Our Honeymoon (Our Wedding-Sequel)

Our Honeymoon (Our Wedding-Sequel)

Author : Choineke

Title : Our Honeymoon

Cast : Choi Siwon, Choi Yongri (OC)

Genre : Romance

Length : Chapter

Rating : PG-15

 

Author POV

-Taipei, Taiwan-

Hampir setengah jam yang lalu, Siwon dan Yongri menginjakkan kaki mereka di Negara Taiwan tepatnya di kota Taipei. Saat ini keduanya sedang berada di dalam mobil yang sengaja disiapkan oleh Tuan Choi -ayah Siwon- selama mereka di Taiwan. Yongri menyandarkan kepalanya di bahu Siwon dan tampak memejamkan matanya. Gadis mungil itu merasakan kepalanya sakit entah karena apa. Tiba-tiba saja sakit itu datang begitu mereka tiba di Taiwan. Yongri benar-benar butuh tidur sekarang. Tanpa sadar, ia mencengkram baju Siwon membuat suaminya itu menunduk dan menatap tangan sang istri. Sesaat kemudian, Siwon mengalihkan pandangannya ke wajah Yongri yang sedang terpejam dengan kening berkerut.

“Kau kenapa?” Tanya Siwon sembari menggenggam tangan Yongri yang mencengkram bajunya.

“Kepalaku sakit.” Jawab Yongri pelan tanpa membuka matanya.

“Huh? Bukankah saat di pesawat tadi kau baik-baik saja?” Siwon tampak bingung. Yongri mengangguk pelan.

“Tiba-tiba saja sakitnya datang.” Ujar Yongri.

“Berapa lama lagi kita sampai? Sepertinya aku butuh tidur.” Lanjut Yongri dan membuka matanya untuk menatap Siwon.

“Sebentar lagi.” Sahut Siwon. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Grand Hyatt Hotel yang berada di Sung Shou Road Taipei Taiwan Republic of China, No 2. Hotel yang juga di sediakan oleh Tuan Choi.

Tak berapa lama kemudian, mereka sampai di Grand Hyatt Hotel. Walaupun Yongri masih merasakan sakit di kepalanya, namun ia tidak bisa untuk tidak terpukau menatap keindahan dan kemewahan yang disuguhkan interior hotel tersebut. Setelah Siwon berbicara -entah apa yang dibicarakannya, Yongri tidak mengerti- dengan receptionist hotel tersebut, mereka memasukki lift bersama seorang bellboy yang membawa koper mereka. Kedua orang itu dibawa ke lantai 17 untuk sampai di kamar mereka.

Sebuah kamar dengan tipe TAIGH_PO40 Grand Deluxe Room menanti mereka.  Yongri bukanlah gadis yang berasal dari keluarga miskin, namun ia yakin tingkahnya sekarang persis seperti gadis miskin yang tinggal di rumah mewah. Terlihat sedikit kampungan. Bagaimana tidak? Saat mereka memasukki kamar tersebut, ruang tamu yang tampak mewah menyambut mereka. Ketika masuk lebih dalam, ia menemukan sebuat tempat tidur king size berlapis seprai serta selimut berwarna putih. Dan tidak ketinggalan bantalnya juga berwarna putih. Di sisi kanan terdapat jendela besar dengan tirai berwarna coklat yang mampu digunakan untuk melihat keindahan kota Taipei.

“Haahhhh…” Yongri menghempaskan dirinya di tempat tidur saat bellboy yang membawa koper mereka keluar.

“Hotel ini benar-benar mewah. Sakit kepalaku sampai hilang karena keindahannya.” Ujar Yongri takjub. Siwon menatap Yongri dan tersenyum kecil. Didekatinya posisi Yongri dan ikut berbaring di sebelahnya, tepatnya berbaring menghadap Yongri dengan siku kanannya sebagai penopang kepala.

“Benarkah?” Tanya Siwon tidak percaya sembari meletakkan tangannya yang bebas di atas perut Yongri. Mengusapnya pelan hingga membuat Yongri bergidik geli.

“Kau tau tidak?” Tanya Siwon pelan.

“Apa?” Yongri bertanya balik. Gadis itu menggenggam tangan Siwon yang berada diperutnya guna menghentikkan usapan laki-laki itu. Namun mudah saja untuk Siwon melepaskan genggaman tangan itu, dan malah tangannya merambat semakin ke atas hingga ke dada kanan Yongri.

“Hasrat seseorang yang sudah menikah itu meningkat drastis daripada sebelum menikah.” Ujar Siwon dan memberikan remasan pelan di dada Yongri.

“Wonnie!!” Pekik Yongri terkejut saat Siwon meremas pelas dada kanannya itu. Siwon kembali tersenyum kecil dan menyembunyikan wajahnya pada rambut Yongri. Tangannya juga sudah berpindah menjadi memeluk pinggang Yongri.

“Aku benar-benar ingin menerkammu sekarang, Nyonya Choi.” Gumam Siwon yang terdengar jelas di telinga Yongri.

“Maaf.” Balas Yongri pelan. Merasa sangat bersalah. Siwon mengangkat kepalanya dan menatap Yongri yang juga sedang menatapnya. Siwon dapat melihat dengan jelas guratan penyesalan di mata bening Yongri.

“Gwenchana.” Ucap Siwon dengan mengecup pelan bibir Yongri.

“Aku hanya ingin kau tau saja apa yang sedang kurasakan sekarang. Dan apa yang kurasakan itu belum tentu harus aku lakukan.” Lanjut Siwon dan mengeratkan pelukannya di pinggang Yongri.

“Wonnie..” Panggil Yongri.

“Apa?” Siwon menatap intens mata Yongri seraya menunggu apa yang hendak disampaikan oleh istrinya.

“Apa lebih baik aku berhenti kuliah saja?” Tanya Yongri yang berhasil membuat mata Siwon membulat sempurna.

“Kau gila? Bagaimana mungkin kau berpikir untuk berhenti kuliah? Tidak. Aku tidak setuju.” Tolak Siwon dengan tegas.

“Kenapa tidak? Toh, kuliah atau tidak kuliah itu sama saja untukku. Aku akan tetap jadi ibu rumah tangga, kan?” Ujar Yongri dengan tersenyum. Siwon menghela nafas panjang.

“Bukan itu yang jadi masalahnya, sayang. Bukan maksudku untuk membanggakan diriku, tetapi kau tentu tau begitu banyak orang yang mengenal aku sebagai pemimpin perusahaan yang bisa dibilang sangat terkenal. Mereka pun pasti akan ikut menilai orang-orang yang berada di dekatku, terutama kau yang menyandang status sebagai istriku. Darimana asalmu, bagaimana keluargamu, bagaimana kehidupanmu, dan juga pendidikanmu. Aku hanya tidak ingin mereka merendahkanmu jika kau menghentikan kuliahmu. Walaupun jika itu memang terjadi, aku pastinya tidak akan tinggal diam. Aku hanya takut perasaanmu yang terluka.” Jelas Siwon panjang lebar. Yongri tertegun mendengar penjelasan Siwon. Tidak pernah terlintas sedikitpun dipikirannya tentang apa yang disampaikan Siwon barusan. Mati-matian Siwon menjaga perasaannya, tetapi Yongri bahkan tidak memikirkan bagaimana jika orang-orang justru menganggap Siwon bodoh karena memilihnya sebagai istri. Semakin hari, Yongri merasa dirinya semakin egois. Ia hanya memikirkan perasaannya dan tidak memikirkan perasaan Siwon. Namja yang sangat dicintainya dan mencintainya.

Yongri mendorong pelan tubuh Siwon hingga berbaring dan kemudian ia berbaring di atas tubuh Siwon. Gadis mungil itu mengusap pipi Siwon dengan sayang. Mencoba memberikan kenyamanan pada Siwon.

“Kenapa aku sangat egois? Kenapa aku hanya memikirkan perasaanku sendiri dan tidak memikirkan perasaanmu?” Tanya Yongri lebih kepada dirinya sendiri.

“Kata siapa kau seperti itu?” Tanya Siwon balik sembari mengusap rambut panjang Yongri.

“Aku merasakannya.” Jawab Yongri.

“Tidak masalah untukku. Yang terpenting kau selalu menjaga perasaanmu untukku. Itu sudah lebih dari cukup.” Ujar Siwon. Yongri tersenyum dan meletakkan kepalanya tepat di atas dada Siwon. Mendengarkan suara detak jantung Siwon yang teratur dan menenangkan untuknya.

“Aku mencintaimu.” Kata Yongri.

“Aku tau.” Balas Siwon. Yongri menatap Siwon dengan kesal dan mencubit kuat perutnya.

“Akhh!!” Ringis Siwon.

“Apa seperti itu kata-kata yang harus kau keluarkan jika aku mengungkapkan perasaanku?” Yongri menggulingkan dirinya dari atas tubuh Siwon dan berbaring membelakanginya. Siwon tersenyum geli melihat sikap kekanakkan istrinya. Ia memeluk Yongri dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu kecil Yongri.

“I love you.” Bisik Siwon dan disambut senyuman lebar dari Yongri.

 

~~~

 

Siwon terus menggenggam erat tangan Yongri saat mereka mengelilingi Yangmingsan National Park. Taman yang terletak 30 menit perjalanan dari pusat kota ini harus menjadi pilihan nomor satu untuk berwisata jika sedang berada di Taiwan. Taman tersebut juga dikelilingi oleh tebing berbatu yang tinggi, padang rumput pegunungan serta danau yang tenang. Beruntung mereka mengunjungi taman ini dibulan Maret. Karena bunga sakura ditaman itu sedang bermekaran serta kebun bunga yang berwarna warni sedang memamerkan warna-warna terindahnya.

“Jinjja yeppeuda..” Kagum Yongri saat melihat keindahan kebun bunga. Mata gadis mungil itu terlihat berbinar-binar menyaksikan pemandangan didepannya.

“Udaranya juga sejuk.” Timpal Siwon sembari menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Tentu saja udara di sana sejuk, karena Yangmingsan National Park itu berada di dekat Gunung Shamao dan Gunung Qixing. Sehingga suasana pegunungan sangat kentara di area sekitar taman.

“Kita duduk disana saja.” Ujar Siwon sembari menunjuk sebuah tempat duduk di dekat kebun bunga. Yongri mengangguk kecil dan terus mengikuti langkah Siwon disampingnya. Keduanya duduk sembari menikmati pemandangan serta banyaknya orang yang berlalu lalang. Yongri hanya bisa menggeram dalam hati saat melihat banyak gadis yang menatap Siwon penuh kekaguman. Siwon sudah meyakinkan padanya bahwa tatapan gadis-gadis itu tidak pernah berpengaruh apapun pada Siwon. Namun sejujurnya Yongri tetap saja kesal saat ada gadis lain yang mengagumi Siwon. Beruntung Siwon tidak pernah melepas genggamannya dari awal mereka memasukki taman itu hingga sekarang. Itu cukup membuat Yongri tenang.

“Kau melamun?” Tanya Siwon sembari melepaskan genggamannya dan digantikan dengan rangkulan posesif pada bahu Yongri.

“Eo? Anieya. Bagaimana mungkin waktuku ditempat seindah ini hanya kuhabiskan untuk melamun?” Jawab Yongri dengan senyum manisnya.

“Ish. Jangan senyum seperti itu.” Ujar Siwon.

“Wae?” Protes Yongri.

“Laki-laki yang melihatnya akan langsung jatuh cinta padamu.”

“Cih! Kekanakkan.”

“Aku serius.”

“Lalu aku tidak boleh tersenyum?”

“Boleh, tetapi jika kita hanya berdua saja.”

“Kau sangat tidak lucu, Tuan Choi.” Dengus Yongri sembari memutar kedua bola matanya seolah jengah. Siwon terkekeh geli melihat wajah kesal Yongri.

“Apa tidak sebaiknya kita kembali ke hotel saja?” Tanya Siwon. Yongri menatap Siwon bingung.

“Belum ada 2 jam kita berada di sini dan kau mengajakku kembali ke hotel?” Yongri seolah tak percaya.

“Dihotel kita bisa menghabiskan waktu berdua. Kurasa di sana waktu kita tidak akan terbuang percuma seperti sekarang.”

“Shireo! Aku bosan berada di hotel. Disini lebih baik.” Tolak Yongri.

“Ayolah, sayang..” Bujuk Siwon manja.

“Annyeong..” Siwon dan Yongri serentak menoleh saat ada suara lain yang menginterupsi perdebatan mereka. Sepasang suami istri itu menatap seorang laki-laki di hadapan mereka dengan wajah bingung.

“Kalian orang Korea, kan?” Tanya laki-laki itu memastikan.

“Ne, ada apa?” Yongri balik bertanya.

“Ah senangnya bisa menemukan orang Korea disini. Perkenalkan, namaku Kim Jongwoon.” Ujar laki-laki itu sembari mengulurkan tangannya ke hadapan Yongri. Dengan ragu Yongri menyambut uluran tangan itu.

“Choi Yongri imnida.” Balas Yongri. Laki-laki bernama Jongwoon itu terus menatap Yongri dengan tangan keduanya yang masih saling bersalaman. Yongri tampak risih dan ingin menarik tangannya, tetapi ia merasakan tangan Jongwoon semakin erat di tangannya. Siwon yang melihatnya kontan kesal dan jengkel. Dengan sedikit paksa Siwon menepis tangan Jongwoon membuat laki-laki itu tersadar.

“Ah, maaf.” Ujar Jongwoon dan menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Sesaat kemudian Jongwoon mengulurkan tangannya ke hadapan Siwon. Dengan malas Siwon pun menyambut uluran tangan itu.

“Choi Siwon.”

“Eo? Laki-laki ini kakakmu, Yongri-ssi?” Tanya Jongwoon saat mendengar nama depan Siwon yang sama dengan nama depan Yongri.

“Bukan. Dia bukan kakakku.” Jawab Yongri.

“Oh. Baiklah kurasa itu tidak penting untukku. Boleh aku duduk disini?” Tanya Jongwoon sembari menunjuk tempat kosong tepat di samping Yongri. Yongri mencoba melirik Siwon yang ternyata sedang menatap Jongwoon dengan tajam.

“Tempat ini tempat umum, Jongwoon-ssi. Jadi tidak ada larangan jika kau ingin duduk.” Kata Yongri canggung. Jongwoon mengangguk dan duduk di samping Yongri, membuat Yongri otomatis mendekatkan dirinya pada Siwon.

“Sudah berapa lama kau disini? Dan tinggal dimana?” Tanya Jongwoon. Entah ini pertanyaan keberapa yang dilontarkannya pada Yongri.

“Baru 2 hari. Kami menginap di Grand Hyatt Hotel.” Jawab Yongri.

“Ah begitu rupanya. Aku sudah seminggu disini. Dan selama itu aku tidak memiliki teman sama sekali. Untunglah hari ini aku bisa bertemu kalian. Oh ya, aku tinggal di Caesar Park Hotel.” Dahi Siwon berkerut saat Jongwoon menyebut kata ‘kalian’. Karenya nyatanya sedari tadi laki-laki bernama Jongwoon itu menganggapnya tidak ada.

“Bagaimana jika kita makan siang bersama?” Tawar Jongwoon dengan senyum kecilnya. Siwon menghela nafas kasar dan berdiri dari duduknya dengan mengenggam tangan Yongri sehingga gadis mungil itu juga ikut berdiri.

“Kami harus pergi.” Kata Siwon datar. Jongwoon berdiri dari duduknya dan menatap Siwon dengan pandangan tidak suka.

“Pergi saja jika kau ingin pergi. Aku hanya mengajak Yongri-ssi untuk makan siang. Kalau kau tidak ikutpun, itu tidak masalah untukku.” Ucap Jongwoon santai. Siwon menggertakkan giginya mendengar ucapan Jongwoon. Ia melepaskan genggamannya pada Yongri dan mencengkram kaos Jongwoon membuat laki-laki itu sangat terkejut.

“Wonnie!”

“Dengarkan baik-baik, Jongwoon-ssi. Gadis yang kau ajak makan siang bersama itu, sudah memiliki suami. Dan suami dari gadis itu, adalah laki-laki yang sedang berada di hadapanmu sekarang!” Dapat terlihat dengan jelas mata Jongwoon yang melebar sempurna saat Siwon mengatakan bahwa ia adalah suami Yongri.

“Kuperingatkan kau untuk tidak menganggu istriku lagi, atau aku akan membuatmu tidak bisa kembali lagi ke Korea!” Ancam Siwon dan segera melepaskan cengkramannya pada kaos Jongwoon. Siwon menatap tajam Jongwoon sebelum akhirnya menarik Yongri untuk meninggalkan taman yang memang membuatnya bosan sedari tadi.

 

 

 

Yongri menatap Siwon yang sedang memejamkan matanya di atas tempat tidur. Setelah kepulangan mereka dari Yangmingsan National Park tadi, Siwon tidak mengajak Yongri berbicara sama sekali. Yongri menghela nafas panjang sebelum akhirnya ikut berbaring di atas tempat tidur. Yongri merasa ia tidak bersalah, tetapi tetap saja perasaan takut menghantuinya. Akhirnya Yongri lebih memilih berbaring dengan posisi membelakangi Siwon.

Tubuh Yongri sedikit tersentak saat merasakan Siwon memeluknya dari belakang. Pelukan yang sangat erat. Yongri mengusap tangan Siwon yang melingkar diperutnya.

“Aku benar-benar ingin membunuh laki-laki bernama Jongwoon itu.” Gumam Siwon. Yongri tersenyum kecil.

“Lalu kenapa tidak membunuhnya?” Timpal Yongri.

“Kau mau mempunyai suami seorang pembunuh?” Tanya Siwon.

“Tentu saja tidak. Jika kau memang menjadi seorang pembunuh, maka aku hanya perlu menceraikanmu dan mencari suami baru.” Ujar Yongri bermaksud menggoda Siwon.

“Jinjja, Choi Yongri!! Perasaanku sedang kesal dan kau bukannya membujukku malah semakin membuatku kesal.” Gerutu Siwon dan melepaskan pelukannya. Yongri membalikkan badannya dan menatap Siwon.

“Siapa yang membuatmu kesal? Aku? Kenapa harus aku yang membujukmu?” Ujar Yongri yang menjadi ikut kesal. Siwon mendengus sembari tersenyum sinis.

“Kau tidak sadar sudah membuatku kesal?”

“Kapan aku melakukannya?”

“Saat bersama Jongwoon tadi. Kenapa kau tidak mengatakan padanya bahwa kau sudah memiliki suami? Kenapa kau biarkan dia duduk disebelahmu? Kenapa kau membiarkan dia memegang tanganmu dalam waktu yang cukup lama?” Siwon mengeluarkan kekesalannya yang sedari tadi dipendamnya.

“Kenapa kau malah menyalahkanku? Bukankah sudah kukatakan bahwa itu tempat umum dan tidak ada larangan untuk siapapun jika ingin duduk? Dan, kata siapa aku membiarkannya memegang tanganku dalam waktu yang cukup lama? Dia hanya ingin berkenalan denganku!”

“Ohh,, jadi kau senang berkenalan dengannya?!”

“Aku tidak mengatakan seperti itu!”

“LALU APA?!” Teriak Siwon yang membuat Yongri terkejut. Yongri menatap Siwon dengan matanya yang berkaca-kaca.

“Terserah!” Yongri kembali membalikkan badannya dan menarik selimut untuk menutupi seluruh badannya hingga ke kepala. Tak berapa lama terdengar isakan kecil dari mulut Yongri. Siwon hanya diam mendengar Yongri menangis. Egonya terlalu besar untuk menenangkan istrinya itu.

 

~~~

 

Siwon terbangun dari tidurnya dan tidak menemukan Yongri disebelahnya. Ia langsung mengambil posisi duduk dan mengedarkan pandangannya. Siwon bernafas lega saat melihat Yongri sedang berdiri membelakanginya di dekat jendela. Gadis mungil itu sudah mandi dan memakai pakaian seadanya. Kaos berwarna putih dan celana pendek sebatas paha.

“Sedang apa disana?” Tanya Siwon dengan suara seraknya. Yongri hanya diam saja tanpa niatan menjawab pertanyaan Siwon.

“Yongri-ya..”

“Tidak usah mengajakku bicara.” Ucap Yongri ketus tanpa menatap Siwon. Siwon menghela nafas panjang dan berjalan mendekati yongri. Namun langkahnya terhenti saat mendengar ada yang menekan bel kamarnya. Siwon menoleh dan memperhatikan pintu kamarnya dengan bingung. Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini? Apa layanan hotel? Baru saja Siwon hendak membukakan pintu ketika tiba-tiba Yongri sudah lebih dulu berjalan. Mata Siwon dan Yongri sama-sama terbelalak saat melihat siapa yang datang.

“Jongwoon-ssi.” Gumam Yongri.

“Annyeong.” Sapa Jongwoon sembari tersenyum.

“A–apa yang kau lakukan disini?” Tanya Yongri yang masih terkejut.

“Aku ingin mengajak kalian sarapan bersama. Sekaligus aku ingin minta maaf pada suamimu atas kejadian kemarin.” Jawab Jongwoon. Jongwoon menatap Siwon dengan enggan.

“Maafkan aku atas sikap lancangku kemarin, Siwon-ssi. Aku tidak tau jika kalian adalah suami istri.” Kata Jongwoon. Siwon tidak menanggapinya sama sekali.

“Maka dari itu, aku ingin menebusnya dengan mentraktir kalian. Kalian mau, kan?” Tanya Jongwoon. Yongri dan Siwon sama-sama terdiam.

“Tetapi…sepertinya Siwon-ssi belum mandi. Baiklah, aku akan menunggu.” Kata Jongwoon lagi.

“Tidak usah. Dia tidak akan ikut. Kita saja yang pergi.” Ujar Yongri tiba-tiba. Siwon dan Jongwoon sama-sama menatap Yongri. Jongwoon yang mendengarnya kontan terkejut sekaligus senang. Berbeda dengan Siwon yang tampak kesal dan marah.

“Ayo.” Yongri segera keluar dari kamarnya. Jongwoon menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal dan mengikuti langkah Yongri. Pintu kamar mereka tertutup dengan sendirinya, meninggalkan Siwon yang masih berdiri seperti patung.

“Brengsek!!” Umpatnya.

 

 

 

Yongri dan Jongwoon mengunjungi National Palace Museum setelah mereka menyantap sarapan pagi. Tidak ada pembicaraan yang berarti selama mereka pergi bersama. Yongri sendiri tidak terlalu menganggap ada mengenai kehadiran Jongwoon. Yongri tidak tau apa-apa mengenai negara Taiwan. Dan ia tidak mungkin jalan-jalan sendirian. Setidaknya, dengan adanya Jongwoon ia tidak akan tersesat di negara ini.

National Palace Museum merupakan museum yang sangat terkenal karena memiliki koleksi barang-barang antik yang tak ternilai harganya. Barang-barang antik tersebut berasal dari Cina dan Taiwan sendiri. Koleksi dari Cina dapat dimiliki oleh Taiwan karena Taiwan dipilih sebagai tempat untuk menyelamatkan benda-benda seni dari Cina pada saat perang Sino-Jepang dan perang saudara di Cina. Koleksinya antara lain, berbagai macam pahatan giok dan pahatan perahu yang dibuat dengan sebutir biji zaitun sebagai bahannya.

Lagi-lagi Yongri tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya saat mengelilingi National Palace Museum. Barang antik dimana-mana dan membuat tangan Yongri gatal untuk menyentuhnya. Sayangnya semua barang antik itu berada di sebuah kaca bening yang besar. Yongri hanya bisa mengaguminya dari jauh tanpa bisa memegang.

“Indah sekali, bukan?” Tanya Jongwoon yang dibalas anggukan dari Yongri.

“Aku ingin sekali memiliki satu dari barang-barang antik itu.” Gumam Yongri.

“Kita bisa membelinya di pasar malam.” Kata Jongwoon.

“Benarkah?” Yongri tampak tidak percaya.

“Tentu saja. Kalau kau mau, kita bisa ke sana nanti malam.” Jongwoon menunjukkan senyum kekanakkannya.

“Kau tau tempatnya?” Tanya Yongri. Jongwoon mengangguk.

“Bagaimana bisa kau tau tempat-tempat wisata di Taiwan ini? Bukankah kau disini juga hanya liburan? Sendirian lagi.” Jongwoon tersenyum kecil mendengar kebingungan Yongri.

“Aku sudah pernah ke tempat ini tahun lalu. Makanya aku bisa tau tempat-teman wisata disini.”

“Lalu, jika kau sudah pernah ke tempat ini, kenapa kau memilih kembali ke sini?” Tanya Yongri.

“Tidak ada alasan yang pasti. Hanya ingin saja.” Jawab Jongwoon.

“Ahh begitu rupanya.”

“Oh ya, boleh aku bertanya sesuatu?” Tanya Jongwoon. Yongri menatap Jongwoon dan mengangguk ragu.

“Kau..kau sedang bertengkar dengan suamimu?”

“Eo? Ka–kata siapa?”

“Aku hanya melihat dari sikap kalian tadi pagi.” Ujar Jongwoon. Yongri tersenyum kaku dan mengalihkan pandangannya.

“Perasaanmu saja.” Kilah Yongri. Jongwoon mengangguk-angguk mengerti.

“Baiklah, ayo kita lanjutkan saja jalan-jalannya.” Kata Jongwoon mengalihkan pembicaraan. Yongri mengangguk dan mereka kembali mengelilingi National Palace Museum.

 

 

 

Pasar Malam Xuaxi yang ramai menyambut kehadiran Jongwoon dan Yongri saat mereka sampai disana. Wangi makanan juga menyebar kemana-mana membuat perut Yongri menjadi lapar. Benar-benar mencerminkan suasana pasar karena disana sini semua orang berjualan dengan berbagai macam barang serta makanan.

“Tetaplah berada didekatku, pasar ini ramai sekali dan jangan sampai kita terpisah.” Pesan Jongwoon. Yongri mendongak menatap Jongwoon dan mengangguk kecil. Seharusnya ia ke tempat ini bersama Siwon. Ia bisa berpegangan tangan dengan Siwon dan tidak perlu takut berpisah dengan laki-laki itu. Jongwoon dan Yongri mulai mengelilingi pasar malam. Begitu banyak makanan serta barang-barang antik yang menarik perhatian Yongri. Namun gadis mungil itu sadar, bahwa sedari tadi ia tidak membawa uang. Bahkan saat sampai di Taiwan pertama kali, ia tidak membawa uang dollar sama sekali. Karena hanya Siwon yang membawa, dan ia juga tidak pernah terpikir akan bertengkar dengan Siwon sehingga menyebabkannya harus berjalan-jalan dengan laki-laki lain, bukan suaminya. Yongri hanya mampu menghela nafas panjang.

“Apa setiap malam pasar ini selalu ramai?” Tanya Yongri. Cukup lama Yongri menunggu jawaban yang tak kunjung keluar dari Jongwoon. Saat Yongri menoleh, ia tidak menemukan Jongwoon disampingnya. Yongri segera mengedarkan pandangannya kesana kemari mencari keberadaan Jongwoon. Namun ia tidak melihat sosok itu sama sekali. Sepertinya tadi Yongri banyak melamun hingga tidak sadar jika Jongwoon tidak lagi berada disampingnya. Perasaan takut mulai menghampiri Yongri. Ia benar-benar tidak tau jalan pulang ke hotel. Dan Jongwoon sekarang tidak tau dimana. Yongri terus berjalan menyusuri pasar malam sembari mencari keberadaan Jongwoon. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca dan kakinya yang terasa lemas.

“Eottohke??” Gumamnya takut. Yongri masih terus memaksakan kakinya untuk berjalan hingga akhirnya ia tidak sanggup lagi. Yongri bersandar di dinding dan tubuhnya merosot begitu saja. Ia memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya. Tangisnya pecah karena rasa takut dan panik. Seharusnya ia tidak pergi kesini. Seharusnya ia pergi bersama Siwon.

“Wonnie, aku takut.” Lirih Yongri. Orang-orang yang berlalu lalang menatap Yongri dengan pandangan aneh. Namun tidak satupun diantara mereka mau mendekati Yongri dan bertanya apa yang terjadi pada gadis itu.

“Yongri-ya..” Yongri masih terus menangis dan semakin mengeratkan pelukan pada kakinya.

“Choi Yongri!” Yongri mendongak dan mendapati Siwon sedang berjongkok dihadapannya.

“Wonnie…” Ada rasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Bagaimana Siwon bisa ada disini dan menemukannya? Namun Yongri tidak mau menghabiskan waktunya dengan berpikir dan langsung memeluk Siwon dengan erat.

“Aku takut, Wonnie..” Ujar Yongri. Siwon mengusap punggung Yongri dengan pelan.

“Tidak perlu takut. Ada aku disini.” Kata Siwon menenangkan.

“Kita kembali ke hotel.” Bisik Siwon sembari membantu Yongri berdiri.

“Akhh..” Yongri meringis saat merasakan kakinya sakit. Sepertinya kakinya terluka karena terlalu banyak berjalan mencari Jongwoon tadi.

“Kenapa?” Tanya Siwon.

“Kakiku sakit.” Jawab Yongri sembari berpegangan pada Siwon.

“Yongri-ssi.. Hhh..” Gerakan Siwon yang hendak menggendong Yongri terhenti saat mendengar suara Jongwoon. Yongri dan Siwon sama-sama menatap Jongwoon yang terlihat lelah. Bagaimana tidak lelah? Laki-laki itu berlari kesana kemari mencari keberadaan Yongri. Ia bersyukur bisa menemukan Yongri.

 

BUKK!!

 

Tubuh Jongwoon tersungkur dengan sudut bibirnya yang berdarah. Ia menatap Siwon yang baru saja menghadiahkannya dengan pukulan keras.

“Kenapa kau memukulku?” Tanya Jongwoon tidak terima.

“Jangan pernah mengajak istriku pergi jika kau tidak bisa menjaganya.” Ujar Siwon dingin. Siwon segera menggendong Yongri dan meninggalkan Jongwoon serta beberapa orang yang menyaksikan pertengkaran kecil tadi. Jongwoon hanya bisa menatap punggung Siwon yang semakin lama semakin menjauh.

 

 

 

“Maafkan aku.” Ujar Yongri menghentikkan gerakan Siwon yang sedang mengobati luka kecil di kakinya. Hanya sebentar karena setelahnya Siwon kembali melanjutkan kegiatannya.

“Istirahatlah.” Kata Siwon setelah usai mengobati kaki Yongri. Siwon membantu Yongri berbaring dan tidak lupa menyelimutinya. Setelah itu Siwon juga ikut berbaring di samping Yongri.

“Bagaimana kau bisa menemukanku di sana?” Tanya Yongri. Siwon menghela nafas.

“Aku hanya mengkhawatirkanmu karena kau belum juga pulang hingga malam hari. Aku mengecek dimana kau berada dari GPS yang ada di ponselmu. Sama seperti saat aku menemukanmu ketika di rumah Donghae dulu. Saat tau kau berada di pasar malam, rasa khawatirku semakin menjadi. Pasar malam biasanya sangat ramai dan aku takut terjadi sesuatu padamu, hingga akhirnya aku memutuskan untuk ke sana. Dan ternyata benar, sesuatu terjadi denganmu.” Jelas Siwon membuat Yongri semakin merasa bersalah. Yongri memeluk Siwon dan menyembunyikan wajahnya di bahu kokoh Siwon.

“Maafkan aku. Seharusnya aku tidak pergi bersama Jongwoon.” Sesal Yongri.

“Seharusnya kau tau bahwa tidak ada laki-laki manapun yang bisa menjagamu seperti bagaimana aku menjagamu.” Kata Siwon.

“Aku salah.” Sahut Yongri. Siwon melingkarkan tangannya disekitar bahu Yongri, membalas pelukan gadis itu.

“Aku juga salah. Tidak seharusnya aku membiarkan kau pergi bersama laki-laki itu. Tidak seharusnya aku marah-marah padamu kemarin. Dan tidak seharusnya aku mementingkan egoku sendiri.” Ucap Siwon.

“Dan bolehkan aku mengatakan satu lagi kebodohanmu hari ini?” Tanya Siwon yang berhasil membuat Yongri mendongak dan mendengus kecil.

“Apa?”

“Kenapa tidak menggunakan ponselmu untuk menghubungiku dan malah menangis disana?” Yongri terdiam sebentar mendengar kata-kata Siwon. Siwon benar, seharusnya ia menggunakan ponsel yang memang dibawanya. Bukannya malah menangis dan berharap Siwon bisa menemukannya. Untung saja harapannya itu dikabulkan oleh Tuhan.

“Saat itu aku panik. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Aku takut sekali tidak bisa pulang.” Yongri mencoba membela diri.

“Panik pun kau tetap harus sedikit pintar, Nyonya Choi.” Cibir Siwon.

“Sudahlah. Aku tidak mau membahasnya lagi.” Keluh Yongri.

“Arraseo.. Hahhhh,, seharian tidak bersamamu aku benar-benar merindukanmu.” Siwon mengeratkan pelukannya pada Yongri.

“Aku juga.” Balas Yongri.

“Wonnie..” Panggil Yongri.

“Ne?”

“Mulai besok kau harus membagi sedikit uang dollar yang ada di dompetmu itu padaku.” Kata Yongri.

“Untuk apa?”

“Saat di pasar malam tadi, banyak sekali barang yang ingin kubeli. Tetapi aku tidak punya uang sama sekali. Kalau nanti aku ingin membeli barang dan kau tidak ada disampingku, maka aku bisa membelinya dengan uang darimu.”

“Eish, kau pikir aku akan membiarkanmu pergi sendiri lagi tanpa diriku?”

“Ah ya benar juga.” Gumam Yongri. Siwon tersenyum kecil dan mengecup singkat bibir Yongri.

“Tidurlah. Bukankah hari ini melelahkan sekali untukmu?” Ujar Siwon lembut. Yongri mengangguk.

“Selamat malam, suamiku.”

“Selamat malam juga, istriku.”

 

~~~

 

Menara Taipei 101, siapa yang tidak mengenal gedung pencakar langit yang terletak di pusat kota Taipei ini? Sesuai namanya, menara ini memiliki 101 lantai, tetapi pengunjung hanya bisa menaikinya hingga lantai 91 untuk melihat pemandangan kota Taipei dengan ketinggian 509 meter. Mengunjunginya ketika malam hari, menambah keindahan yang akan disuguhkan dari sana.

“Bagaimana kita bisa sampai ke atas sana?” Tanya Yongri bingung. Siwon tersenyum kecil.

“Tentu saja naik lift.” Jawab Siwon.

“Lift? Uuhh,, harus menghabiskan waktu berapa lama untuk kita sampai di atas? Lebih baik pulang saja.” Kata Yongri yang siap berbalik namun dengan cepat Siwon menahannya.

“Liftnya bukan lift biasa yang kau temukan di apartemen atau di kantor, sayang.” Ujar Siwon.

“Lalu?”

“Lift yang mereka sediakan, merupakan lift tercepat di dunia yang memecahkan Guinnes World of Record. Hanya dalam waktu 37 detik, kita bisa sampai pada lantai 89.” Jelas Siwon.

“Benarkah?” Mata Yongri membulat sempurna. Membuat Siwon tersenyum geli melihat wajah lucu sang istri.

“Untuk apa aku berbohong. Ayo kita ke atas!” Siwon menarik pelan tangan Yongri dan mengajaknya memasukki Menara Taipei 101. Seperti yang dikatakan Siwon tadi, lift bergerak dengan cepat untuk ke atas. Membuat Yongri mencengkram lengan Siwon dengan erat karena takut jatuh. Begitu pintu lift terbuka dan mereka sampai di lantai 91, sebuah ruangan berlapis kaca bening menyambut mereka. Tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari pemandangan diluar sana, Yongri berjalan perlahan mendekati kaca tersebut. Ia benar-benar dibuat takjub oleh keindahan kota Taipei dengan lampu warna warni.

“Benar-benar indah.” Gumamnya.

“Kau senang?” Tanya Siwon sembari memeluk Yongri dari belakang. Siwon mengecup lama pipi kanan Yongri dan setelah itu ikut menikmati keindahan kota Taipei di malam hari.

“Sangat senang.” Jawab Yongri.

“Bagaimana kau bisa tau tempat ini, Wonnie?” Tanya Yongri penasaran.

“Aku pernah ke tempat ini saat masih SMA.” Jawab Siwon.

“Bersama seorang wanita?”

“Ani. Bersama teman-temanku. Kau bisa tanya pada Seunghyun, karena waktu itu dia juga ikut.”

“Aku percaya.” Kata Yongri.

“Saat melihat tempat ini untuk pertama kalinya, aku sudah bertekad akan mengajak gadis yang kucintai ke tempat ini suatu saat nanti. Aku lega karena bisa mewujudkannya.”

“Lalu, aku gadis keberapa?” Tanya Yongri asal.

“Tentu saja yang pertama. Selama hidupku, kekasihku satu-satunya adalah kau. Bahkan kau sekarang sudah menjadi istriku. Maka tidak akan pernah ada gadis lain.” Yongri tersenyum senang mendengar kata-kata Siwon. Ia membalikkan badannya dan menatap Siwon yang sedang tersenyum. Saat melihat kesekeliling, Yongri terkejut bukan main dan langsung menyembunyikan wajahnya di dada Siwon. Ia merasakan wajahnya memanas.

“Kau kenapa?” Tanya Siwon bingung.

“Kau lihat di sana.” Bisik Yongri sembari menunjuk sesuatu di belakang Siwon. Siwon mengikuti kata-kata Yongri dan melihat ada apa. Sesaat kemudian senyum geli tergambar jelas di bibir Siwon.

“Kau baru lihat sekarang?” Tanya Siwon. Yongri mendongak sedikit dan menatap Siwon dengan pandangan bertanya.

“Sejak kita menginjakkan kaki di lantai ini, mereka sudah ada.” Kata Siwon. Yongri kembali menundukkan kepalanya dan berpikir. Benarkah seperti itu? Apa ia terlalu takjub dengan keindahan kota Taipei hingga tidak sadar bahwa ada banyak pasangan kekasih yang sedang mencurahkan rasa cinta mereka melalui sebuah pelukan dan ciuman?

“Bagaimana mungkin mereka melakukannya ditempat seperti ini?” Gumam Yongri pelan namun terdengar jelas di telinga Siwon.

“Memangnya kenapa?” Tanya Siwon sembari mendorong pelan tubuh Yongri hingga bersandar pada kaca.

“Kau mau apa?! Jangan macam-macam!” Suara Yongri terdengar sarat akan ancaman.

“Hanya ingin melakukan seperti yang mereka lakukan.” Ujar Siwon dan langsung menyambar bibir Yongri dengan pelan. Yongri mencoba melepaskan ciuman Siwon. Gadis itu sangat tidak mau jika berciuman di tempat umum seperti ini. Namun Siwon memegang kuat rahangnya hingga kepalanya tidak bisa bergerak sama sekali. Lama kelamaan Yongri terbawa suasana hingga tanpa sadar membalas ciuman Siwon. Siwon tersenyum kecil di sela-sela kegiatannya melumat bibir Yongri. Ia tidak lagi memegang rahang Yongri, melainkan memeluk erat pinggang gadis itu. Ciuman Siwon semakin dalam dan menuntut. Siwon bahkan lupa jika mereka saat ini tengah berada di tempat umum. Ia pun tidak peduli jika orang-orang disekitar akan melihat mereka. Justru ia bersyukur dengan itu, ia ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa Yongri adalah istrinya. Gadis yang sedang diciumnya saat ini adalah miliknya.

 

~~~

 

“Yakin tidak ada yang teringgal?” Tanya Siwon saat mereka akan keluar dari kamar hotel. Hari itu mereka akan kembali ke Korea setelah hampir seminggu mereka menghabiskan waktu di Taiwan.

“Sepertinya sudah semua.” Jawab Yongri sembari menatap kesekelilingnya.

“Rasanya tidak ingin pulang.” Yongri menatap Siwon dengan polos.

“Kenapa?”

“Jika sudah kembali ke Korea aku akan kembali kuliah. Malas sekali rasanya.” Keluh Yongri. Siwon tersenyum dan merangkul Yongri.

“Bilang saja ingin menghabiskan waktu berdua denganku seperti semalam.” Goda Siwon. Yongri memukul pelan dada Siwon.

“Jika kau berani menciumku ditempat umum sekali lagi, aku benar-benar akan membunuhmu. Arraseo?!” Ancam Yongri.

“Jika sudah menemukan cara untuk membunuhku, beritau aku, ya. Saat itu aku akan menciummu.” Siwon masih terus menggoda Yongri.

“Aku membencimu, Wonnie!!” Yongri mendorong kuat badan Siwon menghentakkan kakinya keluar dari kamar.

“Aku mencintaimu, sayang!!” Siwon tersenyum geli dan ikut keluar sembari menarik koper mereka.

 

 

-Seoul, Korea Selatan-

Siwon dan Yongri memasukki rumah kediaman Tuan Choi -ayah Siwon- saat pelayan membukakan pintu. Yongri berjalan di depan Siwon dengan wajah cemberut. Masih kesal dengan godaan Siwon saat di Taiwan beberapa jam yang lalu.

“Kalian sudah pulang.” Nyonya Choi menyambut kedatangan mereka dan langsung memeluk Yongri serta Siwon.

“Bagaimana bulan madu kalian? Apa mengasikkan?” Tanya Nyonya Choi.

“Sangat, eomma.” Jawab Siwon dengan tersenyum. Nyonya Choi ikut tersenyum dan menatap Yongri.

“Kau kenapa, sayang? Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?” Tanya Nyonya Choi bingung. Yongri tidak menjawab dan hanya melirik Siwon dengan kesal.

“Aku ke atas dulu, eommonim.” Pamit Yongri dan segera ke atas. Siwon lagi-lagi tersenyum geli sedangkan Nyonya Choi menatap Siwon dengan garang.

“Kau yang membuatnya seperti itu?” Tanya Nyonya Choi yang terdengar seperti menebak. Siwon menggeleng dengan polos.

“Apa yang kau lakukan pada menantuku, huh? Katakan padaku!!” Nyonya Choi memukul punggung Siwon dengan keras.

“Akhh..akkhhh!! Eomma, sakit!! Akkhh!!” Jerit Siwon mencoba menghindari pukulan Nyonya Choi.

“Katakan dulu apa yang kau lakukan pada Yongri.” Nyonya Choi masih terus memukul Siwon.

“Tidak…akhh..ada.. Eomma!! Aakkhh.. Aku sudah dewasa, eomma!! Kenapa kau terus memukulku..? Akhh!!”

“Hahahahahaha!!!” Tiba-tiba terdengar tawa Yongri dari arah tangga. Siwon menatap Yongri dengan kesal karena ditertawakan.

“Sayang!! Katakan pada eomma bahwa aku tidak melakukan apapun padamu.” Ujar Siwon dengan nada memohon.

“Ani. Siwon terus mengangguku saat di Taiwan, eommonim. Dia selalu membuatku kesal.” Kata Yongri.

“Itu yang kau bilang tidak melakukan apa-apa?” Nyonya Choi kembali memukul Siwon.

“Eomma.. Akhhh!! Yongri tolong aku!! Akkkhh!! Eomma, geumanhae!! Yongri, aku akan menghabisimu nanti malam. Aakkhh!!”

“Eommonim, dia mengancamku!!”

“Anak nakal! Rasakan ini!”

“AAAAKKKHHHH!!”

“HAHAHA..”

~~~

–END

Commentnya jangan lupa ya 😀

Ditunggu cerita selanjutnya^^ gomawo 😀

88 thoughts on “Our Honeymoon (Our Wedding-Sequel)

  1. Waahhh biarpun lagi bulan madu ada aja berantemnya wakakaka. Wew ada jongwoon.. katanya kesepian wakaka kasiannn.
    honeymoonnya bentar amatt kurang lama wkwkwk..

    Nice job thor^^

  2. “Dan bolehkan aku mengatakan satu lagi kebodohanmu hari ini?” Tanya Siwon.
    .
    issshhh aku greget banget waktu siwon bilang gini tapi iya ada bener juga sih.. bawa handphone gak dipakek malah nangis nangis.. Oh ya eonni aku suka sequel yang ini. menambah sedikit wawasan tentang Taipei-Taiwan.. daebbak! alurnya kerasa nyata banget kayak bukan imajinasi.. hm.. jadi pingin bulan madu sama siwon tapi ke venice, italy ^_^

  3. Haduuhhh kasian siwon dpukul2 sm eommanya wkwkwkwk…
    Bahkan ketika honeymoon pun ad pengganggunya,, hadeehhh,,, pasangan ini bener2 penuh liku2…

  4. Rada kesel sama jongwoon >.<
    Tapi berterimakasih bgt waktu dia gasengaja terpisah sama yongri di pasar malam. Coba kalo gak, siwon-yongri bakalan terus-terusan marahan pasti 😀

  5. sempet sebwl sama yongri
    bisa bisa marah sama siwon trus pergi sama cowok lain dan baru dikenal
    coba kalo siwon bgtu pastibyongri marah besar. tega bngt
    untung aja siwon segera nyariin dan ketemu coba kalo gak ktmu bye bye deh yongri
    siwon yg sabar yaa ngadepin yongri yg nyebelin hehehe 😀

Leave a reply to vira Cancel reply