Trust Me (FF Request) – Part 9

Trust Me (FF Request) – Part 9

Author : Choineke

TitleTrust Me

Cast : Cho Kyuhyun, Park Min Hyo (OC)

Sub cast : Choi Jihee (OC), Park Sanghyun (Thunder)-Mblaq, Park Chanyeol-EXO K, Cho Ahra

Genre : Romance

Length : Chapter

Rating : PG-15

Note : oke ini ff request dari salah satu reader disini, namanya Poppy Lodaya. Semoga suka ya  happy reading all^^

 

Author POV

-London, Inggris-

Sanghyun memasukki kamar Minhyo dan melihat gadis itu masih bergelung dengan selimutnya. Padahal langit sudah sangat terang, walaupun salju tampak menghiasi jalan. Sanghyun mendekati tempat tidur dan berniat membangunkan Minhyo. Tetapi tiba-tiba laki-laki itu terdiam saat melihat wajah Minhyo yang basah oleh keringat. Dahi gadis itu juga berkerut seperti menahan sakit. Mulutnya yang setengah terbuka tampak seperti menggumamkan sesuatu, namun Sanghyun tidak bisa mendengarnya. Sanghyun duduk di tepi kasur dan memegang dahi gadis itu. Matanya terbelalak saat merasakan suhu tubuh gadis itu diluar batas normal.

“Hyo… Hyo,, bangun..” Sanghyun mengguncang tubuh Minhyo. Minhyo masih tidak membuka matanya dan mulutnya terus bergumam tidak jelas. Sanghyun menarik tubuh Minhyo menjadi duduk dan terus mengguncang tubuhnya.

“Ayo bangun, Hyo..” Ujar Sanghyun dengan khawatir. Kepala gadis itu terkulai lemas dengan wajahnya yang terlihat pucat. Matanya yang terasa berat mencoba terbuka.

“Hyo, kau bisa lihat aku? Suhu tubuhmu panas sekali, Hyo. Kita ke rumah sakit sekarang.” Kata Sanghyun. Kepala gadis itu menggeleng pelan.

“Aku…tidak..mau…ke..rumah..sakit..” Ucapnya pelan.

“Aku..mau….dirumah…saja..” Gadis itu kembali membaringkan tubuhnya dan menarik selimut hingga sebatas leher. Sanghyun menghela nafas dan keluar dari kamar. Ia mengambil alat kompres untuk menurunkan suhu tubuh gadis itu.

“Ada apa? Kenapa kau membawa baskom dan handuk?” Tanya Tuan Park.

“Minhyo sakit, appa. Tubuhnya panas sekali.” Jawab Sanghyun.

“Apa?!” Tuan Park terlihat terkejut. Keduanya segera menuju kamar Minhyo. Sanghyun duduk di tepi kasur dan mulai membasahi handuk untuk ditaruh di kening gadis itu. Mulut Minhyo sudah tertutup rapat. Entah gadis itu tertidur atau tidak sadarkan diri, mengingat suhu tubuhnya terlalu panas. Tuan Park dan Sanghyun menatap Minhyo dengan pandangan khawatir.

“Sebenarnya ada apa dengan adikmu? Kenapa dia jadi seperti ini? Semenjak ia kembali ke London, sikapnya menjadi berubah. Lebih banyak diam dan jarang makan.” Tanya Tuan Park. Pria paruh baya itu benar. Semenjak kepulangannya ke London dua hari yang lalu, Minhyo tidak lagi seperti dulu. Gadis itu lebih banyak melamun. Setiap Tuan Park menyuruhnya makan, ia pasti beralasan tidak lapar atau kenyang. Padahal Minhyo tidak memakan apapun sebelumnya. Pernah juga Tuan Park memergokki Minhyo menangis saat berada di balkon rumah. Namun Tuan Park mencoba untuk tidak menanyakan apapun, karena tidak ingin menambahkan kesedihan pada gadis itu. Tuan Park yakin, jika gadis itu menceritakan masalahnya pada Tuan Park, Minhyo pasti akan lebih sedih lagi. Makanya Tuan Park mencoba menanyakan keadaan Minhyo pada Sanghyun.

Sanghyun terlihat menghela nafas sembari menggapai tangan gadis itu untuk digenggamnya. Tangan itu semakin kecil saja. Seingat Sanghyun, saat Minhyo dan Chanyeol pulang ke Korea, tubuh gadis itu lebih berisi. Tetapi semuanya berubah hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Entah apa yang dialami gadis itu di Korea sehingga membuatnya terlihat tertekan seperti ini. Jika tau akan jadi begini, dari awal Sanghyun lah yang akan menemani Chanyeol pulang. Lebih baik Minhyo berada di London menemani Tuan Park, dan gadis itu tidak akan pernah terlihat tertekan.

“Entahlah, appa. Yang aku tau, Minhyo bertengkar dengan kekasihnya.” Jawab Sanghyun atas pertanyaan Tuan Park.

“Kekasih? Minhyo memiliki kekasih?” Tuan Park terlihat terkejut.

“Aku juga baru mengetahuinya saat pulang ke Korea kemarin.” Sahut Sanghyun.

“Lalu apa yang terjadi?” Tanya Tuan Park lagi.

“Aku juga tidak tau pasti, appa. Tetapi Minhyo pernah berkata bahwa kekasihnya itu sering membuat perasaannya terluka. Ada seorang gadis yang menyukai kekasihnya, dan sering mencari perhatian laki-laki itu. Hari dimana kami memutuskan untuk pulang, Minhyo bertemu dengan kekasihnya itu. Dan sepertinya mereka bertengkar hebat. Karena saat pulang ke apartemen, Minhyo menangis dan berkata tidak mau melihat laki-laki itu lagi.” Jelas Sanghyun panjang lebar. Tuan Park terlihat menghela nafas.

“Kau tau siapa kekasihnya?” Sanghyun menggeleng.

“Sialnya aku tidak tau. Jika aku tau, aku pasti sudah memberi pelajaran pada laki-laki itu.” Geram Sanghyun.

“Menurutmu, apa Chanyeol tau?” Tanya Tuan Park, membuat Sanghyun menatapnya.

“Ahh,, benar juga. Seharusnya aku bertanya pada Chanyeol. Sayangnya saat berada di Korea, aku belum sempat bertemu bocah itu.” Sesal Sanghyun sembari menggelengkan kepalanya. Tuan Park memukul pelan kepala Sanghyun. Membuat laki-laki itu menatap sang ayah dengan tatapan protes.

“Apa guna ponselmu?” Desis Tuan Park.

“Kalau begitu kenapa tidak appa saja yang menghubungi Chanyeol?” Ujar Sanghyun kesal.

“Untuk apa aku mempunyai kau jika masih harus aku yang turun tangan?” Balas Tuan Park.

“Keterlaluan! Minhyo anakmu, appa!”

“Dan kau kakaknya. Apa salahnya kau membantu menyelesaikan masalah adikmu sendiri?” Ucap Tuan Park dan kemudian melangkah untuk keluar kamar. Meninggalkan Sanghyun dengan perasaan kesal. Itulah salah satu sikap Tuan Park yang tidak disukai Sanghyun. Tuan Park selalu terlihat cuek dengan setiap masalah anaknya. Padahal Sanghyun tau bahwa Tuan Park sangat khawatir, tetapi tidak mau menunjukkannya.

Sanghyun kembali menghela nafas dan berdiri dari duduknya. Ia keluar dari kamar Minhyo dan mencoba menghubungi Chanyeol. Laki-laki itu tampak mondar mandir selagi menunggu Chanyeol menjawab teleponnya.

“Yoboseo..”

Waeyo, hyung?

“Ada yang ingin ku tanyakan. Tetapi sebelumnya aku ingin memberitahumu bahwa Minhyo sekarang sudah berada di London.”

MWO?! Kau bercanda, hyung?!

“Aku serius. Seminggu yang lalu aku pulang ke Korea. Tapi baru beberapa hari disana, Minhyo mengajakku pulang ke London.”

Tetapi..kenapa dadakan seperti itu, hyung? Noona bahkan tidak memberitahuku.

“Inilah yang ingin kutanyakan padamu, Chanyeol-ah.. Apa kau tau bahwa Minhyo memiliki kekasih?”

Ne? Kekasih?

“Iya. Minhyo sudah memiliki kekasih. Apa kau tau?”

Ani, hyung. Aku tidak tau. Tetapi, seingatku noona dekat dengan Kyuhyun hyung.

“Kyuhyun? Siapa Kyuhyun?”

Cho Kyuhyun, hyung. Member Super Junior.

“Mwo?! Kau bercanda? Bagaimana mungkin Minhyo bisa dekat dengan seorang artis?”

Waktu itu kami bertemu dengannya saat perjalanan pulang ke Korea, hyung. Dan aku juga tidak tau bagaimana noona bisa akhirnya dekat dengan Kyuhyun hyung.

“Benar-benar tidak bisa dipercaya.” Desis Sanghyun.

Sebenarnya ada apa, hyung?” Chanyeol tampak penasaran.

“Minhyo bertengkar dengan kekasihnya. Makanya ia mengajakku untuk pulang ke London. Ia tidak mau melihat kekasihnya lagi.”

Apa mungkin itu Kyuhyun hyung?” Gumam Chanyeol.

“Mana kutau. Minhyo sekarang sedang sakit.”

Sakit apa, hyung? Tetapi noona baik-baik saja, kan?

“Hanya demam biasa sepertinya. Sudahlah, tidak perlu khawatir.”

Kalau ada apa-apa, hubungi aku, hyung.

“Arraseo. Aku tutup dulu, ya?”

Sebentar, hyung! Aku hanya ingin memberitahu, bahwa seminggu lagi aku akan debut.

“Aku tau. Maaf karena kami tidak bisa melihat penampilan pertamamu.” Sesal Sanghyun.

Tidak apa-apa, hyung. Kalian cukup mendoakanku agar berhasil disini.

“Pasti, Chanyeol-ah.”

Baiklah, hyung. Annyeong!

“Annyeong!” TREK. Sanghyun tampak terlihat kembali menghela nafas panjang. Masih tidak percaya bahwa Minhyo dekat dengan seorang artis terkenal. Dan apa mungkin kekasih Minhyo itu adalah Cho Kyuhyun member Super Junior? Tetapi sejujurnya di dalam hati kecil Sanghyun, pria itu bangga karena sang adik bisa mengenal seorang artis.

 

~~~

 

Sanghyun masuk ke dalam kamar Minhyo dan menemukan tempat tidur gadis itu kosong. Dan saat melihat ke balkon, ia melihat gadis itu sedang duduk di sebuah kursi panjang, dengan tubuhnya yang terbungkus selimut. Sanghyun berjalan perlahan mendekati posisi Minhyo. Disentuhnya pelan pundak gadis itu membuat Minhyo sedikit tersentak.

“Oppa…”

“Apa yang kau lakukan disini? Kau belum sembuh benar, dan disini dingin.”

“Aku baik-baik saja.” Minhyo tersenyum menenangkan.

“Boleh aku duduk di sampingmu?” Tanya Sanghyun dan di balas anggukan dari Minhyo. Keduanya menatap jalanan di hadapan mereka. Warna putih mendominasi penglihatan mereka, karena salju menutupi hampir seluruh jalan. Sanghyun mengalihkan pandangannya dan menatap Minhyo. Gadis itu merasakan tatapan Sanghyun dan akhirnya membalas tatapan Sanghyun.

“Ada apa, oppa?”

“Bisa jelaskan padaku apa hubunganmu dengan Cho Kyuhyun?” Tanya Sanghyun yang berhasil membuat mata gadis itu membulat. Terkejut karena mendengar nama Kyuhyun keluar dari mulut Sanghyun. Merasa ekspresinya yang berlebihan, Minhyo segera mengalihkan pandangannya dan tampak berdehem pelan untuk menghilangkan kegugupan.

“Kumohon ceritakan padaku.” Ujar Sanghyun membuat Minhyo kembali menatapnya.

“Jangan memendam masalahmu sendiri. Kau memilikiku untuk berbagi cerita. Dan kau juga memiliki appa. Kau tidak sendiri, Hyo..” Sanghyun mengusap kepala Minhyo. Minhyo tampak menghela nafas dan menatap ke depan dengan pandangan datar.

“Kyuhyun…..kekasihku..” Gumam Minhyo pelan namun terdengar jelas oleh Sanghyun.

“Bu–bukankah dia artis, Hyo?” Tanya Sanghyun memastikan. Minhyo tampak tersenyum kecil.

“Ne, oppa. Oppa tidak percaya bahwa aku memiliki kekasih seorang artis? Tetapi itu dulu, oppa. Hubungan kami sudah berakhir.” Ujar Minhyo sedih. Mata gadis itu tampak berkaca-kaca. Ia sangat merindukan Kyuhyun. Namun gadis itu sadar bahwa ia sudah tidak memiliki hak untuk merasakan rindu pada Kyuhyun. Kyuhyun sudah bukan kekasihnya lagi. Kyuhyun membencinya.

“Ceritakan padaku.” Ujar Sanghyun untuk kesekian kalinya.

“Aku pernah bercerita pada oppa kan bahwa ada seorang gadis yang menyukainya?” Minhyo menatap Sanghyun. Sanghyun mengangguk kecil.

“Gadis itu mengambil foto saat kita berpelukan, oppa.” Dahi Sanghyun berkerut.

“Apa hubungannya?” Tanyanya bingung.

“Selama ini Kyuhyun tidak tau bahwa aku memiliki seorang kakak. Ia hanya tau aku memiliki adik. Foto itu sampai di ponsel Kyuhyun karena gadis itu yang mengirimkannya. Dan kurasa oppa tau bagaimana kelanjutan masalahku.” Ujar Minhyo yang sepertinya tidak sanggup menceritakan kejadian saat ia bertengkar dengan Kyuhyun.

“Ia menyangka kau berselingkuh?” Tebak Sanghyun. Minhyo mengangguk. Airmatanya kembali ingin keluar.

“Dia marah besar dan mengatakan bahwa kau brengsek, oppa. Aku tidak terima saat ia menghinamu dan aku membelamu. Tetapi ia malah mengatakan bahwa aku gadis murahan.” Airmata Minhyo akhirnya mengalir setelah dengan susah payah ditahan oleh gadis itu. Ia menundukkan kepalanya agar Sanghyun tidak melihatnya menangis. Namun Sanghyun dapat mendengar suara gadis itu yang bergetar.

“Menyakitkan, oppa. Ia lebih mempercayai foto itu daripada aku.” Isak Minhyo.

“Kau tidak mencoba untuk menjelaskan padanya tentang siapa aku?” Tanya Sanghyun. Minhyo menggeleng.

“Aku sudah berniat melakukannya. Tetapi ia terus membentakku dan membuatku marah.” Jawab Minhyo.

“Laki-laki brengsek! Bagaimana mungkin dia tidak mempercayai kekasihnya sendiri?” Geram Sanghyun sembari mengepalkan tangannya.

“Berulang kali ia menyakitiku dan memaksaku untuk mempercayainya. Aku selalu berusaha melakukan itu. Tetapi disaat kesalahpahaman ini terjadi, ia justru tidak mau mempercayaiku. Bukankah itu egois, oppa?” Minhyo menatap Sanghyun dengan wajahnya yang basah. Sanghyun menarik Minhyo ke dalam pelukannya. Tangis gadis itu semakin menjadi. Ia membenci dan mencintai Kyuhyun disaat yang bersamaan. Membuatnya merasa kesal pada dirinya sendiri. Untuk apa mencintai laki-laki yang hanya bisa menyakitimu? Berulang kali Minhyo meyakinkan itu pada hatinya. Tetapi hatinya seolah berdiri sendiri dan tidak mau mendengarkan Minhyo. Membuat ia akhirnya sangat merindukan sosok Kyuhyun.

“Jangan menangis lagi. Laki-laki seperti itu tidak pantas kau tangisi.” Ucap Sanghyun.

“Aku merindukannya, oppa.” Lirih Minhyo.

“Tidak boleh. Buang jauh-jauh perasaan itu. Kau pasti akan mendapatkan laki-laki yang lebih baik darinya.”

 

~~~

 

Minhyo keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah. Keadaannya sudah jauh lebih baik dari beberapa hari yang lalu. Gadis itu mencoba untuk tidak memikirkan Kyuhyun. Setidaknya di hadapan Sanghyun dan Tuan Park. Ia tidak mau membuat kedua laki-laki itu khawatir dengan keadaannya. Cukup sudah untuk beberapa hari kemarin ia membuat mereka khawatir karena dirinya yang sakit. Tuan Park dan Sanghyun sudah memiliki perusahaan yang harus selalu dipikirkan. Dan Minhyo tidak mau menambah beban pikiran mereka.

Minhyo sudah rapi dengan pakaian santainya saat menuju ruang makan. Ia menemukan Tuan Park sedang membaca koran dan Sanghyun yang sedang sarapan.

Good morning..” Sapa gadis itu. Tuan Park dan Sanghyun serempak menoleh dan menatap gadis itu dengan bingung. Minhyo seolah tidak peduli dan duduk di samping Sanghyun. Kemudian mulai menyantap nasi goreng yang sudah tersaji dihadapannya.

“Tumben sekali kau sudah rapi seperti ini?” Ujar Tuan Park.

“Aku ingin berjalan-jalan sebentar. Sudah lama tidak berkeliling London.” Sahut Minhyo.

“Apa keadaanmu sudah benar-benar membaik?” Sanghyun meletakkan punggung tangannya di dahi Minhyo. Minhyo menepis pelan tangan Sanghyun.

“Aku baik-baik saja, oppa. Jangan berlebihan.” Sungut gadis itu kesal.

“Baiklah, terserah kau saja.” Kata Sanghyun dan mengambil gelas berisi susu untuk meminumnya. Minhyo terpaku menatap gelas berisi susu tersebut. Mengingatkannya pada Kyuhyun yang selalu mengejeknya karena tidak pernah minum susu. Lagi-lagi ia mengingat Kyuhyun. Terlalu banyak hal yang bisa membuatnya teringat pada laki-laki itu.

“Kau kenapa? Kau mau susu juga? Bukankah kau tidak suka susu?” Tanya Sanghyun saat melihat mata Minhyo tak lepas dari gelasnya. Minhyo tetap diam seolah tak mendengar ucapan Sanghyun.

“Yaahh!!”

“Eo?”

“Kau kenapa?”

“Ani. Aku tidak apa-apa. Aku pergi dulu, appa, oppa. Annyeong.” Minhyo segera berdiri dari duduknya dan keluar rumah. Udara dingin langsung menyapa gadis itu walaupun ia sudah memakai mantel berbulu yang dijamin bisa membuatnya hangat. Dengan susah payah gadis itu berjalan melewati tumpukan salju yang tebal. Berjalan dengan perlahan hingga akhirnya ia sampai di pertokoan. Salju di depan-depan toko tidak setebal di jalan ke rumah Minhyo. Makanya gadis itu dapat berjalan secara normal sembari melihat-lihat isi toko.

Minhyo memasukki sebuah toko yang menjual berbagai macam topi yang menarik minatnya. Berbagai macam bentuk topi disajikan di sana. Membuat mata gadis itu berbinar-binar. Namun tiba-tiba pandangannya terhenti pada sebuah topi hitam. Sama seperti topi yang sering digunakan Kyuhyun untuk menyamar. Huh?! Kyuhyun lagi? Minhyo menghela nafas panjang. Entah mengapa ia begitu tertarik pada topi itu, hingga akhirnya ia mengambil topi tersebut dan membawanya ke kasir.

How much?” Tanyanya.

Fourty dollars.” Jawab seorang laki-laki yang berdiri di belakang kasir. Minhyo segera mengeluarkan uangnya dan membayar topi itu. Setelahnya ia segera keluar dari toko dan memakai topi itu. Gadis itu tersenyum kecil dan kemudian mulai melangkah untuk kembali menyusuri pertokoan.

Tubuh Minhyo tersentak saat ada yang menepuk bahunya pelan. Ia berbalik dan menemukan seorang laki-laki dengan rambut berwarna merah dan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun terlihat dengan jelas otot-otot di lengannya karena laki-laki itu memakai kaos tanpa lengan.

“Gikwang?” Ucap Minhyo ragu.

“Ahh rupanya aku tidak salah orang. Kau benar-benar Minhyo.” Ujar laki-laki itu sembari bernafas lega.

“Kau benar-benar Lee Gikwang?” Tanya Minhyo memastikan.

“Kau pikir aku siapa?” Laki-laki itu terlihat mengerucutkan bibirnya.

“Astaga!! Sudah lama sekali kita tidak bertemu.”

“Tentu saja. Bisa hadiahkan aku sebuah pelukan?” Tanya Gikwang sembari merentangkan tangannya. Minhyo tersenyum dan mengangguk kecil. Ia segera mendekati Gikwang dan memeluk laki-laki itu. Sahabatnya selama ia menempuh pendidikan S2 di London.

“Kita ngobrol di cafe itu saja.” Tunjuk Gikwang pada cafe di ujung jalan. Minhyo mengangguk sebagai pertanda setuju dengan usul Gikwang. Keduanya berjalan bersama menuju cafe. Mereka mengambil tempat duduk di dekat jendela dan sedikit pojokkan. Setelah memesan minum dan makanan kecil. Keduanya tampak mengobrol ringan.

“Bagaimana kabarmu?” Tanya Gikwang.

“Aku baik. Kau sendiri? Wahh,, kau sudah banyak berubah. Lihatlah rambutmu! Kenapa menjadi warna merah seperti itu?” Takjub Minhyo. Gikwang tampak tersenyum malu sembari mengusap rambutnya sendiri.

“Apa aneh jika rambutku berwarna seperti ini?” Tanya Gikwang.

“Ani. Kau semakin tampan.” Puji Minhyo.

“Jinjja? Ahh,, baguslah jika seperti itu.” Suara Gikwang terdengar senang. Gikwang dan Minhyo sudah bersahabat sejak beberapa tahun yang lalu. Sama-sama berasal dari Korea membuat mereka nyaman satu sama lain. Makanya sejak pertama kali bertemu di Universitas di London, keduanya langsung akrab.

“Bagaimana kabar Kay?” Tanya Minhyo. Kay adalah kekasih Gikwang. Gadis berkebangsaan London asli yang sudah menjalin hubungan dengan Gikwang hampir 3 tahun lamanya.

“Baik. Dia pasti senang jika mendengar aku bertemu denganmu. Oh ya, tahun depan kami akan menikah.” Ujar Gikwang.

“Mwo? Benarkah? Wahh,, hubungan kalian sudah sangat serius rupanya.” Ujar Minhyo terkejut. Gikwang lagi-lagi tersenyum.

“Kami hanya merasa tidak ada yang perlu di tunda lagi. Aku sudah memiliki pekerjaan yang mantap. Dan aku rasa, aku mampu menghidupinya jika kami menikah nanti.” Jelas Gikwang. Minhyo tampak mengangguk.

“Di mana kalian menikah?” Tanya Minhyo.

“Di London. Sepertinya aku tidak akan pernah kembali lagi ke Korea. Orangtuaku saja sudah berada di sini.” Jawab Gikwang.

“Yahh,, kau tidak boleh melupakan negara kelahiranmu..” Canda Minhyo dengan memberikan tinju ringan di lengan telanjang Gikwang.

“Aku tidak mungkin melupakan Korea. Aku hanya terlanjur nyaman disini.” Gikwang membela diri.

“Kau harus datang ke pernikahanku nanti.” Kata Gikwang yang terdengar seperti perintah.

“Jika aku masih disini, aku pasti datang.” Sahut Minhyo.

“Memangnya kau mau kemana?” Tanya Gikwang bingung.

“Yah,, mana aku tau. Kehidupan kita ke depannya kan tidak ada yang pernah tau.” Jawab Minhyo sembari menyeruput minumnya.

“Bagaimana kabar ahjussi, Sanghyun hyung dan Chanyeol?”

“Semuanya baik. Chanyeol sekarang berada di Korea.”

“Korea? Apa yang dilakukannya di sana?”

“Dia akan menjadi penyanyi sebentar lagi?”

“Mwo? Benarkah? Ahh bukankah itu mimpinya sejak dulu?” Minhyo mengangguk.

“Lalu kau sendiri bagaimana?” Tanya Gikwang tiba-tiba.

“Bagaimana apanya?” Minhyo balik bertanya.

“Eishh,, jangan pura-pura tidak tau, Nona Park.”

DEG! Nona Park? Ahh,, lagi-lagi mengingatkannya pada Kyuhyun. Sepertinya sebentar saja ia tidak bisa untuk tidak memikirkan Kyuhyun.

“Jangan memanggilku seperti itu.” Ujar Minhyo datar.

“Wae? Nama depanmu kan memang Park. Park Minhyo.” Balas Gikwang dengan penuh penekanan pada kata ‘Park Minhyo’.

“Panggil saja aku Hyo, seperti kau biasa memanggilku.” Suruh Minhyo.

“Arraseo. Ahh,, lama tidak bertemu kau semakin cerewet.” Ejek Gikwang.

“Yakk!!”

“Jadi,, apa saja kegiatanmu sekarang?” Tanya Gikwang lagi.

“Tidak ada.” Jawab Minhyo singkat.

“Tidak ada? Yang benar saja! Sudah berapa lama semenjak kita lulus kuliah, Hyo?” Gikwang tampak tidak percaya.

“Aku sempat bekerja beberapa bulan di Korea.” Ujar Minhyo akhirnya.

“Mwo? Korea? Kapan kau pulang ke sana?”

“Beberapa bulan yang lalu. Dan beberapa hari yang lalu aku kembali ke sini.” Jelas Minhyo.

“Lalu dimana oleh-oleh untukku?” Canda Gikwang. Minhyo mendengus pelan.

“Kau pikir aku tau jika akan bertemu denganmu hari ini?” Protes gadis itu. Gikwang tertawa pelan.

“Aku hanya bercanda, bodoh!” Ejek Gikwang membuat keduanya tertawa bersama.

“Kapan kau akan mengenalkan kekasihmu padaku?” Ujar Gikwang tiba-tiba membuat Minhyo terdiam.

“Jangan bilang kau tidak memiliki kekasih..” Gikwang memicingkan matanya sembari menatap Minhyo dengan curiga.

“Aku memang tidak memiliki kekasih.” Sahut gadis itu cuek.

“Astaga! Apa sahabatku yang satu ini tidak laku-laku?” Goda Gikwang

“Ya!! Kau mau mati, huh?” Geram Minhyo.

“Hahahaha… Apa mau kukenalkan pada temanku? Dia tampan dan kaya..” Bujuk Gikwang.

“Cih! Kau benar-benar menganggapku tidak laku rupanya.” Dengus Minhyo dan disambut tawa lebar oleh Gikwang.

 

~~~

 

-Seoul, Korea Selatan-

Lengkap dengan masker hitam serta topi hitam sebagai penyamaran. Kyuhyun bergabung dengan penonton yang lain untuk melihat debut pertama Chanyeol. Park Chanyeol debut bersama 11 orang lainnya dengan nama EXO. Kedua belas laki-laki itu tampak dengan serempak melakukan dance dan membuat penonton terpukau dengan penampilan perdana mereka.

Entah apa yang ada dipikiran Kyuhyun, karena sekarang laki-laki itu duduk di barisan paling depan dan matanya tidak lepas sedikitpun dari Chanyeol. Tidak! Sebenarnya Kyuhyun tidak bermaksud untuk menatap Chanyeol. Tetapi dari wajah itu, Kyuhyun dapat melihat wajah Minhyo. Laki-laki itu sangat merindukan Minhyo. Setidaknya dengan menatap Chanyeol, rasa rindunya sedikit terobati. Mengingat wajah Chanyeol dan Minhyo sangat mirip.

Seandainya saja pertengkaran itu tidak terjadi, Kyuhyun yakin, yang duduk disebelahnya saat ini adalah Minhyo. Ia bisa dengan leluasa menggenggam erat tangan gadis itu sembari mengomentari penampilan Chanyeol dan teman-temannya. Tetapi kenyataan yang ada, laki-laki itu bahkan duduk sendiri tanpa ada yang mengenalinya. Bagaimana bisa ada yang mengenali jika di antara wajah Kyuhyun, hanya matanya yang terlihat.

Kyuhyun segera berdiri dari duduknya saat seluruh member EXO sudah selesai tampil. Laki-laki itu tidak peduli jika penonton yang lain masih sibuk mengagumi kedua belas laki-laki yang terbilang imut itu. Ia keluar dari gedung dan menuju mobilnya yang berada di parkiran. Setelah berada di dalam mobil, ia segera melepas topi serta masker dan melemparkannya ke jok belakang. Dijalankannya mobil tersebut dengan kecepatan tinggi untuk meninggalkan gedung di mana tempat Chanyeol debut.

Kyuhyun sesekali melirik kursi di sampingnya yang tampak kosong. Biasanya tempat itu akan ditempati oleh Minhyo, dan mereka pasti akan melakukan obrolan kecil yang berujung pada perdebatan. Sudah berapa lama ia tidak bertemu Minhyo? Entahlah, Kyuhyun tidak menghitungnya. Yang pasti itu sudah sangat lama. Karena rasa rindu Kyuhyun pada gadis itu benar-benar membumbung tinggi. Tetapi mengingat apa yang dilakukan gadis itu padanya, tiba-tiba emosi Kyuhyun kembali muncul. Ia marah karena ada laki-laki lain yang memeluk tubuh gadisnya. Ia marah karena ada laki-laki lain yang mencium kening gadisnya. Kyuhyun yakin jika Minhyo melakukan itu karena ingin balas dendam atas apa yang dilakukan Jihee. Tetapi Kyuhyun merasa ini tidak adil. Kyuhyun tidak menaruh perasaan apapun pada Jihee. Namun Minhyo tampaknya sangat senang berada di dalam pelukan laki-laki yang entah siapa, Kyuhyun tidak tau.

Kyuhyun membelokkan mobilnya saat sudah memasukki daerah dorm Super Junior. Ia memarkirkan mobilnya dengan rapi dan setelah itu keluar dari dalam mobil. Ia berjalan tanpa semangat menuju dormnya. Semenjak hubungannya berakhir dengan Minhyo, laki-laki itu tidak pernah semangat dalam melakukan apapun. Belum lagi, hubungannya dengan Eunhyuk tidak juga membaik. Mereka akan bertegur sapa jika itu memang benar-benar diperlukan. Dan jika memang tidak ada apapun, mereka akan tampak seperti tidak saling kenal.

Kyuhyun tampak tersentak saat ia hendak membuka pintu, namun pintu sudah terbuka. Eunhyuk yang membuka pintu juga terlihat terkejut dengan kehadiran Kyuhyun di depan pintu. Namun itu hanya sebentar, karena setelahnya Eunhyuk menunjukkan wajah cueknya dan berjalan melewati Kyuhyun. Namun Kyuhyun dengan segera menahan bahunya. Eunhyuk menghentikan langkahnya namun enggan menoleh.

“Sampai kapan kau akan mengacuhkanku seperti ini, hyung? Memangnya aku ada salah apa denganmu?” Tanya Kyuhyun tanpa menatap Eunhyuk.

“Kau tidak memiliki salah apapun padaku.” Jawab Eunhyuk singkat.

“Lalu kenapa kau seperti ini?” Suara Kyuhyun terdengar kesal. Eunhyuk membalikkan badannya dan otomatis tangan Kyuhyun yang berada di bahunya terlepas. Keduanya saling bertatap tajam.

“Aku hanya malas saja berhubungan dengan orang yang egois.” Sahut Eunhyuk terdengar cuek. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

“Egois? Atas dasar apa kau mengatakan aku egois?” Eunhyuk mendengus kasar.

“Kau lupa dengan apa yang kau lakukan pada Minhyo?” Tanya Eunhyuk sembari menaikkan sebelah alisnya.

“Dia pantas mendapatkan itu, hyung. Kau pikir aku tidak memiliki alasan melakukan itu? Kau tidak tau apapun, hyung!” Kyuhyun mencoba membela diri.

“Kalau begitu katakan padaku, apa alasannya?” Ujar Eunhyuk. Kyuhyun tampak menghela nafas dan mengeluarkan ponselnya. Ia membuka kembali foto yang dikirimkan Jihee padanya, sebelum menunjukkannya pada Eunhyuk.

“Kau bisa lihat ini, kan? Apa kau pikir aku akan diam saja jika dia bermain di belakangku?” Eunhyuk tampak terpaku melihat foto yang berada di ponsel Kyuhyun. Ia memang tidak tau laki-laki itu siapa. Tetapi belum tentu apa yang Kyuhyun tuduhkan pada Minhyo benar, kan?

“Jika kau berada di posisiku, kau juga pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan, hyung.” Ucap Kyuhyun yakin.

“Ani.” Sambar Eunhyuk langsung. Membuat Kyuhyun menatapnya dengan bingung.

“Lalu kau akan membiarkan kekasihmu berselingkuh di belakangmu? Begitu?” Kyuhyun tampak tidak percaya.

“Tentu saja tidak. Tetapi aku akan memberikan kesempatan pada kekasihku untuk menjelaskan semuanya. Atau bila perlu, aku akan mencari kebenarannya sendiri. Bukan malah menghina kekasihku sendiri dengan kata-kata murahan.” Sindir Eunhyuk. Kyuhyun seperti tertampar mendengar kata-kata Eunhyuk. Murahan? Apa ia sudah mengatakan Minhyo murahan? Benarkah? Tidak! Eunhyuk pasti asal bicara.

“M–murahan? Apa maksudmu, hyung?” Tanya Kyuhyun.

“Cih! Kau lupa sudah menghina Minhyo dengan mengatakannya gadis murahan?” Cibir Eunhyuk. Kyuhyun terdiam. Tidak percaya dengan apa yang sudah dikatakan Eunhyuk. Kenapa ia tidak sadar jika sudah menghina Minhyo hingga sekejam itu? Apa karena emosi hingga ia tidak sadar dengan apa yang sudah dikatakannya?

“Ahh,, kau juga mengatakan bahwa Minhyo gadis brengsek. Tidak ingat juga?” Eunhyuk mendengus kasar.

“Aktingmu sungguh buruk, Cho Kyuhyun. Apa kau pikir aku akan percaya jika kau bilang, kau tidak sadar sudah menghina Minhyo?” Kyuhyun masih tidak bisa berkata apa-apa. Semua kata-kata yang didengarnya dari Eunhyuk seolah dicernanya terlebih dahulu.

“Lebih baik kau urus saja ‘sahabat’ yang kau sayangi itu. ‘Sahabat’ yang sudah membuat hubunganmu dan Minhyo berakhir!” Ujar Eunhyuk dan segera berlalu dari hadapan Kyuhyun. Meninggalkan Kyuhyun dengan kebisuannya di depan pintu dorm.

 

~~~

 

Ahra duduk di cafe dengan gelisah. Beberapa kali gadis itu melirik jam yang berada di tangan kirinya. Setelahnya gadis itu akan melihat pintu cafe sembari menanti seseorang yang sedang ditunggunya. Ia menyeruput capuccino yang dipesannya untuk menghilangkan rasa khawatir. Ahra tampak bernafas lega saat melihat seseorang yang ditunggunya memasukki cafe dan berjalan ke arahnya.

“Akhirnya kau datang juga, Kyuhyun-ah..” Ujar Ahra.

“Ada apa, noona? Wajahmu tidak terlihat seperti biasa.” Tanya Kyuhyun bingung. Ia segera duduk di hadapan Ahra.

“Aku ingin menanyakan keadaan Minhyo.” Jawab Ahra. Kyuhyun segera menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi saat nama itu terdengar dari mulut Ahra.

“Sudah hampir satu bulan Minhyo tidak masuk kerja, Kyuhyun-ah.. Kemana dia? Apa terjadi sesuatu padanya?” Tanya Ahra mengutarakan kekhawatirannya beberapa minggu ini.

“Aku tidak tau.” Jawab Kyuhyun singkat.

“Mwo? Apa maksudmu tidak tau? Bagaimana mungkin kau tidak tau keadaan kekasihmu sendiri?” Ahra terlihat bingung sekaligus kesal.

“Hubungan kami sudah berakhir. Dia sudah bukan kekasihku lagi.” Sahut Kyuhyun.

“MWO?! KAU BERCANDA?!” Teriak Ahra terkejut.

“Aishh,, noona!! Kecilkan suaramu itu.” Sungut Kyuhyun kesal saat melihat beberapa orang menatap mereka. Ahra tampak salah tingkah dan mencoba terlihat biasa.

“Kau jangan mengerjaiku, Kyuhyun-ah. Bagaimana mungkin hubunganmu dan Minhyo berakhir? Apa yang kau lakukan pada gadis itu, huh?!”

“Tepatnya apa yang dilakukan gadis itu padaku, noona.” Ujar Kyuhyun meralat ucapan Ahra.

“Memangnya apa yang dilakukan Minhyo? Kurasa kaulah yang sering menyakitinya.” Kata Ahra. Kyuhyun mendengus kasar.

“Kau tidak akan percaya jika kukatakan Minhyo berselingkuh di belakangku.” Ucap Kyuhyun dan berhasil membuat mata Ahra melebar.

“Candaanmu sudah tidak lucu, Cho Kyuhyun!” Desis Ahra terlihat marah.

“Kau jangan asal bicara. Aku tau Minhyo gadis seperti apa.” Ujar Ahra membela Minhyo.

“Aku punya bukti, noona.” Bantah Kyuhyun.

“Mana? Mana buktinya?” Tantang Ahra. Kyuhyun mengeluarkan ponselnya dan kembali menunjukkan foto Minhyo dan Sanghyun yang sedang berpelukan kepada Ahra.

“Kau bisa lihat sendiri, noona. Apa kau pikir aku masih bercanda?” Tanya Kyuhyun. Ahra mengambil ponsel Kyuhyun dan tampak mengamati foto itu. Ia seperti pernah melihat wajah laki-laki itu. Tetapi Ahra lupa melihatnya dimana. Setelah gadis itu mencoba kembali mengingatnya, matanya tiba-tiba semakin melebar. Ia pernah melihat wajah laki-laki ini pada wallpaper ponsel Minhyo.

“Apa kau pikir laki-laki ini selingkuhan Minhyo?” Tanya Ahra pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel Kyuhyun.

“Jika bukan selingkuhannya, kau pikir laki-laki itu siapa, noona? Mereka berpelukan. Bahkan laki-laki itu mencium kening Minhyo. Aku juga bisa menunjukkan fotonya padamu.”

“Kau gila, Cho Kyuhyun..” Desis Ahra sembari menatap tajam Kyuhyun.

“Mwo?!” Wajah Kyuhyun terlihat tidak terima saat Ahra mengatakan dia gila.

“Sebenarnya apa yang ada di otakmu, Kyuhyun-ah? Ahh,, aku bisa gila.” Keluh Ahra sembari menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.

“Apa maksudmu, noona?” Tanya Kyuhyun bingung.

“Kau tau laki-laki ini siapa?”

“Kekasih Minhyo….mungkin.” Ujar Kyuhyun pelan.

“Laki-laki ini adalah oppanya Minhyo!!” Bentak Ahra mengeluarkan kekesalannya. Sekarang giliran mata Kyuhyun yang membulat sempurna. Ia merasa aliran darahnya berhenti dan jantungnya berdegup dengan kencang.

“O–oppa?” Kata Kyuhyun terbata.

“Cho Kyuhyun, kau pikir apa yang sudah kau lakukan, huh?! Kau memutuskan hubunganmu dengan Minhyo hanya karena foto ini? Memangnya apa yang salah dengan foto ini? Bukankah wajar jika seorang kakak memeluk adiknya?” Ahra tampak menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Gadis itu menghela nafas berkali-kali sembari menggelengkan kepalanya.

“Katakan padaku bahwa kau bohong, noona..” Desis Kyuhyun.

“Apa kau pikir aku memiliki waktu untuk berbohong, bodoh?! Laki-laki ini kakaknya Minhyo!! Aishh!! Kau benar-benar keterlaluan!” Kyuhyun dengan cepat berdiri dan menyambar ponselnya di tangan Ahra. Ia berlari keluar cafe dan memasukki mobilnya. Bahkan laki-laki itu tidak memperdulikan lagi teriakan Ahra yang memanggilnya.

Kyuhyun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi di tengah jalanan Seoul. Ia melewati puluhan mobil di jalan tanpa memperdulikan sang pengemudi yang mengumpatnya dengan kesal. Yang ada dipikirannya saat ini adalah ia harus cepat sampai di apartemen Minhyo. Kyuhyun benar-benar tidak bisa memaafkan dirinya sendiri atas apa yang sudah dilakukannya pada Minhyo. Bagaimana mungkin ia menuduh gadis yang sangat dicintainya berselingkuh? Bagaimana mungkin ia menutup mata dan tidak mau mendengarkan penjelasan gadis itu?

“Akkhhh!! Bodoh!!!” Kyuhyun memukul stirnya dengan kuat. Tiba-tiba saja wajah Minhyo yang basah oleh airmata saat itu terlintas di pikiran Kyuhyun. Ia yang sudah membuat airmata itu mengalir dengan derasnya. Bahkan ia menghina Minhyo gadis murahan dan brengsek.

“Kaulah yang brengsek disini, Cho Kyuhyun!!” Maki Kyuhyun pada dirinya sendiri. Kyuhyun mencengkram dengan erat stir mobil sembari melampiaskan kekesalannya. Seharusnya ia mendengarkan kata-kata Eunhyuk saat itu. Ini hanya salah paham dan mereka bisa menyelesaikannya secara baik-baik. Tetapi lagi-lagi Kyuhyun mengumpat pada sikap egoisnya. Semuanya tidak akan jadi seperti ini jika ia tidak egois.

Kyuhyun segera turun dari mobilnya dan berlari ke arah lift. Ia berdiri di dalam lift dengan gelisah. Terus melirik ke arah angka yang ingin ditujunya. Setelah pintu lift terbuka, ia segera berlari menuju apartemen Minhyo. Ditekannya bel berkali-kali dengan tidak sabaran. Tidak ada jawaban apapun dari dalam. Kyuhyun bahkan sekarang sudah menggedor pintu apartemen Minhyo dengan keras.

“Nona Park!! Buka pintunya, Nona Park!!” Teriak Kyuhyun. Sama seperti tadi, pintu apartemen itu tetap tertutup rapat.

“Buka pintunya, Park Minhyo!!!” Kyuhyun terus menggedor kuat pintu apartemen Minhyo. Saat masih tidak menemukan perubahan pada pintu apartemen itu, ia mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Minhyo.

“Sial!!” Umpatnya saat nomor Minhyo tidak bisa dihubungi. Dicobanya berkali-kali untuk menghubungi Minhyo namun hasilnya tetap sama. Perasaan khawatir mulai menggerayangi pikiran Kyuhyun. Keringat tampak mengalir di pelipisnya. Ia kembali menggedor pintu apartemen Minhyo, sembari berharap Minhyo membukakan pintu untuknya. Namun lagi-lagi, pintu apartemen itu tetap tertutup rapat.

Kyuhyun meninggalkan apartemen Minhyo dan memasukki mobilnya. Ia kembali mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tujuannya sekarang adalah gedung SM. Ia ingin menemui Chanyeol dan menanyakan tentang Minhyo. Siapa tau Minhyo mengganti nomor ponselnya dan ia bisa mendapatkan nomor baru Minhyo dari Chanyeol. Sama seperti saat sampai di apartemen Minhyo tadi, begitu sampai di gedung SM, Kyuhyun langsung turun dari mobil dan berlari untuk masuk ke dalam. Ia tidak mau berlama-lama menunggu lift, sehingga memilih menaikki tangga darurat untuk sampai di ruang latihan member EXO. Kyuhyun langsung membuka pintu ruang latihan begitu sampai di sana. Seluruh member EXO tampak terkejut dan menatap Kyuhyun.

“Kyuhyun hyung!” Sapa mereka.

“Chanyeol,, bisa bicara sebentar denganku?” Tanya Kyuhyun sembari menetralkan nafasnya yang tersengal. Chanyeol tampak bingung namun mengangguk dan berjalan keluar ruang latihan.

“Ada apa, hyung?” Tanya Chanyeol.

“Kenapa nomor Minhyo tidak bisa dihubungi? Apa dia mengganti nomornya?” Tanya Kyuhyun langsung.

“Noona tidak mengganti nomornya, hyung.” Jawab Chanyeol.

“Lalu kenapa nomornya tidak bisa di hubungi?” Tanya Kyuhyun lagi.

“Sebenarnya apa yang terjadi padamu dan noona, hyung?” Chanyeol terlihat sangat bingung. Kyuhyun terdiam sebentar sebelum akhirnya menghela nafas panjang.

“Aku tidak punya banyak waktu untuk menjelaskannya padamu, Chanyeol-ah. Aku harus bertemu Minhyo dahulu. Setelah itu aku akan menjelaskan semuanya padamu.” Kata Kyuhyun. Chanyeol terdiam dan menatap Kyuhyun.

“Cepat beritahu aku bagaimana agar aku bisa menghubungi Minhyo? Aku tadi sudah ke apartemennya, tetapi tidak ada yang membukakanku pintu.” Ujar Kyuhyun.

“Apartemen itu sudah tidak ada yang menempatinya, hyung.” Gumam Chanyeol pelan.

“Apa? Minhyo kemana? Dia pindah? Katakan padaku alamatnya dimana.” Kyuhyun tampak mengguncang bahu Chanyeol dengan tidak sabaran. Chanyeol tampak menghela nafas berkali-kali.

“Ada apa, Chanyeol-ah? Kenapa kau diam? Apa terjadi sesuatu pada Minhyo? Katakan padaku!” Kyuhyun terlihat benar-benar khawatir.

“Noona…”

“Ya?”

“Noona….sudah pulang ke London, hyung.”

“Apa?!” Kyuhyun benar-benar tidak dapat menyembunyikan wajah terkejutnya. Ia merasakan jantungnya berhenti berdetak hingga nafasnya terasa tercekat.

“K–kau bercanda?”

“Noona benar-benar sudah pulang ke London, hyung. Ia pulang bersama Sanghyun hyung. Kakak kami yang pertama.” Jelas Chanyeol. Kyuhyun merasakan tulang-tulang kakinya lemas. Tubuhnya merosot begitu saja hingga berlutut di hadapan Chanyeol. Minhyo pulang ke London? Tidak,, tidak mungkin.

“Hyung.. Kau kenapa, hyung?? Kau baik-baik saja?” Chanyeol terlihat bingung dan khawatir.

“Tidak mungkin… Minhyo tidak mungkin pulang ke London.. Minhyo tidak mungkin meninggalkanku..” Gumam Kyuhyun dengan dua bulir airmata yang menetes dari kedua sudut matanya.

~~~

–To Be Continued–

73 thoughts on “Trust Me (FF Request) – Part 9

  1. Pertama, gomawo eonni udh nerbitin lanjutannya ga lama ^^
    Makin kesini ceritanya makin seru, feelnya dapet banget. Bener2 dibuat penasaran sama endingnya.
    Ayo eonni semangat bikin part selanjutnya. Aku selalu menanti
    Hwaiting 😀

  2. Minhyo kasian ampe sakit gtu issh 😦
    Rasain tuh cho kyuhyun pabbo !!!! Tapi ada yang kirang eon dsini soalnya si jihee blm kebawa, damprat aja tuh yang udh nduh org smbarangan hmm
    Ditunggu part selanjutnya eoni hehe xp

  3. Aaaa Author tau banget loh yah bikin critanya selalu punya sesi deg deg yang buat orang nggak sabar nunggu next part… ><

  4. tuh kan.. makanya kyu kalo ngomong jangan asal.. untung dikasih tau sama chanyeol kalo
    minhyo ada di london.. coba kalo ga, makin galau tuh kyu cari minhyo..

    Next chapter nya ditunggu.. 🙂

  5. Kyu oppa babo, begitu mempercayai semua ygJinhee perlihatkan.. kasihan yg hrs menjadi korban Minhyo kekasihnya sendiri.. krn ketidak inginan Kyu oppa mendengarkan penjelasan Minhyo semua nya mjd berantakan.. sekali2 Kyu oppa merasakan bgmn rasanya ditinggal.. seperti perasaan Minhyo yg sll merasa Kyu oppa meninggalkannya dan lbh mengiyakan semua permintaan Jinhee.. untung Ahra oennie and chanyeol memberitahu siapa yg memeluk Minhyo kalau tdk smp saat ini msh slh paham jg

  6. anneyeong aku bru d sini, suka bgt ma Ffnya, feelnya dpt buat aku ksel, sedih d sa’at brsamaan haha
    kesel bgt ma kyuhyun :-@
    next part d tunggu

  7. Eon nyesek bgt baca nya ampe pengen nangis :”) dasar cho kyuhyun egois minhyo jgn mau klo kyuhyun ngajak balikan 😉 terus nnti cerita nya gmna ya klo kyuhyun gk ama minhyo
    Wkwkwkkwk
    Part 10 masih lama kah ?

  8. thor, bukannya di London pake poundsterling, tp bayar topinya pake dollar #komen ga penting
    nah tw rasa deh lo evil, enak, sukurin, asli seneng banget si evil menderita * ketawa setan*
    tp, masa sih, si evil udah amnes aja uda ngehina minhyo *poor minhyo*
    yah kita tunggu aja kelanjutannya yah, jangan lama2 dipublishnya yah thor..

  9. halo ssaeng-i, cm mw ksh tw klo akhirnya aq dh kluar dr rs oh yeaaaah.
    Yah walo lebaranan menunya sgala obat en suntikan. This ramadhan was the worst ever i did. Ga bs ibadah full, utang 2 mgg pulak puasanya #plaaaak
    Aih jd curhat, pdhl br ja kenal, begitu aq pegang hp lngsng mnuju ‘rumahmu’ dan aww sdh ada yg part 9, beneran kata tmn2 yg dh komen diatas, klo jihee blm didamprat rasanya ada yg kuraaang gt hahaha, trus cho kyuhyun walo dh nyesal tp kok qt sbg reader blm ngrasa puas akan deritanya tu maknae y???#efek br kluar dr rs biasanya prilaku jd brubh bagai ibu tiri wkwkwk
    kurang sedih euy secara dy dh ngata2in minhyo seenak udelnya hihihi
    kok di ff ini aq jd naksir eunhyuk seh #reader salah fokus, keren sekali beliau, semoga saya berjodoh dgn sohibnya si lee donghae.Hahaha#abaikan.
    Smg part 10 si jihee muncul
    btw minal aidin wal faidzin mhn maaf lhr btn, terutama komen2 aq yg lbh srg slh fokus hehehe
    Salam PRAMUKA

  10. gatau deh ya harus komen apa..
    gemes sendiri ngeliat kyu yg bodo bgt disini -.-
    akhirnya dia tau kan siapa yg di peluk sama minhyo, nyesel sendiri kan -.-
    yah aku kira gikwang itu yg bakalan jd org ke 4 wkwkwwkk
    duh nyesek bgt loh wkt baca terakhirnya 😦
    dimana kyu udah tau klo minhyo itu ke london hiks 😥 😥 😦 😦

  11. Huaaa kyuhyun kau menyesal bukaan ahh kau tau sakit hatinya minhyo pas kau marah pengen rasanya jamabk rambut mu wkwk
    hyuk-ah aku bangga sekali padamuuu haha
    ahra eonnie slalu jd penyelamat,aku seneng part ini g ada jihee haha

  12. tuhh kan kyu baru nyesel sekarang setelah tau yg sebenarnya, kyu pabbo,,,
    sumpah kyu bikin emosi aj,,,,
    skrng ud tau minhyo dlondon lo mau ap skrng,

Leave a reply to yua Cancel reply