandangan ngeri. Gadis itu langsung menutup mulutnya dan mengerjapkan matanya berkali-kali untuk mengembalikan kesadarannya. Yongri menatap sekeliling dan langsung tersadar bahwa ia berada di kantor Siwon. Bukan berada di kamarnya. Gadis itu langsung memukul pelan kepalanya dan merutuki apa yang baru saja dilakukannya. Benar-benar memalukan apalagi dilihat oleh kekasihnya.

“A–ahjussi sudah bangun..” Ucapnya sembari menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Mencoba menghilangkan rasa malunya.

“Apa kau selalu seperti itu saat bangun tidur?” Tanya Siwon masih terlihat ngeri saat mengingat apa yang baru saja dilakukan gadis itu. Dengan polosnya Yongri mengangguk pelan. Membuat Siwon mendengus kasar.

“Kau benar-benar sesuatu, Choi Yongri.” Kata Siwon. Sejujurnya laki-laki itu merasa geli melihat kelakukan Yongri saat baru bangun. Menggemaskan karena Siwon dapat melihat sisi asli dari dalam diri Yongri. Tidak dibuat-buat dan Siwon menyukai itu. Sangat.

“Eo? Kau sudah makan, ya?” Yongri melihat makanan yang dibawa Jonghyun sudah habis tak bersisa.

“Bangun tidur aku merasa lapar.” Sahut Siwon.

“Oh ya, rapatmu–”

“Aku sudah tau.” Siwon memotong ucapan Yongri.

“Kau tidak marah, kan?” Tanya Yongri dengan menatap Siwon.

“Sebenarnya aku ingin marah pada kalian. Tapi setelah ku pikir-pikir, marah dengan kalian sama saja dengan membuang tenaga. Kalian pasti akan membantah.” Jawab Siwon santai. Yongri mendengus mendengar jawaban Siwon. Gadis itu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Seketika matanya membulat saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.

“Astaga!” Pekik gadis itu sembari berdiri dari duduknya.

“Ada apa?” Tanya Siwon terdengar cuek.

“Aku harus segera pulang.” Jawab Yongri. Mengambil tasnya dan segera berjalan untuk keluar dari ruangan Siwon. Siwon dengan cepat menyusulnya dan menahan tangan gadis itu yang sudah berada di handle pintu. Membuat Yongri menatap Siwon dengan gusar.

“Aku harus segera pulang, ahjussi.” Ujarnya setengah merengek.

“Aku tau. Tetapi kenapa harus terburu-buru seperti ini?” Sahut Siwon.

“Malam ini keluargaku akan makan malam bersama dengan keluarga Jungkook. Dan appa sudah berpesan agar aku tidak terlambat pulang. Aku rasa sekarang aku sudah terlambat.” Kata Yongri lesu.

“Makan malam bersama keluarga Jungkook?” Suara Siwon terdengar tidak suka.

“Iya, ahjussi.” Balas Yongri.

“Memangnya ada acara apa di rumahmu hingga keluargamu harus makan malam bersama keluarga bocah itu?” Tanya Siwon mulai merasa kesal.

“Tidak ada acara apapun. Hanya saja appa bilang ada yang ingin ia katakan padaku dan Jungkook.” Jawab Yongri.

“Apa itu?” Siwon terlihat sangat ingin tau.

“Aku tidak tau, ahjussi. Astaga, jangan banyak bertanya. Kau membuatku semakin terlambat.” Sungut Yongri kesal.

“Kau sangat ingin makan malam dengannya?” Tuduh Siwon tak kalah kesal.

“Bukan seperti itu. Aku hanya takut appa marah. Kau tidak tau–”

“Baiklah. Baiklah. Aku akan mengantarmu pulang sekarang.” Kata Siwon dingin. Namun tetap menarik pergelangan tangan gadis itu untuk keluar dari ruangannya. Yongri hanya dapat menghela nafas panjang. Ia yakin Siwon kesal karena acara makan malam itu. Walaupun sejujurnya Yongri mau saja untuk tidak datang. Tetapi mengingat pesan Jinhyuk, membuat gadis itu takut. Yongri hanya berharap bahwa kekesalan Siwon tidak berlanjut dan membuat Yongri menjadi serba salah.

——

Yongri masuk ke dalam rumahnya dengan tergesa. Ia sudah melihat mobil Jungkook di halaman rumahnya. Itu tandanya laki-laki itu beserta keluarganya sudah berada di rumah Yongri. Yongri hanya dapat berharap agar Jinhyuk tidak memarahinya karena ia pulang terlambat. Ia mengutuk dirinya yang sempat tertidur saat sedang menunggui Siwon tadi.

Terdengar suara tawa Jinhyuk dari arah ruang keluarga. Yongri dengan segera melangkahkan kakinya menuju ruangan itu. Dan benar saja, keluarga Jungkook sudah berada di sana bersama dengan Jinhyuk dan Minho. Kalau Yongri boleh menebak, Keiko pasti sedang membantu menyiapkan meja untuk makan malam.

“Aku pulang.” Kata Yongri. Membuat semua mata tertuju padanya. Yongri menatap Jinhyuk dan ia dapat melihat laki-laki paruh baya itu menatapnya tajam. Yongri mencoba mengabaikan tatapan itu dan mendekati mereka.

“Apa kabar, abeonim, eommonim? Maaf aku pulang terlambat.” Sapa Yongri sembari membungkukkan badannya.

“Tidak apa-apa, Yongri-ya. Kami juga baru datang.” Sahut Jaerim–Ibu Jungkook. Yongri tersenyum tipis. Gadis itu melirik Jungkook yang duduk di sofa single tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Namun sepertinya laki-laki itu terlihat tidak tertarik dengan kepulangannya. Benar-benar menyebalkan menurut Yongri.

“Kau tidak mau menyapa Yongri, Jungkook-ah?” Tanya Jaerim. Jungkook mendongakkan kepalanya dan menatap Yongri sekilas, sebelum akhirnya menatap Jaerim.

“Hubungan kami sudah melebihi batas menyapa, eomma.” Jawab Jungkook datar. Membuat suasana tiba-tiba menjadi aneh dan canggung. Apalagi saat mereka melihat sikap dingin Jungkook pada Yongri.

“Makan malam sudah siap.” Ujar Keiko yang baru datang dari dapur. Jinhyuk berdehem dan segera tersenyum sembari berdiri dari duduknya.

“Ayo, kita ke ruang makan.” Ajaknya. Taehwan beserta sang istri ikut tersenyum dan mengikuti Jinhyuk untuk ke ruang makan. Selanjutnya diikuti oleh Minho yang juga tidak menyapa Yongri sama sekali. Membuat Yongri lagi-lagi hanya dapat menekuk wajahnya. Melihat Jungkook yang sudah berdiri dan siap meninggalkannya juga, membuat Yongri dengan cepat berdiri di hadapan laki-laki itu.

“Sampai kapan kau akan seperti ini?” Tanya Yongri sembari memiringkan kepalanya.

“Apa maksudmu?” Jungkook bertanya balik.

“Jangan pura-pura tidak tau. Kau mengacuhkanku!” Ujar Yongri kesal.

“Tinggalkan ahjussi itu dan kita akan kembali seperti semula.” Balas Jungkook dan langsung meninggalkan Yongri sendiri di ruang keluarga.

——

Keluarga Choi dan keluarga Jeon makan malam dalam keadaan sedikit berisik. Terdengar bunyi dentingan sumpit, sendok, mangkuk dan juga piring. Belum lagi suara tawa hangat yang terdengar sangat membahagiakan. Mereka semua saling berbagi cerita yang mampu membangkitkan suasana antar kedua keluarga. Yongri dan Jungkook bahkan sempat melupakan perselisihan yang terjadi antara mereka. Karena sedari tadi keduanya juga ikut menimpali apa yang diceritakan oleh orangtua mereka. Ikut tertawa di saat yang lain juga mengeluarkan tawa mereka. Walaupun keduanya tidak terlibat dalam komunikasi langsung, setidaknya mereka terlihat seperti sepasang sahabat yang tidak memiliki permasalahan sama sekali.

“Cukup. Cukup. Nanti kita bisa melanjutkan pembicaraan ini lagi. Sekarang, lebih baik kalian berdua sampaikan apa yang hendak kalian katakan pada Jungkook dan Yongri.” Kata Jaerim kepada Jinhyuk dan Taehwan. Kedua pria paruh baya itu mengangguk mengerti. Jinhyuk terlihat meminum air putih terlebih dahulu setelahnya membersihkan mulutnya dengan lap yang sudah tersedia di meja makan. Pandangan matanya tertuju pada Yongri yang saat ini pun sedang menatapnya.

“Kau mau ‘kan bertunangan dengan Jungkook?” Tanya Jinhyuk lembut.

“Apa?!” Mata Yongri membulat sempurna mendengar pertanyaan Jinhyuk. Bukan hanya Yongri, Jungkook pun menahan matanya agar tidak keluar karena melotot dengan hebat.

“Kami ingin kalian bertunangan.” Taehwan menjelaskan.

“Tunangan?!” Pekik Yongri dan Jungkook bersamaan. Keduanya langsung saling menatap dengan ekspresi terkejut.

“Ya, tunangan. Kenapa? Apa itu sesuatu yang sangat mengejutkan untuk kalian?”

“Tapi, abeoji, kenapa kau tidak mengatakan ini terlebih dahulu padaku?” Protes Jungkook pada Taehwan.

“Memangnya jika aku katakan padamu, apa yang akan terjadi?” Tanya Taehwan membuat Jungkook terdiam. Membenarkan ucapan Taehwan. Ia pun tidak tau apa yang akan terjadi jika Taehwan memberitahukannya terlebih dahulu.

“Appa, ini terlalu terburu-buru.” Ujar Yongri sembari menatap Jinhyuk. Jinhyuk tersenyum mendengar ucapan anak bungsunya itu.

“Apanya yang terburu-buru? Kau dan Jungkook sudah bersama bahkan hampir di seluruh umurmu. Lagipula, bukankan kau menyukai Yongri, Jungkook-ah?” Mata Jinhyuk berpindah kepada Jungkook. Membuat laki-laki itu gelapan dan berusaha menyembunyikan wajahnya yang mungkin saja memerah akibat pertanyaan frontal dari Jinhyuk.

“Aku–”

“Aku akan berbicara dengan Jungkook sebentar.” Yongri berdiri dari duduknya dan menarik Jungkook untuk ikut bersamanya. Jungkook yang sedang merasa kebingungan hanya bisa mengikuti langkah gadis itu. Hingga akhirnya mereka sampai di taman belakang rumah Jinhyuk. Taman yang dipenuhi oleh beberapa tanaman yang dulu di tanam oleh ibu Yongri.

“Sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Yongri cepat.

“Apa maksudmu?” Jungkook bertanya balik.

“Kau sengaja merencanakan pertunangan ini?” Tuduh Yongri membuat Jungkook tidak terima.

“Kau jelas-jelas tau bahwa aku sama terkejutnya denganmu!” Bantah Jungkook langsung.

“Lalu bagaimana ini? Bagaimana mungkin kita bisa bertunangan? Kau tau itu tidak mungkin, kan?” Kata Yongri. Jungkook melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Yongri dengan pandangan menantang.

“Apanya yang tidak mungkin? Aku rasa semuanya bisa saja terjadi.” Balas Jungkook.

“Jungkook-ah..”

“Benar apa yang dikatakan abeonim. Aku menyukaimu, dan aku rasa tidak ada salahnya pertunangan ini terjadi.” Ucap Jungkook.

“Jeon Jungkook!!” Teriak Yongri kesal.

“Jangan berteriak padaku, dear. Atau semua orang di dalam sana akan mendengarnya.” Sahut Jungkook santai.

“Aku tidak bisa bertunangan denganmu.” Kata Yongri sembari membelakangi Jungkook.

“Kenapa? Apa karena ahjussi itu?” Tebak Jungkook.

“Kau sudah tau jawabannya.”

“Aku rasa pertunangan ini bisa menjadi salah satu cara untuk memisahkanmu dengannya.”

“Apa maksudmu?”

“Aku akan menerima pertunangan ini. Agar kau bisa berpisah dengan laki-laki tua itu.” Kata Jungkook dan langsung meninggalkan Yongri begitu saja. Membuat Yongri menganga tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Jungkook. Setelah tersadar, gadis itu langsung berlari untuk mengejar Jungkook. Namun terlambat karena Jungkook telah sampai lebih dulu di ruang makan.

“Kami akan bertunangan.” Kata Jungkook yakin.

“Aku sudah bilang mereka tidak akan menolak!” Kata Taehwan senang. Jinhyuk dan Taehwan berdiri dari duduk mereka dan saling berpelukan diiringi dengan tawa bahagia. Begitupun dengan Jaerim yang ikut tersenyum melihat sang suami berpelukan dengan sahabatnya. Sedangkan Minho dan Keiko hanya dapat menatap Yongri yang berdiri beberapa langkah di belakang Jungkook dengan wajah sedihnya. Namun mereka tau Yongri tidak bisa membantah atau dia akan mempermalukan Jinhyuk di depan Taehwan. Minho mengalihkan pandangannya terlebih dahulu dan ia menangkap Keiko sedang menatapnya. Minho mengerutkan keningnya seolah bertanya apa maksud dari tatapan Keiko padanya.

“Tidak bisakah kita membantunya?” Bisik Keiko teramat pelan. Takut yang lain mendengar ucapannya. Minho hanya dapat menghela nafas panjang dan kembali menatap Yongri yang sudah berbalik dan meninggalkan ruang makan.

——

Minho mengetuk pelan pintu ruang kerja Jinhyuk di rumah. Saat suara sang ayah menyahut dari dalam dan menyuruhnya masuk, barulah Minho membuka pintu tersebut. Ia memasukkan kepalanya terlebih dahulu, sebelum akhirnya seluruh badannya ia biarkan untuk mendekati keberadaan Jinhyuk di dalam ruangan itu.

Minho melirik kertas-kertas yang sedang ditekuni oleh Jinhyuk sekarang. Bagian atas kertas tersebut tertulis King Group, membuat Minho tau bahwa Jinhyuk sedang bekerja. Bukan hanya sekedar mengisi waktu luang atau membaca koran seperti kebiasaan yang telah diketahuinya.

“Ada apa?” Tanya Jinhyuk tanpa menatap anak sulungnya.

“Kau sedang sibuk, abeoji?” Minho balik bertanya.

“Kau tau ‘kan bahwa hotel kita menjadi salah satu kandidat tempat untuk diadakannya acara pembukaan untuk perlombaan olahraga? Aku hanya sedang mengecek fasilitas apa saja yang belum kita miliki dan harus kita miliki. Jika hotel kita terpilih, maka itu akan membuat citra hotel semakin baik. Besok aku bahkan harus ke Jepang untuk melihat keadaan cabang hotel kita yang lain.” Jawab Jinhyuk. Minho hanya menggumam kata ‘o’ sembari menganggukkan kepalanya. Jinhyuk tiba-tiba mendongak dan menatap Minho dengan intens. Membuat Minho menjadi salah tingkah dan langsung mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

“Ada apa?” Tanya Jinhyuk untuk kedua kalinya.

“Eum,, itu–ada sesuatu yang ingin aku tanyakan.” Kata Minho dengan menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Jinhyuk hanya mengerutkan keningnya dan menanti apa yang ingin ditanyakan oleh Minho.

“Apa–kau benar-benar yakin akan menunangkan Yongri dan Jungkook?” Tanya Minho hati-hati.

“Tentu saja. Memangnya kenapa?” Jawab Jinhyuk langsung.

“Aku rasa Yongri sedikit keberatan dengan pertunangan ini, abeoji.” Ungkap Minho. Jinhyuk tersenyum kecil mendengar ucapan Minho.

“Keberatan bagaimana maksudmu? Jelas-jelas mereka menerima pertunangan itu.” Kata Jinhyuk.

“Bukan mereka, abeoji. Tapi hanya Jungkook yang menerimanya.” Sahut Minho cepat.

“Kau jangan asal bicara. Yongri tidak mungkin menolak pertunangan ini. Kau tau jika Jungkook dan Yongri sudah bersahabat sejak kecil. Dan mereka pun pasti mempunyai rasa satu sama lain.” Bantah Jinhyuk yakin. Minho menelan salivanya dengan susah payah. Ia tau bahwa ayahnya memang keras kepala dan terkadang tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Seperti sekarang ini. Jinhyuk hanya berpegang pada apa yang dilihatnya dan pendapatnya sendiri. Dan kalau boleh jujur, sifat yang dimiliki Jinhyuk sama persis seperti yang dimiliki oleh Yongri. Membuat Minho benar-benar kesal.

“Apa kau tidak berpikir bahwa mungkin saja Yongri mempunyai kekasih?” Pertanyaan dari Minho membuat Jinhyuk melebarkan matanya. Pria paruh baya itu segera berdiri dari duduknya dan menghampiri Minho. Menatap Minho dengan pandangan ingin tau.

“Yongri memiliki kekasih?” Tanyanya.

“Itu–mungkin saja.” Jawab Minho ragu.

“Tidak. Itu tidak mungkin. Jika memang seperti itu, Yongri pasti sudah menolaknya kemarin. Kau jangan mengada-ada. Lebih baik sekarang kau tinggalkan aku sendiri, karena aku harus bekerja.” Ujar Jinhyuk dan kembali menduduki kursinya.

“Ada-ada saja.” Gumamnya sembari menggelengkan kepalanya. Minho hanya dapat menghela nafas panjang sembari berbalik meninggalkan ruangan Minho.

“Minho-ya..” Panggil Jinhyuk membuat Minho dengan segera menoleh.

“Ya?” Sahutnya.

“Aku pernah berjanji pada Yongri akan membelikannya mobil jika dia tidak membuat masalah. Tanyakan padanya mobil apa yang diinginkannya. Setelah itu segera belikan untuknya. Dia tidak membuat masalah dan aku harus menepati janjiku. Mengerti?” Perintah Jinhyuk.

Kau salah, aboeji. Yongri bahkan sedang membuat masalah besar sekarang. Dan aku yakin kau akan sangat marah jika mengetahuinya.‘ Batin Minho.

“Aku mengerti, abeoji.” Ucap Minho dan benar-benar keluar dari ruang kerja Jinhyuk.

Minho menaiki tangga rumahnya dengan lesu. Ia tidak tau apa yang menyebabkannya ingin membatalkan pertunangan Yongri. Di satu sisi, Minho sangat mendukung pertunangan ini. Karena ia yakin dengan begini Siwon dan Yongri akan berpisah. Tetapi di sisi lain, ia tidak tega melihat Yongri bersedih karena tertekan dengan pertunangan ini. Minho sangat menyayangi Yongri. Ia tidak ingin melihat adiknya itu tidak bahagia. Walaupun apa yang membuat Yongri bahagia itu sangat ditentang oleh Minho, tetapi menurutnya lebih baik seperti itu daripada ia melihat Yongri bersedih.

Minho sampai di lantai dua dan dibuat terkejut dengan kehadiran Keiko yang baru saja keluar dari kamar Yongri. Minho tidak sempat melihat keadaan di dalam kamar, karena Keiko lebih dulu menutup pintunya. Ekspresi wajah Keiko saat ini sama persis seperti ekspresi wajah Minho. Sama-sama terlihat lesu dan tidak bersemangat.

“Bagaimana Yongri?” Tanya Minho pelan. Keiko menggelengkan kepalanya.

“Dia tidak mau berbicara sama sekali. Walaupun dia tidak menangis, tetapi matanya terlihat bengkak, Minho-ya. Bagaimana ini? Sepertinya Yongri benar-benar tidak mau bertunangan dengan Jungkook.” Kata Keiko.

“Aku tau. Aku juga sudah berusaha untuk membuat abeoji membatalkan pertunangan ini. Tetapi abeoji berpikir bahwa Yongri menyetujui pertunangan ini, karena dia tidak melakukan protes sama sekali. Ck! Dasar gadis bodoh. Jika memang menolak kenapa tidak mengatakannya? Hanya mengurung diri saja apa yang akan dia dapatkan?” Kata Minho geram sembari menatap pintu kamar Yongri. Setelahnya laki-laki itu melanjutkan langkahnya untuk menuju ke kamarnya. Keiko sendiri hanya dapat menghela nafas dan tidak tau harus berbuat apa lagi untuk membantu calon adik iparnya itu.

——

–One Week Later–

Siwon mengerang dan hampir saja membanting ponselnya akibat terlalu kesal. Ia ingin sekali berteriak dengan kencang jika saja tidak mengingat sekarang sedang berada di kantornya. Sudah satu minggu berlalu, dan Siwon tidak bertemu bahkan berbicara sedikitpun dengan Yongri. Gadis itu mengabaikan semua panggilan juga pesannya. Setiap pagi Siwon menunggunya di depan pagar rumahnya, namun gadis itu tak kunjung keluar. Siwon juga menunggu Yongri di Inha Univeristy, namun tidak menghasilkan apa-apa.

Siwon yakin ia tidak berbuat salah sama sekali pada gadis itu. Jadi, tidak ada alasan untuk Yongri menghindari Siwon, kan? Lalu sebenarnya apa yang sedang terjadi?! Siwon tidak tau harus bertanya pada siapa. Dan Siwon benar-benar merasa frustasi sekarang. Begitu banyak orang yang berhubungan dengan Yongri, tapi Siwon tidak dapat menanyai mereka tentang keberadaannya. Itu semua karena hubungan rahasia yang sedang mereka jalani.

“Kau dimana, gadis bodoh?!”

Siwon mencoba peruntungannya sekali lagi dengan menghubungi Yongri. Menunggu dengan sabar nada tunggu yang membuat Siwon lama-lama menjadi murka sendiri. Ia menekan kasar layar ponselnya hingga memutuskan sambungan telepon tersebut.

“Aku tidak bisa bersabar lagi.” Geram Siwon. Ia memantapkan langkahnya dan segera meninggalkan kantornya. Terserah apapun yang akan dia hadapi nanti. Yang penting sekarang untuknya adalah mendatangi rumah gadis itu dan berharap mendapatkan kabar apapun yang dapat membuatnya sedikit tenang.

——

Siwon memarkirkan mobil mewahnya di depan rumah Yongri. Bukan di depan pagar seperti biasa. Laki-laki itu menatap pintu rumah yang tertutup dengan rapat. Dan mendapati keadaan rumah yang sepertinya sedang sepi. Tentu saja. Jinhyuk dan Minho pasti sedang bekerja. Jika Yongri memang berada di rumah, ia pasti hanya ditemani oleh pelayan. Itu menurut pemikiran Siwon. Dan kalaupun memang Jinhyuk ada di rumah, Siwon akan memikirkan nanti alasan kedatangannya ke rumah ini.

Siwon keluar dari mobilnya dan segera mendekati pintu. Menghela nafas panjang sebelum akhirnya menekan bel rumah. Dua kali Siwon menekan sebelum akhirnya laki-laki itu menunggu pintu terbuka. Beberapa saat kemudian pintu rumah itu terbuka. Siwon terkejut saat melihat kehadiran seorang gadis yang –mungkin– beberapa tahun lebih tua dari Yongri. Ia tidak tau siapa gadis itu. Apa mungkin Yongri mempunyai kakak perempuan? Tetapi wajahnya tidak mirip menurut Siwon.

“Selamat siang.” Sapa Siwon sopan. Keiko menatap Siwon dengan kening berkerut, namun tetap membalas sapaan laki-laki itu.

“Selamat siang.” Ujarnya.

“Apa Yongri ada di rumah?” Tanya Siwon langsung. Tidak ada waktu untuk berbasa-basi menurutnya.

“Yongri? Ada. Tetapi, Anda siapa?” Keiko bertanya balik.

“Saya Choi Siwon. Bisa saya bertemu dengannya?” Jawaban Siwon membuat mata Keiko melebar. Choi Siwon. Ia yakin laki-laki ini adalah teman Jinhyuk yang merupakan kekasih Yongri. Laki-laki yang dicintai gadis itu. Ya, Keiko sangat yakin.

“Anda kekasih Yongri, bukan?” Kata Keiko sekaligus menebak. Membuat mata Siwon yang saat ini melebar karena terkejut. Ia tidak menyangka jika gadis di depannya ini mengetahui tentang dirinya.

“Anda mengetahuinya?” Ucap Siwon.

“Tentu saja. Yongri pernah menceritakan tentang Anda pada saya beberapa kali.” Sahut Keiko.

“Saya adalah kekasih Minho. Nama saya Akira Keiko.” Keiko mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Siwon. Siwon menyambut uluran tangan Keiko dan tersenyum.

“Jadi, Nona Akira, bisa–”

“Panggil saja Keiko.” Potong Keiko.

“Eum, maksud saya, Keiko-ssi, bisakah saya bertemu dengan Yongri?” Tanya Siwon sekali lagi.

“Tentu. Masuklah.” Keiko mempersilahkan Siwon masuk dan menutup pintu.

“Yongri sedang sakit.” Kata Keiko membuat Siwon menghentikan langkahnya.

“Sakit? Sakit apa? Dia baik-baik saja, kan?” Raut khawatir pada wajah Siwon tidak bisa disembunyikan begitu saja oleh laki-laki itu. Pantas saja Yongri tidak memberinya kabar selama seminggu ini. Ternyata gadis itu sedang sakit. Yongri benar-benar tau cara membuat Siwon khawatir.

“Demam tinggi sudah hampir satu minggu ini. Entah mengapa demamnya tidak mau turun.” Jelas Keiko.

“Apa sudah di bawa ke dokter?” Tanya Siwon.

“Minho sudah memanggil dokter beberapa hari yang lalu. Tetapi, entahlah. Sepertinya tidak ada kemajuan apa-apa.” Jawab Keiko.

“Dimana kamarnya? Aku ingin segera menemuinya.”

“Lantai dua, kamar pertama di sebelah kiri.” Kata Keiko memberitahu. Siwon mengangguk mengerti dan segera melangkahkan kakinya menaiki tangga. Namun ia menghentikan langkahnya sebentar dan berbalik, kembali menatap Keiko.

“Terima kasih, Keiko-ssi.” Kata Siwon tulus.

“Sama-sama, Tuan Choi. Dan tidak perlu terburu-buru, karena abeonim sedang pergi ke Jepang. Baru akan kembali besok.” Sahut Keiko. Siwon kembali mengangguk dan tersenyum. Melangkahkan kakinya menaiki tangga untuk menemui Yongri. Ia sudah benar-benar khawatir dengan gadis itu. Dan lagi Siwon benar-benar ingin memukul kepala Yongri karena dengan seenaknya menghilang bagai di telan bumi. Seharusnya ia memberitahu Siwon, kalau sedang sakit. Bukan malah tidak ada kabar sama sekali.

Pintu kamar Yongri dibuka dengan perlahan oleh Siwon. Kamar dalam keadaan sepi. Lampu kamar tidak menyala, tetapi jendela besar d kamar Yongri yang membiarkan sinar matahari masuk, membuat kamar cukup terang. Siwon masuk ke dalam kamar dan tidak lupa menutup pintunya. Ia menatap tempat tidur dan dapat melihat Yongri yang sedang tidur atasnya. Tertutupkan selimut sampai sebatas perut saja. Siwon menghampirinya dan duduk di tepi tempat tidur. Menatap lama wajah Yongri yang terlihat sangat-sangat pucat. Laki-laki itu mengusap pipi Yongri dengan pelan. Takut membangunkannya. Setelahnya Siwon meletakkan tangannya di kening gadis itu. Memeriksa suhu tubuh Yongri, yang sialnya memang terasa panas.

“Apa yang terjadi? Kenapa kau seperti ini?” Gumam Siwon bertanya. Lebih bertanya kepada dirinya sendiri.

Siwon melirik meja nakas dan melihat ada sebuah wadah besar yang berisi air. Serta sebuah handuk di dalamnya yang sudah basah. Jika Siwon boleh menebak, itu dipakai untuk mengompres gadisnya agar panasnya cepat turun. Siwon berdiri dari duduknya dan melepas jas yang sedari tadi dipakainya. Melonggarkan dasi yang mencekik lehernya. Serta menggulung kemejanya hingga sebatas siku. Ia mengambil wadah itu dan menuju kamar mandi yang berada di kamar Yongri. Mengganti airnya dengan yang baru.

Setelahnya ia kembali duduk di tepi tempat tidur. Memeras handuk yang basah itu hingga sedikit mengering. Dan kemudian menaruhnya di atas kening Yongri. Selain peralatan untuk mengompres Yongri, Siwon juga melihat sebuah baki yang berisi makanan serta air putih. Siwon yakin itu makan siang gadis itu. Tetapi entah mengapa makanan itu belum berpindah ke perut Yongri. Mengingat jam makan siang sudah lewat.

Helaan nafas Siwon yang terdengar kasar memenuhi kamar Yongri. Kamar itu terlampau sepi sehingga suara nafas saja bisa terdengar. Siwon meraih tangan Yongri dan menggenggamnya dengan erat. Sudah seminggu ia tidak menggenggam tangan ini dan ia benar-benar merindukannya. Siwon terdiam saat melihat bola mata Yongri yang tertutup itu terlihat bergerak. Siwon yakin Yongri akan terjaga sebentar lagi. Dan benar saja, mata itu lama-lama terbuka. Walaupun sempat tertutup kembali sesaat karena silaunya cahaya matahari.

Yongri memicingkan matanya saat melihat sosok Siwon di hadapannya. Sedikit tidak percaya, mengingat tidak mungkin Siwon datang ke rumahnya apalagi berada di kamarnya. Tapi Yongri semakin yakin itu Siwon saat melihat laki-laki itu tersenyum. Dan Yongri dapat merasakan genggaman hangat Siwon di tangannya. Entah mengapa Yongri merasakan matanya memanas dan ia ingin menangis. Apalagi saat mengingat ia akan bertunangan dengan Jungkook, dan Yongri tidak tau bagaimana perasaan Siwon nanti saat mengetahui itu.

“Hei, kenapa menangis?” Tanya Siwon pelan. Menyeka airmata yang mengalir dari sudut mata gadis itu. Yongri berusaha untuk bangun walaupun kepalanya terasa sakit. Ia menyingkirkan handuk di keninganya dan mengubah posisinya menjadi duduk. Mendekatkan dirinya pada Siwon dan meletakkan kepalanya di dada bidang laki-laki itu.

“Ahjussi..” Bisiknya dengan airmata yang terus mengalir.

“Ada apa?” Balas Siwon dengan mengusap punggung gadis itu yang terasa hangat.

“Ahjussi..” Panggilnya lagi dengan airmata yang semakin deras mengalir. Siwon melepaskan pelukan Yongri dan menatap wajah Yongri yang sudah basah oleh airmata. Mata dan hidungnya merah namun wajahnya tetap pucat.

“Berhenti menangis dan katakan padaku apa yang terjadi? Kau menghilang seminggu ini apa memang karena sakit?” Tanya Siwon lembut. Yongri ingin sekali mengatakan tidak dan berbicara yang sejujurnya pada Siwon bahwa ia akan bertunangan dengan Jungkook. Tapi Yongri benar-benar tidak sanggup melihat wajah terluka Siwon nanti saat ia mengatakannya. Yongri benar-benar tidak tau harus melakukan apa sekarang.

“Kenapa semakin menangis?” Suara Siwon menyadarkan Yongri dari lamunannya. Gadis itu menyeka airmatanya dan kembali memeluk Siwon.

“Aku merindukanmu, ahjussi.” Gumam Yongri. Siwon menghela nafas dan membalas pelukan Yongri. Siwon tau sesuatu terjadi pada gadis itu. Namun Siwon tidak tau apa, dan sepertinya Yongri juga belum bisa mengatakan itu padanya. Siwon juga tidak akan memaksakan itu. Ia hanya tidak suka saat melihat gadisnya rapuh seperti ini. Gadisnya yang biasa manja, ceria dan kekanakkan, sekarang terlihat seperti bukan dirinya. Siwon mengecup puncak kepala Yongri dan memeluknya semakin erat.

“Aku juga merindukanmu.”

——

–To Be Continued–

Haiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!! Aku kembali dengan membawa part 7.. hehehe.. Di part ini gak ada NC—nya ya.. karena belum cocok sama konfliknya.. Kemungkinan di Part selanjutnya.. Oh ya, maaf ya kalo ngepostnya suka lama.. Soalnya aku juga lagi sibuk sama skripsi.. Pengen cepet-cepet lulus nih.. Capek jadi mahasiswa *curhat* hahahh..

Aku ada baca comment di part-part sebelumnya yang menanyakan sosok Jungkook seperti apa. Masak gak tau sih? Aduh gak update ya.. heheheh.. *bercanda*

Jungkook itu salah satu member BTS.. lebih tepatnya maknae—nya BTS.. yang wajahnya ganteng nan imut.. hihihi.. tapi tetap tidak seganteng suamiku.. huahahahah.. Nih, aku bakalan kasih fotonya Jungkook biar kalian tidak pada bingung dengan sosok sahabat Yongri yang satu itu. Ini dia…………….

BhzxGhbCAAAAVMC.jpg large

Ditungguinya part selanjutnya.. diusahain biar cepet.. semakin banyak yang comment aku pasti semakin cepat nulis kelanjutannya.. karena comment kalian jadi semangat untuk aku.. hehehe.. Okay? Byeeeee~~

72 thoughts on “Forbidden Love – Part 7

  1. Hah kasian siwon sm yongri, ad aj penghalang, kmaren kedatengan mantan siwon, eehh skarang rencana pertunangan yong am kookie, mna kookie mau aj lgi…
    Jd ga suka sm kookie… mungkin gra2 masalah ini yongri jd sakit ya…

  2. duhh knp jd begini?? gmn cara nya yongri bisa lepas dr pertunangan dan ngumumin klo dia pacaran sma siwon? gmn juga nanti klo siwon tau yongri tunangan sma jungkook??
    heuuh,, yongri ada di posisi yg ga enak..klo nolak tunangan dia bikin ayah nya malu dan kecewa apalagi klo smp tau anak nya pacaran sma sahabatnya sendiri…tp klo nerima pertunangan dia juga ga cinta sma jungkook dan gmn sma siwon nanti??
    haahh,, berharap yg terbaik aja buat mereka..

  3. gimana reaksi siwon nanti ya kalo tau yongri bakal bertunangan sm jungkook? entahlah aku bersyukur bgt bacanya pas udah dipost next chap nya jadi ngga nunggu hehehe

  4. penghalang hubungan mereka bertambah dan belum lagi appa yongri yang serius ingin yongri dan jungkook bertunangan

  5. Scra gak lgsg jungkook jg menetang hbgan yongri sma siwon oppa, ktnua kmrin mendkung asal yongri bhgia, apa jgn2 rncna perjdohan itu jingkok yg mnta? Tp dia pura2 gk tw

  6. Aku rasa kim minjae itu bohong, buktinya waktu siwon tanya anaknya laki-laki apa perempuan dia jawabnya laki-laki tapi dengan gelisah. Semoga cepet kebongkar. Ahjuma rese nih nambahin penghalang buat siwon-yongri >.< Kalo mereka sempet pisah karna dia awas aja, aku gak ikhlas titik! T.T *abaikan* 😀

    Aku baru baca sampe part ini tapi kok kurang yakin sama hubungan mereka kedepannya nanti 😥 rumit banget kaya benang kusut, jadi berfikir mungkin bakalan sad ending. Tapi kan baru part 7 masa udah kesana aja pikiranku ini ahaaaa

  7. Iiiiiih gue nggak nyangka kalau Jungkok bakalan nerima perjodohan itu dan egois dengan perasaannya sendiri. Dan Siwon bisa saja mengamuk kalau tau soal perjodohan itu.

  8. Pengen gue jitak dah kepalanya jungkook, sembarangan aja ngeiya in mau tunangan sama yongri
    Tuh yongri sakot demam seminggu gak sembuh”

  9. Eonni aku udah bisa nemu password nya makasih banyak maafkan aku yang dodol ini yang kurang paham dengan clue nya tapi sekarang udah bisa makasih bangettt

Leave a reply to yulianti Cancel reply