Painful Life – Part 1

IMG_20160624_103143

Author

Choineke

Title

Painful Life

Cast

Choi Siwon, Choi Yongri (OC)

Other cast

Cho Kyuhyun and others

Genre

Sad Romance, Marriage-life

Length

Chapter

Rating

PG-15

——

Aku pikir kehidupan menyedihkan seperti ini tidak akan benar-benar terjadi dalam hidup seseorang. Ternyata aku salah. Ini semua benar terjadi, dan aku sebagai pemeran utamanya. –Choi Yongri

——

Author POV

“TIDAAAAKKK!!!”

“LEPASKAN ITU!! JANGAN SENTUH BARANG KAMI!!!”

“MENJAUHLAH, BRENGSEK!!”

“AAAKKHHHH!!”

“EOMMA!!”

Seorang gadis yang memakain seragam SMA dan baru saja menginjakkan kakinya di depan rumah, berlari cepat untuk menjangkau seseorang yang dipanggilnya ‘eomma’ yang sudah dalam keadaan tidak berdaya. Tubuh wanita paruh baya yang lemah itu terlihat memejamkan matanya dengan darah segar yang keluar dari mulutnya. Dengan tangan mungilnya, gadis itu mengangkat kepala sang ibu ke atas pangkuannya. Pipi putih merona yang dimilikinya, yang sebelumnya terlihat masih bersih, sekarang terlihat basah oleh airmatanya. Perasaan cemas, takut dan sedih bercampur menjadi satu di dalam dirinya saat ini.

“Eomma..” Lirihnya.

“O–oppa..” Panggilnya kemudian. Lelaki yang sedang dalam kukungan pria-pria bertuxedo hitam dan kacamata hitam, mengalihkan perhatiannya pada gadis yang memanggilnya tadi. Matanya membulat saat melihat siapa dan bagaimana keadaan wanita paruh baya yang berada di pangkuan gadis itu.

“Eo–eommoni.” Desisnya. Entah mendapat kekuatan darimana, ia mampu terbebas dari pria-pria yang sudah membuat wajah tampannya terlihat berantakan dan menghampiri adik serta ibunya.

“O–oppa, wajahmu–“

“APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA KELUARGAKU???!!” Tubuh mungil itu berusaha sekuat tenaga mengeluarkan suara lantangnya. Mata indah yang sedang digenangi airmata itu menatap bengis pada pria-pria yang tidak memiliki hati tersebut.

“KALIAN TIDAK PUNYA OTAK! KALIAN BRENGSEK! LEBIH BAIK KALIAN MATI!!” Teriaknya lagi melampiaskan rasa marah dan takutnya.

“Gadis ini–” Seorang laki-laki bertuxedo mendekati keberadaan gadis itu dan bersiap melayangkan kakinya untuk menendang tubuh mungil dan ringkih itu.

“Ughh!” Gadis itu terkejut saat mendengar suara lenguhan tepat di telinganya. Ketika ia menolehkan sedikit kepalanya, ia dapat melihat kepala seorang lelaki yang tepat berada di sampingnya dengan mata yang terpejam dan kening berkerut. Tubuhnya terasa hangat karena mendapatkan pelukan dari lelaki yang terlihat sedang menahan sakit saat ini.

“O–oppa..” Airmatanya semakin banyak mengalir dan membuat wajah itu semakin basah. Mata itu terbuka dengan sayu, membuat perasaannya lega luar biasa. Setidaknya ia masih bisa bernafas dengan normal saat ini, mengetahui lelaki itu masih sadar.

“Sudah cukup. Walaupun kita menghabisi mereka, bos tetap tidak akan mendapatkan sepersen–pun dari mereka.”

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Lebih baik kita kembali ke markas dan melapor terlebih dahulu pada bos.”

“Baiklah, ayo. Dan kalian! Persiapkan diri kalian baik-baik. Mungkin nanti kalian tidak akan bisa melihat matahari terbit lagi.” Pesan seorang lelaki bertuxedo yang sarat akan ancaman. Setelahnya, pria-pria itu terlihat meninggalkan rumah kecil yang sudah berantakan akibat ulah mereka sendiri.

“Kyuhyun oppa..” Gadis itu memanggil dengan pelan.

“Aku..baik-baik saja.. Ugghh!” Lenguhan kembali terdengar dari mulut Kyuhyun. Dengan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Kyuhyun menjauhkan dirinya dari tubuh sang adik yang terlihat bergetar.

“Kita harus membawa eommoni ke rumah sakit, Yong.” Ujar Kyuhyun yang sudah bersiap menggendong wanita paruh baya yang masih pingsan tersebut.

“Ta–tapi, oppa. Uang..kita tidak memiliki uang.” Sahut gadis itu sedih.

“Pikirkan itu nanti. Yang penting tidak terjadi apapun pada eommoni.”

“Oppa..” Kyuhyun kembali menjongkokkan dirinya di hadapan sang adik yang terisak. Menangkup wajah mungil itu, dan dengan perlahan menyeka airmata yang terus mengalir.

“Dengarkan aku, Yongri-ya. Aku sudah cukup berdosa dan menyesal membiarkan ini semua terjadi padamu dan eommoni. Jangan biarkan penyesalan ini bertambah jika terjadi sesuatu pada eommoni. Semua akan baik-baik saja, Yong.” Kyuhyun tersenyum kecil.

“Kau percaya padaku, kan?” Kyuhyun mengusap pipi Yongri sembari menunggu jawaban gadis itu. Yongri menyeka airmatanya dan mengangguk dengan perlahan.

“Sekarang kita harus memastikan eommoni tidak apa-apa.”

——

“Ssshhh.. Pelan-pelan, Yong.” Kyuhyun meringis saat cairan bernama alkohol itu mengenai wajahnya yang terluka. Rasa perih itu membuatnya geram dan ingin memukul siapa saja yang berada didekatnya saat ini. Namun sayangnya, yang berada didekatnya saat ini adalah seseorang yang sangat disayanginya melebihi apapun. Seseorang yang sangat ingin dijaganya dan dilindunginya. Itulah yang membuat Kyuhyun akhirnya memilih mengepalkan tangannya untuk melampiaskan rasa perih daripada menyakiti Yongri.

“Sekarang lepaskan kaosmu, oppa.” Kata Yongri. Tanpa membantah, Kyuhyun melepaskan kaos lusuh dan kotor yang sedari tadi dipakainya. Meletakkan kaos itu dipangkuannya.

“Berbaliklah.” Ucap Yongri. Kyuhyun menggeser tubuhnya hingga membelakangi Yongri. Dan Yongri mendesis ngeri saat melihat punggung Kyuhyun yang membiru. Gadis itu yakin luka itu akibat tendangan pria-pria tadi. Dan sialnya, itu semua karena dirinya yang menghina mereka.

“Apa tidak sebaiknya kau kerumah sakit? Sepertinya lukamu cukup serius, oppa.” Ujar Yongri menyarankan. Ia mengoleskan obat salep pada punggung Kyuhyun dengan perlahan. Beberapa kali Kyuhyun terlihat menggeliat tidak nyaman akibat rasa sakit yang dirasakannya.

“Aku baik-baik saja.” Sahut Kyuhyun. Setelahnya, tidak ada pembicaraan apapun diantara mereka. Yongri yang sibuk mengobati luka Kyuhyun, serta Kyuhyun yang sibuk dengan pikirannya sendiri. Rumah mereka yang sore tadi terlihat berantakan, setidaknya malam ini sudah terlihat lebih manusiawi. Ibu Yongri sendiri sedang tidur dengan pulas di dalam kamarnya setelah tadi mendapatkan perawatan seadanya dari rumah sakit. Itu semua karena uang mereka yang terbatas dan tidak bisa memberikan perawatan yang layak kepada wanita paruh baya itu.

Penyakit TBC yang sudah deritanya beberapa tahun ini terlihat semakin memburuk. Setiap kali ia tertekan, maka batuk itu mulai menyerangnya tanpa henti hingga membuatnya mengeluarkan darah. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menjaga ibu Yongri dengan tangan kosong. Memastikan hal-hal yang dapat membuat penyakit itu semakin parah, menjauh darinya.

“Maafkan aku.” Suara Kyuhyun memecah keheningan yang beberapa saat tercipta di antara mereka.

“Eung?” Yongri terlihat tidak mengerti dengan permintaan maaf Kyuhyun.

“Seandainya saja ayahku tidak menikah dengan ibumu 4 tahun yang lalu. Ini semua tidak akan terjadi pada kalian. Mungkin aku hanya perlu menanggung ini sendiri dan tidak melibatkan kalian seperti ini. Seandainya saja–“

“Oppa, apa yang kau katakan? Apa kau menyesal karena aku dan eomma menjadi bagian dari keluargamu?” Tanya Yongri sedih. Ia sudah menyelesaikan kegiatannya mengobati Kyuhyun. Namun lelaki itu belum beranjak dari tempatnya. Masih membelakangi Yongri tanpa menggunakan kembali kaosnya.

“Aku tidak akan pernah menyesal jika seandainya ayahku memberikan kehidupan layak padamu dan eommoni. Tapi apa yang dilakukan pria tua itu? Ia hanya bisa meninggalkan hutang-hutang yang menggunung seperti ini.” Ucap Kyuhyun kesal.

“Oppa..”

“Pria tua brengsek!! Seharusnya dia tidak mati dengan meninggalkan hutang seperti ini!!”

“Kyuhyun oppa, cukup.” Yongri memeluk Kyuhyun dari belakang. Airmatanya kembali mengalir dan membasahi punggung telanjang Kyuhyun. Kyuhyun hanya dapat menundukkan kepalanya saat melihat adik tirinya kembali menangis.

“Semua itu dilakukan appa untuk kita, oppa. Kau tidak boleh bicara seperti itu.” Ujar Yongri terisak.

“Tidak ada gunanya ia meminjam uang sebanyak itu, Yong. Bahkan hidup kita tidak pernah lebih baik dengan adanya uang-uang itu!” Kyuhyun semakin merasa geram.

“Walaupun seperti itu, setidaknya appa memberikanku seseorang yang sangat berharga untuk menjadi kakakku. Aku tidak akan pernah menemukan seorang kakak sepertimu, jika appa tidak menikah dengan eomma.” Lirih Yongri. Mendengar itu, Kyuhyun membalikkan badannya hingga membuat pelukan Yongri terlepas. Lelaki itu mengusap kepala Yongri dengan sayang dan tersenyum hangat.

“Apa kau sangat bangga memiliki aku sebagai kakakmu?” Tanya Kyuhyun. Tanpa ragu Yongri mengangguk.

“Di kehidupan selanjutnya, aku tidak ingin orang lain sebagai kakakku. Aku hanya ingin kau, oppa. Kyuhyun oppa–ku.” Jawab Yongri. Kyuhyun menarik Yongri ke dalam pelukannya dan mengusap punggung gadis mungil itu. Gadis yang menjadi adiknya sejak 4 tahun yang lalu.

“Terima kasih, Yong.”

——

Yongri membenarkan letak selimut yang sedang dipakai oleh ibunya. Gadis itu membalas senyum yang diberikan ibunya pagi itu. Setelah memastikan ibunya memakan semua bubur yang dibuatnya, serta meminum obatnya, Yongri terlihat lega. Setidaknya ia bisa bersekolah dengan tenang. Kyuhyun yang berdiri tidak jauh darinya–pun ikut tersenyum kecil. Selalu terlihat senang saat melihat kedekatan ibu serta adik tirinya itu.

“Seandainya aku bisa membolos sekolah hari ini.” Keluh Yongri.

“Eomma baik-baik saja, sayang. Kalian tidak perlu khawatir.” Ujar ibu Yongri.

“Seandainya juga aku bisa menjagamu hari ini, eommoni.” Kata Kyuhyun pelan.

“Tapi aku harus mencari uang yang banyak untuk membayar hutang-hutang abeoji.” Lanjut Kyuhyun.

“Jangan pikirkan aku, Kyuhyun-ah. Aku masih bisa menjaga diriku sen–“

BRAAAKK!!

Kyuhyun dan Yongri sama-sama menoleh saat mendengar suara pintu rumah mereka yang terbuka dengan paksa dan kuat. Keduanya terlihat terkejut dan juga cemas. Baru saja mereka ingin bernafas dengan normal, tetapi sesuatu sepertinya akan terjadi kembali pagi ini.

“Kalian tunggu disini saja.” Kata Kyuhyun dan segera keluar dari kamar Ibu Yongri.

“Cepat susul Kyuhyun, Yong. Eomma baik-baik saja.” Kata Ibu Yongri. Yongri mengangguk dan segera menyusul Kyuhyun.

Yongri tidak dapat menutupi rasa takutnya saat melihat pria-pria yang kemarin memporak-porandakan rumahnya, kembali menginjakkan kakinya di rumah kecil ini. Wajah-wajah dingin dan datar itu terlihat benar-benar menakutkan dimata Yongri. Gadis itu dengan segera bersembunyi di belakang tubuh Kyuhyun. Sebelah tangannya mencengkram kaos yang dipakai Kyuhyun dan mengintip dari celah lengah Kyuhyun.

Kyuhyun yang merasakan kehadiran Yongri, segera menggenggam pergelangan tangan Yongri yang bebas. Ia akan melindungi keluarga kecilnya bagaimana–pun caranya. Ia tidak akan membiarkan hal yang kemarin terjadi, terulangi lagi hari ini. Tidak. Atau Kyuhyun akan semakin menyesal karena telah masuk ke dalam keluarga ini.

“Mau apa lagi kalian?” Tanya Kyuhyun dengan wajahnya yang sedikit terangkat. Mencoba bersikap menantang dihadapan pria-pria bertubuh besar dan tinggi itu.

Pria-pria tersebut tidak menjawab Kyuhyun, dan malah menggeser tubuh mereka seperti membuka jalan. Kyuhyun mengerutkan keningnya, saat melihat seorang lelaki yang sedang menyembunyikan kedua tangannya di saku celana, berdiri di belakang pria-pria itu. Ketika lelaki itu mulai melangkah memasuki rumah Kyuhyun dan Yongri, pria-pria tersebut membungkukkan tubuh mereka sebagai tanda hormat.

Yongri tidak dapat mengalihkan pandangannya dari lelaki yang berdiri di hadapan Kyuhyun saat ini. Wajahnya yang luar biasa tampan, membuat Yongri menganggapnya sebagai seorang dewa. Yongri tau bahwa Kyuhyun memiliki wajah yang sangat tampan. Tetapi lelaki ini, ia bahkan sangat-sangat tampan. Dan Yongri bahkan tidak sadar bahwa dirinya saat ini lupa akan cara berkedip.

“Ternyata kau bos para bedebah ini.” Suara Kyuhyun mengembalikan kesadaran Yongri. Gadis itu mengerjap pelan saat mata lelaki itu saling bertatap tajam dengan mata Kyuhyun.

“Ini pertama kalinya aku mendatangi orang-orang tidak tau diri seperti kalian.” Lelaki itu mulai bersuara. Suaranya yang tegas entah mengapa membuat Yongri semakin terpukau mendengarnya.

“Lalu kau pikir aku harus merasa tersanjung?” Balas Kyuhyun sinis.

“Seandainya saja kalian bisa membayar hutang itu tepat waktu, aku tidak perlu menghabiskan waktuku untuk datang ke gudang ini.” Lelaki itu kembali berucap.

Gudang? Yongri menganga saat mendengar kalimat yang tidak berperasaan itu. Perasaan memuja yang dirasakannya pada lelaki itu sebelumnya turun hingga ke taraf yang paling rendah.

Ini rumahnya. Rumah yang penuh dengan kenangan saat bersama ayah kandung serta ayah tirinya. Rumah yang sangat nyaman dan membuat Yongri ingin selalu cepat pulang. Namun apa yang baru saja dikatakan lelaki itu? Gudang?

“Aku sudah katakan pada anak buahmu bahwa aku memerlukan waktu!” Suara Kyuhyun mulai meninggi.

“Sampai kapan? Sampai kalian menemukan tempat baru dan kabur dari sini?” Senyum sinis tak terelakkan dari wajah tampan itu. Kyuhyun tak mampu menjawab sindiran itu. Karena sejujurnya ia memang tidak dapat mengatakan waktu yang pasti untuk melunasi hutang-hutang ayahnya itu.

Alis lelaki itu terangkat sebelah saat salah satu anak buahnya membisikan sesuatu padanya. Ia tampak mendengarkan dengan baik setiap kata yang masuk ketelinganya, tanpa mengalihkan pandangannya dari Kyuhyun.

“Ah, benarkah?” Ia terlihat bergumam.

“Sepertinya ibumu sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.” Ujar lelaki itu. Bola mata Kyuhyun terlihat bergerak gelisah saat lelaki itu menyebut ibunya. Ia hanya takut mereka melakukan sesuatu yang buruk pada Ibu Yongri.

“Kira-kira apa yang akan terjadi padanya jika anak buahku kembali membuat keributan disini?”

Tidak ada jawaban apapun dari Kyuhyun. Ia hanya dapat merasakan cengkraman Yongri pada kaosnya semakin erat. Menandakan adik tirinya itu semakin takut dengan ancaman para lintah darat ini.

“Satu minggu. Aku akan kembali memberikan kalian waktu satu minggu untuk membayar hutang itu beserta bunganya.” Lelaki itu menambah langkahnya untuk semakin mendekati Kyuhyun.

“Jika tidak, jangan salahkan aku jika kalian harus mengadakan pemakaman untuk wanita penyakitan itu. Nyawa ibumu, ada ditanganku.”

BUK!

Kyuhyun tidak dapat menahan tangannya yang terkepal untuk memukul wajah yang tanpa cacat itu. Membuat tubuh lelaki itu terhuyung dan berhasil di tangkap oleh salah satu anak buahnya. Darah segar terlihat merembes dari sudut bibirnya yang terkena pukulan Kyuhyun.

“Kau bukan Tuhan, keparat!” Geram Kyuhyun.

Lelaki itu tersenyum sinis setelah dapat kembali berdiri dengan kedua kakinya. Mengusap bibirnya yang berdarah dengan perlahan. Setelahnya, ia langsung melayangkan tangannya untuk mencekik leher Kyuhyun tanpa belas kasihan sama sekali. Membuat mata Kyuhyun membulat saat merasakan pasokan oksigen disekitarnya semakin menipis.

“Siapa kau? Siapa kau hingga berani melukai wajah seorang Choi Siwon?! Kau hanya sampah yang bisa aku lenyapkan kapan saja! Brengsek!!” Maki lelaki bernama Siwon itu. Wajah tampannya tidak terlihat emosi seperti Kyuhyun tadi. Ekspresi datar itu seolah tidak terganggu sama sekali saat melihat Kyuhyun yang semakin sesak karena tidak bisa bernafas.

Melihat Kyuhyun yang dicekik oleh Siwon, membuat Yongri semakin panik dan takut. Gadis itu segera keluar dari persembunyiannya dan mencoba menarik tangan Siwon menjauhi leher Kyuhyun. Airmata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia benar-benar takut Kyuhyun akan mati di tangan Siwon. Tidak, ia belum siap kehilangan Kyuhyun.

“Lepaskan! Lepaskan dia!!” Teriak Yongri takut. Siwon terlihat terkejut dengan kehadiran Yongri. Cekikan pada leher Kyuhyun terlepas begitu saja saat melihat sosok gadis mungil itu dihadapannya. Siwon kembali memasukan tangannya ke dalam saku celana dan kembali menyembunyikan wajah terkejutnya. Ia hanya menatap datar Kyuhyun yang sudah terduduk sembari terbatuk-batuk akibat ulahnya.

“Oppa, baik-baik saja?” Tanya Yongri terisak. Wajahnya memerah karena menangis. Kyuhyun hanya mengangguk pelan sembari memegangi lehernya yang sakit. Menatap Siwon dengan tajam dan ingin kembali melayangkan pukulan di wajah datarnya itu.

“Satu minggu. Atau aku akan benar-benar melenyapkan kalian.” Desis Siwon yang kemudian berbalik untuk meninggalkan rumah Yongri yang disebutnya ‘gudang’.

Namun ia menghentikan langkahnya dan seolah memikirkan sesuatu. Cukup lama laki-laki itu berperang dengan pikirannya sendiri. Sebelum akhirnya kembali berbalik dan menatap Kyuhyun serta Yongri bergantian.

“Aku bisa memberikan waktu yang lebih panjang pada kalian.” Ujar Siwon. Membuat Kyuhyun dan Yongri sama-sama terkejut mendengarnya.

“Apa maumu?” Tanya Kyuhyun. Seolah tau Siwon tidak akan memberikan tenggang waktu yang panjang dengan percuma. Siwon mengeluarkan tangannya dari saku celana dan menunjuk Yongri diiringi dengan tatapannya yang tajam.

“Aku ingin dia. Gadis ini. Untuk menjadi istriku.” Jawab Siwon. Mata Yongri terbelalak mendengar keinginan Siwon. Apa lelaki ini gila? Ia bahkan belum menamatkan sekolah menengah atasnya. Dan lelaki ini ingin ia menjadi istrinya? Yongri ingin sekali menampar wajah tampan dan angkuhnya itu.

“Brengsek!” Umpat Kyuhyun yang siap berdiri untuk kembali memukul Kyuhyun. Namun Yongri menahannya, karena tidak ingin terjadi apapun pada Kyuhyun. Lelaki berkuasa itu bisa melakukan apapun pada kakak tirinya.

Siwon seolah tidak peduli dengan reaksi kedua orang itu. Kali ini dirinya benar-benar berbalik dan meninggalkan rumah Yongri. Diikuti oleh anak buahnya yang sedari tadi setia menemaninya.

“KEPARAT!!” Teriak Kyuhyun sembari memukul lantai dengan kuat. Ia benar-benar ingin membunuh lelaki bernama Siwon itu. Ingin sekali memotong lidahnya yang dengan seenaknya meminta Yongri menjadi istrinya. Namun sayangnya ia tidak bisa melakukan itu. Membuatnya mengutuk dirinya sendiri dengan segala penyesalan yang dimilikinya. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah membiarkan Yongri jatuh ke tangan Siwon. Walaupun nyawanya sendiri yang menjadi taruhannya, ia tidak akan melakukan itu.

——

Siwon mematut dirinya di cermin sembari memasang dasi dilehernya. Seperti biasa, penampilannya selalu terlihat memukau dengan pakaian apapun yang dikenakannya. Pagi itu, ia memutuskan untuk menggunakan kemeja berwarna biru langit yang dipadukan tuxedo berwarna hitam serta celana kain berwarna sama. Dasi berwarna biru tua menjadi pilihannya untuk menyempurnakan penampilannya hari itu.

Setelah merasa sempurna, Siwon melangkahkan kakinya dari ruangan yang memang dikhususkan menyimpan seluruh pakaian serta accessories–nya. Dan tentu saja semua itu dengan merk terkenal dan mahal. Bahkan ada sebagian pakaian yang berlabel limited edition. Itu tidak didapatkannya di kota kelahirannya ini. Dan Siwon tidak perlu repot-repot pergi ke luar negeri untuk mendapatkannya. Perancang itu sendiri yang dengan senang hati menawarkannya untuk lelaki sempurna seperti Siwon.

Good morning, Andrew.” Siwon terlihat sedikit terkejut dengan kehadiran seorang wanita paruh baya yang baru saja menyapanya. Namun setelahnya laki-laki itu terlihat tidak peduli dan segera menuju ke ruang makan. Menikmati secangkir kopi beserta koran paginya.

“Apa yang membuatmu kemari pagi-pagi seperti ini, eomma?” Tanya Siwon acuh.

“Tentu saja untuk mengunjungimu, anakku.” Jawab Ibu Siwon yang sudah ikut duduk di kursi makan. Siwon hanya mencibir pelan mendengar jawaban ibunya. Sudah sangat tau bahwa itu bukan tujuan utama wanita itu datang ke apartementnya.

“Bagaimana dengan keluarga Cho Younghwan itu? Kau sudah mendapatkan uangnya?” Tanya Ibu Siwon kemudian. Dan cibiran dari bibir Siwon semakin terdengar keras. See? Ia sudah tau itulah tujuan utama ibunya datang pagi-pagi seperti ini.

“Ini terakhir kalinya aku membantu eomma menagih hutang pada sampah-sampah seperti mereka. Jika eomma tidak mau melakukannya sendiri, eomma tidak perlu meminjami mereka uang.” Gertak Siwon yang sudah melipat koran seperti sebelum ia membacanya.

“Ayolah, Andrew–“

“Berhenti memanggilku seperti itu. Kita tidak sedang di London!” Sela Siwon.

“Baiklah, Siwon-ah. Jadi kau bisa menjawab pertanyaanku?” Ucap ibu Siwon.

“Tunggulah sekitar 5 hari lagi. Mungkin mereka akan membayarmu.” Jawab Siwon.

“Mungkin? Siwon, kau tidak pernah berbaik hati seperti ini.”

“Lalu apa yang kau inginkan? Kau ingin aku menembak mereka satu persatu karena tidak bisa melunasi hutang, begitu?”

“Bukan seperti itu. Paling tidak kau bisa memberi mereka sedikit pelajaran.” Kata Ibu Siwon santai. Siwon terlihat jengah dan menatap ibunya dengan tajam. Membuat sang ibu sedikit menciut dan memundurkan tubuhnya hingga bersandar pada kursi makan.

“Dengarkan aku baik-baik, eomma. Aku bukan seorang lintah darat. Dan mereka bukan berhutang padaku tapi padamu! Jika kau memang ingin memberi mereka pelajaran, lakukan sendiri dan jangan pernah libatkan aku lagi.” Ucap Siwon mengingatkan.

“Keluarga Cho Younghwan adalah yang terakhir untukku. Setelah itu, aku tidak akan peduli lagi dengan urusan lintah daratmu itu!” Lanjutnya.

“Baiklah, aku mengerti.” Sahut Ibu Siwon pelan.

“Lebih baik sekarang kau pulang karena aku harus bekerja.” Siwon berdiri dari duduknya dan meninggalkan ruang makan.

“Siwon-ah..” Panggil ibunya. Siwon berbalik dan menanti ucapan dari wanita paruh baya itu.

“Itu..uang di rekeningku–“

“Aku akan mengirimkan uang siang ini padamu.” Sela Siwon langsung saat tau maksud perkataan ibunya. Setelahnya laki-laki itu melanjutkan langkahnya dan seolah tidak peduli dengan wajah senang ibunya.

Thank you, Andrew!”

——

Siwon memasuki sebuah restaurant mahal siang itu, diikuti sekretaris pribadinya dari belakang. Tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana serta wajah dingin dan angkuhnya menjadi ciri khas lelaki itu. Beberapa pelayan terlihat membungkuk hormat saat dirinya lewat. Bukan. Bukan karena restaurant itu milik Siwon. Tetapi memang itu sudah menjadi sebuah kewajiban seluruh pelayan untuk memperlakukan seluruh pelanggan dengan hormat.

Siang itu, Siwon mendatangi restaurant tersebut juga bukan untuk menyantap makanan mereka yang selalu diagung-agungkan orang-orang. Ia akan bertemu dengan rekan bisnisnya untuk membicarakan masalah pekerjaan. Rekan bisnis? Cih! Siwon bahkan tidak pernah menganggap mereka seperti itu. Orang-orang itu hanya manusia berkepala dua yang siap menjulurkan lidahnya kapan saja demi uang. Dan Siwon akan membuang mereka begitu saja di saat yang tepat. Tetapi tidak untuk sekarang, karena Siwon masih membutuhkan mereka.

“Selamat siang, Tuan Choi.” Sapa beberapa pria paruh baya saat melihat kehadiran Siwon di ruang VIP restaurant tersebut. Mereka membungkuk dengan hormat dan Siwon hanya menatap mereka dengan datar. Melanjutkan langkahnya dan mendudukkan dirinya pada satu-satunya kursi kosong yang tersisa.

Salah seorang pria memanggil pelayan yang memang setia berdiri di sudut ruangan demi melayani pesanan mereka. Pelayan tersebut mendekat dan memberikan senyum terbaiknya.

“Anda ingin pesan apa, Tuan Choi? Atau saya perlu merekomendasikannya pada Anda?” Tanya pria tersebut. Siwon mendengus dan menatapnya dengan dingin.

“Aku tidak harus membuang waktuku hanya untuk makan siang dengan kalian, kan?” Ujar Siwon dengan alis terangkat sebelah. Pria tersebut terlihat salah tingkah dan berdehem pelan.

“Lebih baik sekarang kalian jelaskan padaku proposal kerja kalian itu, jika kalian memang menginginkan uang dariku.” Lanjut Siwon. Pria-pria di sana terlihat menelan ludah saat mendengar ucapan Siwon yang tajam. Mereka akhirnya membicarakan tujuan mereka berkumpul di sana siang itu.

——

“Tunggu aku di depan, hyung. Aku harus ke toilet sebentar.” Ujar Siwon pada sekretaris pribadinya itu. Sekretaris pribadi Siwon hanya dapat menganggukan kepalanya dan mulai meninggalkan Siwon. Siwon berjalan berlawanan arah dengan sekretaris pribadinya dan mulai menuju toilet laki-laki.

Setelah menyelesaikan urusannya, Siwon mencuci tangannya di wastafel sembari memastikan penampilannya yang masih sempurna lewat kaca didepannya. Kening laki-laki itu terlihat berkerut saat melihat seorang lelaki yang seperti bekerja di restauran itu, tepatnya menjadi cleaning service di sana. Laki-laki yang beberapa hari yang lalu di temui Siwon di rumah yang disebutnya ‘gudang’.

Siwon menyeringai saat melihat laki-laki itu tidak menyadari kehadirannya. Laki-laki itu terlalu sibuk mengepel lantai tanpa memperdulikan apapun. Membuat Siwon membalikkan badannya dan melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap laki-laki itu.

“Ternyata kau bekerja disini?” Suara Siwon mengejutkan Kyuhyun. Laki-laki itu langsung menghentikan pekerjaannya dan menoleh. Kembali terkejut saat melihat seseorang yang hampir membunuhnya waktu itu.

Kyuhyun mencoba tidak peduli dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia tidak mau kehilangan pekerjaan ini karena harus meladeni Siwon. Karena ia tau, Siwon mengajaknya bicara, hanya untuk menghinanya saja.

“Kau pikir berapa lama kau harus mengumpulkan uang untuk membayar hutang itu jika kau bekerja seperti ini?” Tanya Siwon menyindir.

“Bukan urusanmu.” Jawab Kyuhyun acuh tanpa menatap Siwon.

“Kau pasti merasa sial sekali terlahir sebagai anak Cho Younghwan brengsek itu.” Ejek Siwon membuat Kyuhyun menghempaskan peralatan pel yang sedang dipakainya. Setelahnya laki-laki itu menghampiri Siwon dan mencengkram jas mahalnya.

“Aku mengizinkanmu memberikan hinaan kepadaku, seberapapun kau mau. Tapi jangan pernah sekali-kali kau menghina keluargaku!” Ujar Kyuhyun marah. Siwon hanya tersenyum sinis melihat wajah emosi Kyuhyun. Mendorong tubuh Kyuhyun menjauh darinya dan memberikan sebuah pukulan keras pada rahang laki-laki itu. Siwon mengibaskan tangannya yang berdenyut sebelum akhirnya memasukkannya ke dalam saku celananya.

“Apa kau pikir masih ada waktu untuk mengancamku, di saat nyawa ibu tirimu yang tinggal 5 hari lagi?” Kata Siwon tajam. Kyuhyun membalas tatapan Siwon dan ingin sekali membunuh laki-laki itu.

“Jika kau memang masih menyayangi nyawa wanita penyakitan itu dan tidak ingin adik tirimu menjadi istriku, lebih baik kau segera mengemis di luar sana untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi.” Setelah mengeluarkan serentetan kalimat hinaan dan sebuah senyum sinisnya, Siwon segera meninggalkan toilet dan meninggalkan Kyuhyun yang hanya dapat menghela nafas dengan kasar.

——

Yongri keluar dari kelasnya malam itu dengan kepala yang menunduk. Statusnya sebagai siswa tingkat akhir di bangku SMA, membuatnya harus rela menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah. Itu semua karena sekolahnya yang terus mengadakan kelas tambahan, mengingat ujian akhir yang hanya tinggal sebentar lagi.

Tidak ada yang menemani Yongri untuk pulang bersama seperti hari-hari biasanya. Tentu saja, siapa yang mau berteman dengan gadis yang terlalu miskin seperti dirinya? Mungkin itu hanya orang-orang bodoh, menurut Yongri. Dan gadis itu juga tidak pernah menginginkan seorang teman. Ia tidak membutuhkan itu semua. Karena sejujurnya yang ia butuhkan di dunia ini hanyalah uang.

Jarak dari sekolah dan rumahnya yang tidak terlalu jauh, membuat Yongri selalu berjalan kaki saat pergi maupun pulang. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, maka ia akan sampai di rumahnya dengan selamat. Seperti malam itu, Yongri sudah menginjakkan kakinya di depan rumah. Mencoba tersenyum, Yongri membuka pintu rumah dan masuk ke dalam.

“Sudah pulang?” Sapa Kyuhyun yang baru keluar dari dalam kamar.

“Eo.” Jawab Yongri masih dengan tersenyum. Namun senyum itu hilang saat melihat wajah Kyuhyun yang tidak seperti tadi pagi saat mereka masih di rumah.

“Wajahmu kenapa, oppa?” Tanya Yongri mendekati Kyuhyun. Ia dapat melihat rahang Kyuhyun yang membengkak dan sedikit berwarna biru. Kyuhyun hanya mengusap rahangnya sekilas dan tersenyum pada Yongri.

“Tidak apa-apa. Aku hanya terjatuh saat sedang bekerja.” Jawab Kyuhyun berbohong dan Yongri mempercayainya begitu saja. Atau mungkin gadis itu hanya mencoba untuk percaya, karena Kyuhyun tidak mungkin berkata jujur padanya.

“Kau terlihat lelah sekali.” Ujar Kyuhyun sembari memberikan pijatan lembut di bahu kecil Yongri.

“Kepalaku mau pecah karena terlalu banyak terisi oleh pelajaran-pelajaran itu.” Keluh Yongri dengan wajah memelas. Membuat Kyuhyun tertawa kecil mendengarnya.

“Ujianmu sebentar lagi. Bersabarlah sedikit lagi, eo?” Ujar Kyuhyun menasehati. Yongri hanya dapat menganggukkan kepalanya dengan pasrah.

“Oppa..” Panggilnya. Mendongak dan menatap Kyuhyun dengan khawatir.

“Hmm?”

“Apa kau sudah mengumpulkan banyak uang untuk membayar hutang?” Tanya Yongri pelan.

Kyuhyun terdiam mendengar pertanyaan Yongri. Hutang itu bukan dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan gaji Kyuhyun bekerja bahkan tidak mencapai 1 persen dari hutang itu. Kyuhyun sendiri sudah merasa sangat frustasi memikirkan masalah ini. Tetapi ia tidak ingin menunjukkannya pada Yongri serta ibunya. Ia tidak ingin membuat mereka khawatir.

“Kau tidak perlu memikirkan itu. Itu menjadi urusanku.” Jawab Kyuhyun dengan tersenyum dan mengusap kepala Yongri.

“Aku tidak mau menjadi istri laki-laki itu, oppa. Aku takut.” Kata Yongri dengan matanya yang tiba-tiba sudah berkaca-kaca. Membuat hati Kyuhyun kembali berdenyut jika melihat gadis itu menangis.

“Aku takut pada laki-laki itu, oppa. Aku takut.” Airmata gadis itu sukses mengalir di kedua pipinya yang putih merona. Isakan kecil terdengar dari bibir tipisnya. Kyuhyun menarik Yongri ke dalam pelukannya dan mencoba menenangkan adiknya itu.

“Aku takut..” Lirih gadis itu.

“Sssttt.. Tenanglah. Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi padamu, Yong.” Kata Kyuhyun. Diam-diam laki-laki itu mengeraskan rahangnya untuk melampiaskan kekesalannya pada Siwon.

——

Batas waktu yang dijanjikan itu akhirnya tiba. Satu minggu terasa begitu cepat berlalu, seolah tidak mengizinkan Yongri beserta keluarganya untuk menghirup oksigen dengan tenang. Pagi itu, Yongri bahkan sudah menangis di dalam pelukan Kyuhyun, saat tau kakak tirinya itu tidak mampu mengumpulkan uang dalam jumlah yang banyak untuk melunasi hutang mereka. Gadis itu merasa nyawanya akan segera dicabut hari ini. Ia takut. Benar-benar takut Siwon akan menjadikannya istri laki-laki itu. Sudah pasti ia akan berpisah dengan keluarganya dan menghabiskan sisa hidupnya dengan laki-laki itu. Yongri tidak bisa membayangkannya dan tidak mau membayangkannya.

“Yong, tenanglah. Jika kau seperti ini eommoni akan mendengarnya.” Ujar Kyuhyun. Laki-laki itu juga tidak tau harus berbuat apa sekarang. Uang yang dikumpulkannya bahkan tidak mencapai sepertiga dari hutang ayahnya itu. Walaupun begitu, Kyuhyun tetap akan melakukan apapun agar Yongri tidak jatuh ke tangan Siwon. Jika ia memang harus berlutut di kaki Siwon, Kyuhyun akan melakukan itu.

BRAAAKK!!

“Oppa..” Tangis Yongri semakin jadi saat mendengar pintu rumah mereka yang dibuka dengan kuat. Mereka sudah dapat menebak bahwa itu Siwon beserta anak buahnya.

“Kau tunggu disini saja. Jangan keluar dan kunci pintunya, mengerti?” Pesan Kyuhyun yang sudah melepaskan pelukannya pada Yongri. Yongri hanya dapat menganggukkan kepalanya.

Kyuhyun mengambil amplop berisi uang yang berhasil dikumpulkannya. Menghela nafas panjang sebelum akhirnya keluar dari kamarnya. Tidak lupa menutup pintunya dengan rapat. Setelah memastikan Yongri mengunci pintu tersebut, barulah Kyuhyun memantapkan langkahnya menghadapi apa yang akan terjadi sebentar lagi.

Kyuhyun melihat Siwon yang sudah duduk di kursi lusuh yang mereka miliki lengkap dengan gaya angkuhnya. Kaki kiri yang bertumpu pada kaki kanannya, dengan tangan yang terlipat di depan dada. Siwon menatap Kyuhyun tanpa minat. Karena sejujurnya laki-laki itu tidak mau menghabiskan banyak waktunya di ‘gudang’ itu.

Mata Siwon menatap pada amplop yang baru saja Kyuhyun letakkan di atas meja di hadapan Siwon. Tanpa melihat isinya, Siwon tau jumlah uang itu tidaklah sama dengan jumlah hutang keluarga Kyuhyun pada ibunya.

“Berikan aku waktu lagi untuk membayarnya.” Ujar Kyuhyun. Siwon hanya dapat mendengus kasar mendengar ucapan laki-laki itu. Kalaupun Kyuhyun memang meminta belas kasihan padanya, bukankah itu harus dilakukan dengan benar? Bukan dengan wajah acuhnya yang membuat Siwon kembali ingin memukulnya.

“Cari gadis itu.” Ucap Siwon pada anak buahnya.

“Baik, bos.” Sahut anak buah Siwon serempak.

“Berhenti!!” Kyuhyun merentangkan tangannya, seolah ingin menghentikan langkah anak buah Siwon. Ia tidak bisa membiarkan ini terjadi. Ia tidak ingin menyesal seumur hidupnya.

Dengan langkah pelan, Kyuhyun mendekati Siwon. Membuat alis Siwon terangkat sebelah. Kyuhyun mulai menekuk salah satu kakinya, disusul kaki yang lain hingga ia dalam posisi berlutut. Siwon tersenyum sinis saat melihat apa yang hendak dilakukan laki-laki itu. Ia pikir Kyuhyun tidak akan pernah melakukan ini. Mengingat bagaimana sombongnya Kyuhyun setelah beberapa kali mereka bertemu.

“Aku mohon, Tuan Choi.” Ucap Kyuhyun pelan.

“Apa yang kau katakan? Apa kau sedang berbisik padaku?” Siwon menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

“Aku mohon. Aku mohon berikan waktu lagi. Aku janji kali ini akan melunasi semuanya. Tapi jangan bawa adikku. Dia masih SMA dan tidak mungkin menjadi istrimu.” Ujar Kyuhyun dengan menunduk. Nada bicaranya terdengar sangat memelas. Namun itu tidak berpengaruh sedikitpun pada Siwon. Tentu saja. Hati Siwon sudah lama mati. Ia tidak akan bisa terpengaruh dengan permohonan yang seperti ini.

“Apa yang kalian lakukan?! Cepat cari gadis itu!!” Perintah Siwon membuat Kyuhyun menatapnya tidak percaya. Bagaimana mungkin Siwon tidak terpengaruh sama sekali dengan permohonannya? Kyuhyun semakin yakin bahwa Siwon lahir dari rahim seorang iblis.

Kyuhyun segera berlari untuk menghentikan anak buah Siwon. Akibat usahanya itu, ia malah mendapatkan serangan dari anak buah Siwon. Mereka memukuli, menendang bahkan menginjak Kyuhyun tanpa ampun. Darah segar membasahi wajah tampan Kyuhyun. Tidak ada yang dapat dilakukannya selain pasrah menerima pukulan itu. Ia rela mendapatkannya asalkan Yongri baik-baik saja di dalam sana.

Siwon hanya menatap apa yang dilakukan anak buahnya dalam diam. Tidak terpikirkan sama sekali untuk menyuruh anak buahnya berhenti. Perjanjian tetaplah perjanjian. Kyuhyun yang menawarkan dirinya sendiri untuk menjadi santapan anak buah Siwon. Siwon tidak pernah memintanya, dan jangan salahkan dia untuk itu. Ia hanya membutuhkan gadis itu, dan setelahnya ia akan angkat kaki dari ‘gudang’ tersebut.

“HENTIKAN!!!!” Teriakan seorang gadis mengalihkan perhatian Siwon. Tidak jauh dari tempat Kyuhyun dipukuli, Yongri berdiri di sana lengkap dengan pakaian SMA–nya. Dan jangan lupakan wajah memerahnya akibat terus menangis.

Yongri berlari menghampiri Siwon dan berlutut di dekat kaki laki-laki itu. Menangkupkan kedua tangannya di depan dada seolah meminta pengampunan dan belas kasihan pada Siwon.

“Hentikan.. Aku mohon hentikan mereka, Tuan. Mereka bisa membunuh kakakku.” Pinta Yongri dengan terisak. Siwon menatap gadis itu dengan datar. Sebelum akhirnya menatap anak buahnya yang masih gencar memukuli Kyuhyun yang sudah tidak berdaya.

“Hentikan.” Suara datar Siwon membuat mereka berhenti. Rumah Yongri seketika menjadi sepi dan hanya terdengar isakan Yongri serta suara batuk Kyuhyun. Yongri berniat menghampiri Kyuhyun, namun Siwon sudah lebih dulu menggenggam pergelangan tangannya. Laki-laki itu sudah berdiri dan menatap Kyuhyun dengan tajam.

“Kumpulkan uang selama yang kau mau. Aku akan membawa gadis ini.” Ujar Siwon dan keluar dari rumah Yongri dengan menarik gadis itu.

“Ti–dak.. Yo–Yong..” Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Kyuhyun selain meringis akibat luka di seluruh tubuhnya.

“Masuk.” Ujar Siwon membukakan pintu mobil untuk Yongri. Menyuruh gadis itu duduk di samping kemudi. Yongri tidak menolak dan mengikuti perintah Siwon. Semua demi Kyuhyun. Ia melakukan itu karena takut Kyuhyun mati ditangan laki-laki tidak beperasaan ini.

“Kalian temui ibuku dan suruh dia datang ke apartementku sekarang.” Perintah Siwon pada anak buahnya.

“Baik, bos.” Jawab mereka serempak. Siwon segera meninggalkan mereka dan masuk ke dalam mobil. Duduk di balik kemudi ditemani dengan suara isak tangis Yongri. Siwon melirik gadis itu sekilas sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Hyung, bawakan aku uang sebesar 10 juta won dan antarkan ke apartementku sekarang.” Ujar Siwon dan langsung memutuskan sambungan telepon begitu saja. Laki-laki itu kembali menatap Yongri yang belum berhenti menangis. Gadis itu menundukan kepalanya dengan bahu yang terus bergetar.

“Berhentilah menangis, atau aku akan membuatmu benar-benar tidak bisa berhenti menangis selamanya.”

——

Masih dengan menggenggam tangan Yongri, Siwon berjalan di koridor gedung apartementnya. Gadis itu sudah tidak menangis lagi, mungkin terlalu takut dengan ancaman yang diberikan Siwon padanya. Ia tidak memberontak sama sekali dan membiarkan Siwon membawanya kemana–pun. Lagi-lagi, ini semua demi Kyuhyun dan ibunya. Mengingat itu semua, Yongri rasanya ingin kembali menangis. Namun sebisa mungkin ia menahannya karena takut dengan Siwon.

Seandainya saja mereka memiliki banyak uang. Yongri yakin ini semua tidak akan pernah terjadi pada dirinya. Ia tidak harus menghabiskan waktu bersama laki-laki yang bahkan tidak dikenalnya. Ia pasti saat ini bisa bersekolah dengan tenang. Ia tidak perlu memikirkan apapun selain ujian akhir–nya yang sudah di depan mata.

“Duduk.” Yongri terkesiap saat mendengar suara datar Siwon. Ia menatap sekeliling sebelum akhirnya menuruti perintah Siwon. Sofa yang didudukinya ini terasa empuk. Sangat empuk hingga terasa seperti akan menenggelamkan tubuh mungil Yongri.

“Siapa namamu?” Tanya Siwon yang duduk di samping Yongri. Siwon memang hanya tau bahwa orang yang berhutang pada ibunya adalah bernama Cho Younghwan. Ia tidak tau seluk beluk mengenai keluarga tersebut.

“Yongri. Choi Yongri.” Jawab Yongri. Kening Siwon berkerut saat mendengar namanya. Choi?

“Ada hubungan apa kau dengan Cho Younghwan?”

“Dia–dia ayah tiriku.”

“Apa laki-laki bodoh dan sombong tadi kakak tirimu?” Tebak Siwon. Yongri menatap Siwon dengan marah. Tidak suka saat mendengar Siwon menghina Kyuhyun. Namun saat melihat tatapan tajam Siwon, gadis itu segera menundukkan kepalanya.

“Ya. Dia kakak tiriku. Namanya Cho Kyuhyun.” Ucapnya pelan.

“Cih! Aku bahkan tidak peduli siapa namanya.” Cibir Siwon. Menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Hari ini laki-laki itu terpaksa tidak bekerja untuk menyelesaikan masalah hutang Cho Younghwan. Ia hanya sudah terlanjur berjanji pada ibunya bahwa ia akan mendapatkan uang mereka bagaimanapun caranya. Tetapi nyatanya, Siwon bahkan tidak mengambil sepeserpun uang mereka.

“Siwon-ah..” Siwon membuka matanya saat ada yang memanggilnya. Menoleh ke belakang sebentar sebelum akhirnya kembali memejamkan matanya.

“Kau sudah datang, hyung.” Sahut Siwon seadanya.

“Untuk apa uang ini? Dan siapa gadis ini?” Tanya laki-laki itu sembari duduk di hadapan Siwon dan Yongri. Laki-laki itu menatap Yongri lama, seolah mencari tau siapa gadis itu. Sedangkan Yongri hanya dapat menundukkan kepalanya dan tidak tau harus berbuat apa.

“Dia calon istriku.” Jawab Siwon acuh.

“Apa?! Calon istri? Kau sudah gila? Bukankah dia masih SMA?” Laki-laki itu menatap seragam yang dipakai Yongri. Sesaat kemudian menatap Siwon dengan pandangan tidak percaya.

“Perkenalkan dirimu.” Ujar Siwon pada Yongri. Seolah tidak memperdulikan ketidakpercayaan laki-laki itu. Karena sejujurnya, Siwon paling malas melakukan sebuah penjelasan atas apa yang dilakukannya.

“Namaku Choi Yongri.” Bisik Yongri serak. Terlalu banyak menangis membuat tenggorokan gadis itu terasa kering.

“Ah, ya. Aku sekretaris pribadi Siwon. Namaku Park Jungsoo.” Balas laki-laki itu dengan tersenyum canggung.

“Siwon, sepertinya kita harus bicara.” Ujar Jungsoo sembari menatap Siwon yang masih memejamkan mata.

“Jika kau hanya ingin menceramahiku, lebih baik tidak perlu bicara.”

“Siwon-ah..”

“Andrew!” Ibu Siwon baru saja sampai di apartement laki-laki itu. Siwon membuka matanya dan menegakkan duduknya. Memberi isyarat kepada sang ibu untuk ikut duduk bersama mereka. Yongri mendongak pelan dan mencoba menatap wanita paruh baya yang baru saja sampai. Wanita itu sebenarnya cantik dan terlihat anggun. Hanya saja, wajah cantiknya itu ditutupi oleh make-up tebalnya yang membuatnya terlihat aneh. Belum lagi perhiasan yang dipakai wanita itu sedikit berlebihan menurut Yongri. Wanita itu juga terlihat angkuh, sama seperti Siwon.

“Ada apa ini, Andrew? Siapa gadis ini?” Tanya Ibu Siwon menatap Yongri tidak suka. Yongri kembali menundukkan kepalanya dan meremas rok yang dipakainya.

“Ambil uang di dalam tas itu. Keluarga Cho Younghwan sudah melunasi hutang mereka.” Ujar Siwon membuat Yongri terkejut. Yongri menatap laki-laki itu,  namun sayangnya Siwon tidak sedang menatapnya.

“Benarkah? Apa ini sudah beserta bunganya?” Tanya Ibu Siwon dengan mata berbinar. Ia membuka tas yang dibawa Jungsoo dan menemukan uang dalam jumlah yang banyak.

“Sudah semuanya. Jadi, dengarkan aku. Jangan mengganggu mereka lagi dengan alasan hutang.” Pesan Siwon.

“Aku tau. Aku tau.” Sahut Ibu Siwon terdengar tidak peduli.

“Aku akan menikah besok, eomma.” Ucap Siwon membuat sang ibu terkejut. Bukan hanya Ibu Siwon, Jungsoo–pun terlihat terkejut.

What? Are you crazy, Andrew?!”

“Gadis ini, dia calon istriku.” Siwon merangkul bahu kecil Yongri.

“Andrew!!”

“Aku tidak butuh pesta pernikahan dan sebagainya. Tolong kau siapkan saja berkas yang harus aku dan Yongri tandatangani, hyung. Aku hanya perlu mendaftarkan pernikahan itu.” Jelas Siwon.

“Andrew, wait! Apa kau tidak perlu persetujuanku untuk itu?!” Ibu Siwon terlihat kesal.

“Apa eomma tidak setuju?” Tanya Siwon.

“Aku memang ingin kau segera menikah. Tetapi kau harus mendapatkan calon istri yang sebanding dengan dirimu. Gadis ini.. Apa kau sudah gila? Darimana kau mendapatkan jalang ini?!” Maki Ibu Siwon. Mata Yongri kembali berkaca-kaca saat kalimat hinaan itu menyapa indera pendengarannya. Ia tidak tau dosa apa yang diperbuatnya di masa lalu, hingga membuatnya harus menerima hinaan yang tidak ada habisnya seperti ini.

“Siapapun istriku, itu urusanku. Hanya itu yang ingin aku sampaikan pada kalian. Jika kalian tidak ada urusan lagi, kalian bisa pergi dari sini.” Siwon berdiri dari duduknya. Kembali menggenggam tangan Yongri hingga membuat gadis itu ikut berdiri.

“Siwon-ah, kau yakin?” Tanya Jungsoo.

“Aku tidak akan melakukannya jika tidak yakin, hyung.” Jawab Siwon. Kemudian menarik Yongri untuk meninggalkan apartementnya. Meninggalkan ibunya yang terus memanggil-manggil namanya.

——

“Besok pagi aku akan menjemputmu. Bereskan semua barang-barang yang kau butuhkan untuk tinggal bersama denganku.” Kata Siwon sesaat setelah mobilnya kembali terparkir di depan rumah kecil Yongri.

“Apa benar-benar harus menikah?” Bisik Yongri. Airmata gadis itu sudah kembali mengalir dipipinya.

“Apa kau mempunyai uang untuk membayar hutang itu? Kau tidak lihat aku sudah membayarkan hutang keluargamu pada ibuku tadi?!”

“Aku bisa bekerja menjadi pembantumu. Kau tidak perlu membayarku, Tuan. Aku akan bekerja hingga hutang itu lunas.” Ujar Yongri memberanikan diri menatap Siwon.

“Cih! Aku disini bukan untuk bernegosiasi denganmu. Ah, atau kau ingin melihat mayat kakak tirimu itu?” Ancam Siwon. Yongri menggelengkan kepalanya dengan kuat. Sepertinya memang sudah tidak ada harapan lagi untuknya.

“Ingat, aku akan menjemputmu besok pagi. Jangan coba-coba untuk melarikan diri dariku. Karena jika aku menemukanmu, aku bisa berbuat lebih dari ini.”

“Sekarang turun!”

Yongri membuka pintu mobil Siwon dan turun dari mobil mewah laki-laki itu. Setelah mobil Siwon menghilang dari jarak pandangnya, gadis itu berjongkok di depan rumahnya. Menyembunyikan wajahnya pada kedua tangannya yang terlipat di atas lutut dan menangis dengan sekencang-kencangnya.

——

–To Be Continued–

 

Hai! Huahahahaha.. oke oke aku tau kalian bakalan nanyain tentang kelanjutan FF Forbidden Love. But, I’m sorry.. aku masih dalam tahap pengetikkan untuk part 9—nya. Sumpah ide aku berasa stuck banget untuk FF Forbidden Love. Aku lagi ngumpulin ide lagi supaya FF itu bisa aku lanjutin dengan cepat. Jangan marah dan ngamuk, oke? Hahaha..

Nah, tadinya aku mau buat FF dengan ide ini setelah FF Forbidden tamat. Tapi sayangnya, otak aku udah gak mampu lagi nampung ini ide. Pengen cepet-cepet menuangkan ide ini hingga akhirnya FF Painful Life part 1 ini hanya aku buat dalam waktu gak sampe 2 hari.. hahaha.. emang ini otak kadang berfungsi banget kalo untuk ide-ide yang baru.

Jadi untuk para readers aku yang setia, aku masih tetep butuh masukan-masukan dari kalian untuk FF ini. Aku cuma pengen jadi lebih baik dalam hal pembuatan FF seperti ini. Kalo misalkan kalia ada saran ataupun kritik, mohon untuk disalurkan, ya (dengan sopan). Oke, aku rasa itu aja yang mau aku sampein. Aku ingetin lagi sama kalian, jangan takut FF Forbidden Love gak aku lanjutin. Semua FF chapter yang aku post, pasti bakal berakhir dengan END! BYE~

104 thoughts on “Painful Life – Part 1

Leave a reply to Cut vonny Cancel reply